Keutamaan silaturahmi dalam Islam – Agar persaudaraan bisa terjalin dengan kuat dan kokoh, maka satu sama lain harus berbuat baik dengan saling menyayangi dan mengasihi (menjalin silaturahmi).
Sebagaimana manusia diciptakan dari nenek moyang yang sama, yaitu Nabi Adam AS, sudah selayaknya untuk selalu menjaga tali silaturahmi.
Tidak memandang umat Islam dengan umat Islam yang lain, akan tetapi kepada semuanya. Baik yang seagama, ataupun tidak. Baik yang satu bangsa, ataupun tidak.
Berikut ini menjelaskan hadits tentang keutamaan silaturahmi dalam Islam. Simak artikel berikut secara seksama.
Silaturahmi; Bentuk saling Menghormati dan Menghargai
Silaturahmi dapat kita jadikan sebagai jembatan untuk saling menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lainnya. Mampu menyerukan kasih sayang kepada seluruh umat manusia merupakan hal yang paling penting dan harus kita utamakan.
Karena, jika sudah tidak ada lagi kasih sayang, maka yang terjadi adalah pertengkaran dan permusuhan bahkan juga bisa menimbulkan pertumpahan darah.
Oleh karena itu, silaturahmi baik yang bersifat khusus (silaturahmi dengan keluarga) maupun yang bersifat umum, sangat diperlukan demi tercapainya kedamaian, kerukunan dan persatuan umat manusia di muka bumi.
Silaturahmi yang bersifat umum yaitu menjalin kekerabatan dengan orang yang bukan dari jalur keluarga. Hukum menjalinnya silaturahmi ini memang tidak wajib. Akan tetapi memiliki keutamaan-keutamaan yang sangat banyak.
Silaturahmi mampu menjadikan suasana damai, rukun, dan bersatunya umat, maka hukum dari silaturahmi sendiri adalah sangat dianjurkan.
Hadits Tentang Keutamaan Silaturahmi dalam Islam
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا: إِنَّهُ مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ، فَقَدْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ، وَيَزِيدَانِ فِي الْأَعْمَارِ
Dari Sayyidah ‘Aisyah, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya, orang yang diberi sifat belas kasih, maka dia telah memperoleh bagian dari kebaikan dunia dan akhirat. Yaitu menjalin silaturahmi; berbuat baik kepada tetangga; dan berakhlak terpuji; semua itu dapat meramaikan daerah-daerah dan menambah usia-usia.”[1]
Pesan dari pernyataan ini adalah memiliki sifat kelembutan, menjaga hubungan kekerabatan, memiliki akhlak yang baik dan menjadi tetangga yang baik, akan membawa kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Sikap-sikap tersebut akan memperpanjang umur dan memberikan berkah dalam kehidupan kita.
عَنْ دُرَّةَ بِنْتَ أَبِي لَهَبٍ قَالَتْ: قُلْتُ: ” يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ خَيْرُ النَّاسِ؟ قَالَ: أتَقْاهمُ لِلرَّبِّ، وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ، وَآمَرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ، وَأَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ “
Dari Durrah binti Abi Lahab RA berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah manusia yang terbaik? Nabi SAW menjawab: “Orang yang paling bertaqwa kepada Allah SWT di antara mereka; yang paling (banyak) menjalin silaturahmi; yang paling (banyak) melakukan amar ma’ruf nahi munkar.[2]
Penjelasan Hadits tentang Keutamaan Silaturahmi dalam Islam
Ungkapan Rasulullah SAW di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang paling baik adalah mereka yang memiliki ketakwaan kepada Allah, menjaga hubungan kekerabatan, memerintahkan yang baik, dan melarang yang buruk. Mereka adalah contoh teladan dalam berbuat baik.
Penutup
Menekankan pentingnya silaturahmi merupakan konsep dan praktik yang memiliki peran penting dalam membangun dan memelihara hubungan sosial yang harmonis dalam masyarakat.
Melalui silaturrahmi, individu dan kelompok dapat menjalin interaksi, saling menghormati, dan memberikan dukungan satu sama lain.
Silaturahmi sendiri mengacu untuk menjaga hubungan baik dengan anggota keluarga, tetangga, teman, dan komunitas lainnya.
[1] Shuhaib ‘Abd al-Jabbar, Al-Musnad al-maudhu’I al-Jami’ (CD: Maktabah Syamela, 2013), 427/V
[2] Yahya asy-Syajari al-Jarjani, Tartib al-Amali al-Khomisiyyah (Lebanon: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 2001), 176/II