Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 30 Apr 2024 14:05 WIB ·

Sejarah Panjang Harmoni dalam Keragaman: Menjaga Perdamaian di Indonesia


 Sejarah Panjang Harmoni dalam Keragaman: Menjaga Perdamaian di Indonesia Perbesar

Oleh: Ahmad Fuad Akbar

Indonesia, negeri kepulauan yang menawan, telah menjadi rumah bagi lebih dari 300 kelompok etnis dan ratusan bahasa daerah. Keragaman ini merupakan kekayaan budaya yang luar biasa, sekaligus tantangan dalam menjaga persatuan dan perdamaian. Namun, bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa perbedaan bukanlah hambatan, melainkan kekuatan yang mempersatukan mereka.

Semangat perdamaian telah menjadi landasan kokoh bagi Indonesia sejak awal kemerdekaan. Presiden Soekarno, dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, dalam Buku “Lahirnya Pancasila” karya Yudi Latif menegaskan, “Kita mendirikan Negara Indonesia, yang meliputi seluruh wilayah bekas Hindia Belanda. Kelak kita akan mendirikan negara seluruh wilayah-wilayah yang berpenduduk Indonesia.” Visi ini mencerminkan tekad untuk mempersatukan seluruh wilayah dan masyarakat Indonesia dalam satu ikatan kebangsaan yang kuat.

Setelah melewati fase perjuangan kemerdekaan, Indonesia terus berupaya memperkuat perdamaian di antara masyarakat yang beragam. Dijeaskan dalam Buku “Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya” karya G. Dwipayana dan Ramadhan K.H,  Presiden Soeharto pernah menegaskan, “Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah syarat mutlak bagi kelangsungan hidup Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.” Pernyataan ini menunjukkan pentingnya menjaga kesatuan di tengah keragaman untuk mempertahankan kedaulatan negara.

Dalam era reformasi, komitmen terhadap perdamaian semakin dipertegas. Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah menyampaikan, “Perdamaian harus dipelihara dengan cermat dan dijaga dengan baik. Jika tidak, konflik akan muncul dan menyebabkan kerusakan.” (Sumber: Buku “Gus Dur: Pribumisasi Islam” karya Greg Barton). Gus Dur mengingatkan bahwa perdamaian bukanlah sesuatu yang dapat diraih dengan mudah, melainkan harus terus dijaga dan dirawat.

Upaya menjaga perdamaian di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh para pemimpin negara, tetapi juga oleh masyarakat itu sendiri. Salah satu contoh nyata adalah tradisi gotong royong yang telah berakar kuat di berbagai daerah di Indonesia. Melalui gotong royong, masyarakat dari berbagai latar belakang saling bekerja sama dan saling membantu, memperkuat rasa persatuan dan solidaritas.

Sebagaimana diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo, dalam pidatonya pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2022 “Gotong royong adalah warisan budaya bangsa Indonesia yang sangat berharga dan harus terus kita lestarikan.” Saat ini, pemerintah Indonesia terus berupaya menjaga perdamaian di seluruh wilayah negara. Masih dalam momentum yang sama Prisiden Joko Widodo Kembali menegaskan, “Kita harus terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, karena itu adalah kunci untuk mewujudkan perdamaian dan kemajuan Indonesia.”

Selain itu, Indonesia juga telah menunjukkan komitmen perdamaiannya di kancah internasional. Sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia telah berkontribusi dalam misi-misi perdamaian di berbagai negara konflik. Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang dikutip dari Siaran Pers Kementerian Luar Negeri RI, 29 Mei 2022 “Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam upaya menjaga perdamaian dunia melalui partisipasi aktif dalam operasi penjagaan perdamaian PBB.”

Meski tantangan dan konflik masih mungkin terjadi, semangat perdamaian yang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia akan terus dipelihara dan dipertahankan. Dengan kerja sama dan saling pengertian antar elemen masyarakat, Indonesia akan terus menjadi negara yang aman, damai, dan sejahtera. Keragaman bukanlah sumber perpecahan, melainkan kekuatan yang mempersatukan seluruh anak bangsa dalam harmoni yang indah.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mengungkap Teori Gunung Es dalam Kontra Propaganda Terorisme

30 April 2024 - 14:44 WIB

Membaca Toleransi di Indonesia: Menjaga Kebhinekaan dalam Keberagaman

30 April 2024 - 14:32 WIB

Resolusi Jihad Belum Usai: Menerangi Jalan Perdamaian di Tengah Pergolakan

30 April 2024 - 14:22 WIB

Menelusuri Catatan Panjang Pesantren sebagai Agen Perdamaian di Indonesia

30 April 2024 - 14:11 WIB

Menguatkan Peran BNPT Sebagai Garda Terdepan Menjaga Perdamaian di Indonesia

30 April 2024 - 11:08 WIB

Mitigasi Terorisme dan Radikalisme di Kalangan Generasi Muda

30 April 2024 - 00:08 WIB

Trending di Kontra Narasi