Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kajian Aswaja · 27 Nov 2022 07:00 WIB ·

Membuat Aplikasi Game Bernuansa Sastra sebagai Metode Dakwah di Abad Modern


 Membuat Aplikasi Game Bernuansa Sastra sebagai Metode Dakwah di Abad Modern Perbesar

Urgensi Sastra dalam Penyebaran Islam

Diturunkannya agama Islam kepada Nabi Muhammad Saw sebagai agama yang paling istimewa, telah mengonsep sedemikian rupa menjadi agama yang paling sempurna. Agama Islam tidak hanya memerintahkan manusia untuk beribadah dan menyembah kepada Allah Swt saja. Ajaran yang terkandung dalam agama Islam benar-benar menjadi pedoman hidup. Segala permasalahan manusia memiliki solusi di dalam agama Islam. Baik itu masalah jasmani maupun rohani.

Diciptakannya makhluk pasti memiliki naluri, sama seperti manusia yang memiliki naluri rasa yang akan selalu melekat dalam hatinya. Rasa yang dimiliki ini, akan selalu condong kepada keindahan, kenyamanan, dan hal-hal yang membuat hati menjadi tenang. Hal ini bisa dirasakan melalui apa yang ia lihat, yang didengar, dan apa yang diraba.

Dan perlu dimengerti bahwa dalam agama Islam juga dibahas tentang hal ini. Said Ramadhan al-Buthi berasumsi:

وَالْفِطْرَةُ الْاِسْلَامِيَّةُ لَيْسَتْ اِلَّا اِسْتِجَابَةً رَائِعَةً سَلِيْمَةً لِكُلِّ حَاجَاتِ الْفِطْرَةِ الْاِنْسَانِيَّةِ

“Fitrah islamiyyah tidak lain merupakan respon akan keindahan juga keselamatan terhadap semua kebutuhan setiap fitrah manusia.”[1]

Dengan begitu, maka sepantasnya dalam menyebarkan agama Islam jangan hanya diberikan sebuah dogma-dogma agama saja, sehingga membuat orang merasa bosan akan hal tersebut. Yang diberikan asupan jangan hanya pikirannya saja, hati juga butuh asupan. Asupan ini dengan memberikan hiburan yang pantas dengan keadaan masyarakat, namun tetap diberikan nuansa keislaman agar niat awal dalam berdakwah tidak sampai lalai.

Melanjutkan perkataan dari Said Buthi:

وَلَنْ تَسْتَطِيْعَ مُعَاجِلَةً جَانِبَ مِنْ جَوَانِبِ الْاِنْسَانِيَّةِ اِلَّا اِذَا وُضِعَتْ فِي اعْتِبَارِكِ الْجَوَانِبِ الْاُخْرَى وَدَرَسَاتِهَا الدَّرَاسَةُ الْمَوْضُوْعِيَّةِ الْكَافِيَّةِ

“Dan kamu tidak akan mampu menghadapi satu aspek dari berbagai aspek kemanusiaan kecuali kamu memperhitungkan aspek-aspek lain dan mempelajarinya dengan studi objektif yang cukup.”[2]

Untuk itu, mengetahui aspek-aspek kemanusiaan juga perlu untuk diperhatikan, khususnya dalam menyebarkan agama Islam (berdakwah). Ini dimaksudkan untuk memperhalus jalannya dakwah. Seperti halnya belajar adat istiadat setempat, di mana kemudian dikaitkan dengan unsur-unsur islami.

Bisa juga dengan mengedepankan aspek kelembutan dan santun dalam bertindak. Atau bisa juga dengan mengambil hati seseorang dengan kesan penyampaian unsur agama yang tidak terlalu mencolok, namun esensinya tetap bisa didapat. Cara ini dapat dilakukan tidak lain dengan menggunakan sastra.

Pengaplikasiannya dapat dilakukan melalui pembuatan syair yang mengandung usur ketauhidan yang kemudian digubah menjadi lagu untuk dinyanyikan. Sehingga ketika orang mendengar lalu menirukan lagu tersebut, secara tida langsung, ia telah menjadi orang Muslim. Sehingga memang, sastra dipandang sangat penting dalam ranah dakwah.

Memperbarui Metode Dakwah di Abad Modern

Perbedaan kultur budaya, zaman dan tempat mengharuskan adanya penyesuaian perihal dakwah. Pada zaman digitalisasi seperti saat ini, metode sastra untuk berdakwah juga masih relevan. Karena sebagaimana yang diungkapkan oleh Said Ramadhan al-Buthi di atas bahwa fitrah manusia tidak akan pernah lekang dan bosan dengan keindahan. Dan sastra memenuhi kriteria tersebut.

Baca juga: Kritik Kepada Pendakwah yang Berjiwa Keras

Yaitu dengan membuat pembaruan kajian-kajian sastra yang dikemas dengan nuansa-nuansa modern, semacam lagu atau tembang yang di dalamnya dikaitan tentang intisari syariat Islam, sebagaimana yang telah diimplementasikan oleh Sunan Kalijaga. Atau bisa juga dengan pembuatan aplikasi, baik game atau aplikasi lainnya yang di dalamnya dikaitkan untaian kalimat-kalimat indah bernuansa syariat agama untuk memperbarui ranah dakwah di abad modern.

Jika ini dapat direalisasikan, akan banyak anak-anak muda yang mengetahui pemahaman tentang agamanya. Akan banyak orang-orang masuk ke Islam tanpa tanpa mengusik perbedaan keyakinan yang dianut sebelumnya.

tonton juga: HUBUNGAN SANTRI DENGAN SUMPAH PEMUDA | Duta damai santi jawa timur

Membuat Aplikasi Game Bernuansa Sastra sebagai Metode Dakwah di Abad Modern
Membuat Aplikasi Game Bernuansa Sastra sebagai Metode Dakwah di Abad Modern


Artikel ini telah dibaca 6 kali

Baca Lainnya

Larangan Memutus Silaturahmi Bagi yang Masih Hidup dan Mati

13 September 2023 - 08:00 WIB

larangan memutus silaturahmi

Hadits Keutamaan Silaturahmi dalam Islam Beserta Penjelasannya

11 September 2023 - 12:17 WIB

Keutamaan silaturahmi dalam Islam

Hukum Menjaga Silaturahmi Kepada Keluarga & Keistimewaannya

11 September 2023 - 08:00 WIB

menjaga silaturahmi

Bentuk Indahnya Silaturahmi dengan Keluarga dan Sesama

11 September 2023 - 08:00 WIB

menjaga silaturahmi

Hadits Menyambung Silaturahmi Adalah Puncak Keutamaan

9 September 2023 - 12:17 WIB

hadits menyambung silaturahmi

Hadits Larangan Marah Lebih dari 3 Hari

9 September 2023 - 08:00 WIB

hadits larangan marah
Trending di Kajian Aswaja