Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 30 Apr 2024 10:58 WIB ·

Timnas Indonesia U-23: Kalah Dalam Pertandingan, Menang Dalam Mempersatukan Perbedaan Pilihan


 Timnas Indonesia U-23: Kalah Dalam Pertandingan, Menang Dalam Mempersatukan Perbedaan Pilihan Perbesar

Oleh: Ahmad Fuad Akbar

Pemilu 2024 yang baru saja berlalu meninggalkan gejolak politik yang cukup mengkhawatirkan. Tensi perpecahan di masyarakat masih terasa memanas akibat perbedaan pandangan dan dukungan terhadap capres-cawapres yang berkontestasi. Putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa hasil Pemilu pun tak langsung meredam tensi tersebut. Polemik dan kecurigaan masih bergulir, menyisakan kekhawatiran akan perpecahan bangsa yang lebih dalam lagi.

Di tengah situasi kritis seperti ini, sepak bola bisa menjadi pemersatu yang amat efektif. Olahraga yang digandrungi seluruh lapisan masyarakat ini memiliki daya pikat lintas suku, agama, ras, dan golongan. Hal ini terbukti dari antusiasme publik pada Perempat Final Piala Asia 2024. Kemenangan Indonesia atas Korea Selatan pada laga penentu yang berlangsung Jumat (26/4/2024), jam 00.30 WIB, di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar disambut euforia luar biasa.

Ketika tim nasional Indonesia bertanding, kita semua larut dalam euforia yang sama, mendukung dengan semangat yang sama, tanpa memandang latar belakang pilihan, entah itu 01, 02, ataupun 03. Seolah perbedaan beberapa waktu lalu sirna dengan kado manis berupa kemenangan yang diraih melalui pertandingan yang cukup apik, panjang, menegangkan dan drama adu penalty yang membuat seluruh pemirsa gigit jari. Tak kurang dari 92% masyarakat Indonesia menontonnya, baik di stadion, rumah, atau tempat-tempat nonton bareng (surveynasional.id, 2024).

Meski kemudian pada laga berikutnya melawan Uzbekistan di stadion yang sama, Timnas tersingkir dengan skor 0-2. Namun kebulatan tekad untuk mendukung skuad Garuda tetap terjaga. Bahkan di sejumlah sudut kota masih diselenggarakan nonton bareng yang menghadirkan spektrum masyarakat dari berbagai latar belakang.

Data tersebut sekali lagi membuktikan bagaimana sepak bola mampu mempersatukan seluruh elemen bangsa. Ketika 275 juta lebih penduduk Indonesia larut dalam semangat yang sama, perpecahan akan sirna untuk sesaat. Kebersamaan, kegembiraan, serta kekerabatan yang terjalin dari momen-momen seperti itu membangun kembali rasa persaudaraan dan kebangsaan yang mungkin sempat tertampar gara-gara hiruk-pikuk perbedaan pilihan politik.

Pemerintah dan pihak terkait kiranya bisa memanfaatkan momen-momen serupa untuk lebih memupuk kebhinnekaan pasca Pemilu 2024. Pertandingan tim nasional, baik di level senior maupun usia muda, juga bisa dijadikan ajang pemersatu bangsa yang efektif.

Tentu saja, sepak bola tak bisa memecahkan akar permasalahan bangsa ini. Namun setidaknya, dengan menjadikan sepak bola sebagai elemen pemersatu bangsa, kita bisa sedikit menurunkan tensi perpecahan dan mulai menyusun kembali puzzle kerukunan yang sempat terpecah belah. Dengan kebhinnekaan yang solid, segala permasalahan bangsa akan lebih mudah untuk diselesaikan.

 

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Keseimbangan Nurani Kunci Menjadi Seorang Sufi Hakiki

12 Mei 2024 - 11:27 WIB

Musim Pancaroba: Pesan untuk Santri

30 April 2024 - 00:12 WIB

Segera! Sekolah Damai Duta Damai Santri Jatim Bakal Digelar di Pesantren Blokagung Banyuwangi

27 April 2024 - 14:24 WIB

Fenomena Waithood: Perempuan Tunda Menikah Bukanlah Sebuah Kegagalan

25 April 2024 - 23:36 WIB

Kejebak Macet saat Mudik: Potensi Menyebabkan Stres di Perjalanan Lebaran

23 April 2024 - 09:57 WIB

Menikmati Momen Lebaran dengan Keluarga: Pentingnya Menjaga Keseimbangan Tubuh

23 April 2024 - 09:53 WIB

Trending di Suara Santri