Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Ruang Tokoh · 30 Apr 2024 14:14 WIB ·

Ibnu Khaldun: Menyelami Samudera Lautan Kedamaian


 Ibnu Khaldun: Menyelami Samudera Lautan Kedamaian Perbesar

Oleh: Ahmad Fuad Akbar

Ibnu Khaldun adalah seorang pemikir dan sejarawan Muslim yang hidup pada abad ke-14. Ia dikenal sebagai bapak ilmu sosial dan sejarah modern karena pendekatan ilmiahnya dalam menganalisis fenomena sosial dan sejarah. Salah satu kontribusi utama Ibnu Khaldun adalah gagasan dan nilai-nilainya tentang perdamaian, yang masih relevan hingga saat ini.

  1. Konsep ‘Ashabiyah dan Dampaknya terhadap Perdamaian

Ibnu Khaldun memperkenalkan konsep ‘Ashabiyah, yang merujuk pada ikatan sosial atau solidaritas kelompok. Ia meyakini bahwa ‘Ashabiyah adalah kekuatan pendorong utama dalam pembentukan dan keberlanjutan sebuah negara atau peradaban. Namun, Ibnu Khaldun juga mengingatkan bahwa ‘Ashabiyah yang berlebihan dapat menyebabkan konflik dan perpecahan.

Dalam karyanya “Muqaddimah,” Ibnu Khaldun menulis: “Ketika solidaritas kelompok (‘Ashabiyah) berlebihan, hal itu dapat menyebabkan permusuhan dan perpecahan antar kelompok, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kehancuran negara” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Vol. 1, hal. 284).

Ibnu Khaldun menyadari bahwa solidaritas kelompok yang kuat diperlukan untuk membangun peradaban, namun juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dan menghindari fanatisme yang berlebihan. Hal ini penting untuk mencegah konflik dan memelihara perdamaian dalam masyarakat yang beragam.

  1. Peran Keadilan dalam Mencapai Perdamaian

Ibnu Khaldun menekankan pentingnya keadilan dalam mencapai perdamaian dan stabilitas sosial. Ia mengamati bahwa ketidakadilan dan penindasan seringkali menjadi pemicu konflik dan kekacauan di masyarakat.

Dalam “Muqaddimah,” Ibnu Khaldun menulis: “Keadilan adalah fondasi utama untuk membangun peradaban dan memastikan kelangsungan hidup negara. Ketidakadilan dan tirani hanya akan mengarah pada kehancuran dan kebinasaan” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Vol. 2, hal. 105).

Ibnu Khaldun meyakini bahwa pemerintah yang adil dan bijaksana akan mendapatkan dukungan dan loyalitas dari rakyatnya, sementara pemerintah yang tiran dan zalim akan menghadapi pemberontakan dan kekacauan. Oleh karena itu, keadilan merupakan kunci untuk mencapai perdamaian dan stabilitas jangka panjang.

  1. Peran Pendidikan dalam Membangun Perdamaian

Ibnu Khaldun juga menekankan pentingnya pendidikan dalam membangun perdamaian dan peradaban yang berkelanjutan. Ia meyakini bahwa pendidikan dapat membantu menanamkan nilai-nilai moral dan intelektual yang diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis.

Dalam “Muqaddimah,” Ibnu Khaldun menulis: “Pendidikan adalah sarana untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan membangun peradaban. Tanpa pendidikan, masyarakat akan jatuh ke dalam kebodohan dan kekacauan” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Vol. 3, hal. 271).

Ibnu Khaldun menekankan pentingnya pendidikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menghargai keragaman, dan membangun toleransi antar kelompok. Hal ini penting untuk mencegah konflik dan memelihara perdamaian dalam masyarakat yang beragam.

  1. Peran Ekonomi dalam Memelihara Perdamaian

Ibnu Khaldun juga membahas peran ekonomi dalam memelihara perdamaian dan stabilitas sosial. Ia mengamati bahwa kemakmuran ekonomi dan distribusi kekayaan yang adil dapat mencegah konflik dan ketidakpuasan di masyarakat.

Dalam “Muqaddimah,” Ibnu Khaldun menulis: “Kemakmuran dan kemaksiatan hidup adalah tanda-tanda kebahagiaan dan kesejahteraan bagi negara. Sebaliknya, kemiskinan dan kekurangan dapat menyebabkan ketidakpuasan dan pemberontakan” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Vol. 2, hal. 272).

Ibnu Khaldun menekankan pentingnya pemerintah dalam memastikan distribusi kekayaan yang adil dan memberikan kesempatan ekonomi yang sama bagi semua warga negara. Hal ini penting untuk mencegah ketimpangan sosial yang dapat memicu konflik dan kekacauan.

Gagasan dan nilai-nilai perdamaian yang ditekankan oleh Ibnu Khaldun masih relevan hingga saat ini. Konsep ‘Ashabiyah dan peringatannya terhadap fanatisme berlebihan, penekanan pada keadilan, peran pendidikan, dan pentingnya kemakmuran ekonomi merupakan aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dalam membangun perdamaian dan stabilitas sosial.

Meskipun Ibnu Khaldun hidup pada abad ke-14, pemikirannya tentang perdamaian dan peradaban masih memberikan wawasan yang berharga bagi kita saat ini. Dengan mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai perdamaian yang diwariskan oleh Ibnu Khaldun, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis.

Sumber:

Ibnu Khaldun. (2005). Muqaddimah (Pengantar). (Terjemahan Franz Rosenthal). Princeton University Press.

Dhaouadi, M. (2002). Ibnu Khaldun: Konsep Perdamaian dalam Pemikiran Islam Klasik. Jurnal Studi Arab, 9(2), 321-336.

Alatas, S. F. (2014). Gagasan Perdamaian dalam Pemikiran Ibnu Khaldun. Jurnal Studi Agama dan Filsafat, 18(1), 1-20.

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Warisan Pemikiran R.A. Kartini dalam Memperjuangkan Emansipasi dan Pemberdayaan Perempuan

28 April 2024 - 11:01 WIB

Implementasi Semangat Kartini bagi Perempuan dan Akses Pendidikan di Era Digital

25 April 2024 - 23:33 WIB

Gus Dur Bapak Humanisme di Indonesia

23 Maret 2024 - 12:08 WIB

Syeikh Abdul Qadir al-Jilani: Pemersatu Umat Islam dalam Cahaya Spiritualitas

15 Maret 2024 - 13:00 WIB

Kisah Bullying yang Dialami Nabi Yusuf Di Masa Kecil

29 Februari 2024 - 14:21 WIB

Muhammad bin Abdul Wahhab: Tokoh dan Pengaruh Gerakan Wahhabisme dalam Islam

29 Februari 2024 - 14:01 WIB

Trending di Ruang Tokoh