Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Ruang Tokoh · 18 Feb 2024 01:22 WIB ·

Ibn Battuta Sang Penjelajah


 Ibn Battuta Sang Penjelajah Perbesar

Oleh: Anis Faikatul Jannah

Ibn Battuta, yang lengkapnya bernama Abu Abdullah Muhammad ibn Abdullah al-Lawati al-Tanji ibn Battuta, adalah seorang penjelajah Muslim terkenal yang hidup pada abad ke-14. Ia lahir pada tahun 1304 Masehi di Tangier, Maroko. Ibn Battuta dikenal karena perjalanannya yang luas ke berbagai belahan dunia, yang mencakup hampir semua wilayah Muslim dan beberapa negara non-Muslim di Asia, Afrika, dan Eropa.

Pendidikan Ibn Battuta dimulai di Tangier, di mana ia belajar Al-Qur’an dan ilmu agama Islam. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Fez, sebuah pusat keilmuan terkenal pada masanya, di mana ia mempelajari hukum Islam, teologi, dan ilmu-ilmu lainnya yang relevan. Pada usia yang relatif muda, sekitar 21 tahun, Ibn Battuta memulai perjalanan panjangnya yang pertama.

Pada tahun 1325, ia meninggalkan kampung halamannya dan memulai perjalanan haji ke Mekah, yang merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Namun, perjalanan haji Ibn Battuta tidak berakhir di Mekah. Setelah menunaikan ibadah haji, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan yang lebih jauh, dan ini menjadi awal dari petualangan luar biasa seumur hidupnya.

Selama 30 tahun berikutnya, Ibn Battuta melakukan perjalanan ke berbagai bagian dunia Islam, termasuk wilayah-wilayah yang sekarang termasuk Maroko, Aljazair, Tunisia, Mesir, Palestina, Suriah, Arab Saudi, Yaman, Oman, Iran, Irak, Turki, Uzbekistan, India, Pakistan, Maladewa, Sri Lanka, dan Bangladesh.

Ia juga menjelajahi sebagian dari Afrika Timur dan bagian dari Eropa Selatan. Ibn Battuta mencatat pengalaman dan pengamatannya selama perjalanannya dalam sebuah buku berjudul “Rihlah” atau “Perjalanan.” Karyanya ini memberikan gambaran yang luar biasa tentang kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan politik di berbagai wilayah yang ia kunjungi.

Meskipun terkenal karena perjalanannya yang epik, sedikit yang diketahui tentang detail kehidupan Ibn Battuta setelah ia kembali dari perjalanannya. Diyakini bahwa ia menetap di Maroko dan kemungkinan meninggal di sana, meskipun tanggal pasti kematiannya tidak diketahui. Namun, warisannya sebagai seorang penjelajah dan penulis terus dihargai dan mempengaruhi pemikiran dan penelitian di bidang sejarah dan geografi. Ibn Battuta dianggap sebagai salah satu penjelajah terbesar dalam sejarah manusia.

Artikel ini telah dibaca 23 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ibnu Khaldun: Menyelami Samudera Lautan Kedamaian

30 April 2024 - 14:14 WIB

Warisan Pemikiran R.A. Kartini dalam Memperjuangkan Emansipasi dan Pemberdayaan Perempuan

28 April 2024 - 11:01 WIB

Implementasi Semangat Kartini bagi Perempuan dan Akses Pendidikan di Era Digital

25 April 2024 - 23:33 WIB

Gus Dur Bapak Humanisme di Indonesia

23 Maret 2024 - 12:08 WIB

Syeikh Abdul Qadir al-Jilani: Pemersatu Umat Islam dalam Cahaya Spiritualitas

15 Maret 2024 - 13:00 WIB

Kisah Bullying yang Dialami Nabi Yusuf Di Masa Kecil

29 Februari 2024 - 14:21 WIB

Trending di Ruang Tokoh