Tata Cara Bersikap Husnuzan – Apakah Anda pernah tahu bahwa dengan membiasakan diri bersikap husnuzan, akan mendatangkan kebaikan pada diri kita sendiri dan orang lain. Dengan begitu, akan meminimalisir adanya perpecahan antar anak bangsa. Bukankah hal inilah yang kita dambakan?
Baik, tulisan ini akan mengulas tentang bagaimana agar dapat membiasakan diri untuk selalu bersikap husnudzan, baik dalam keadaan sulit, maupun sedang dalam keadaan senang. Simak artikel ini baik-baik.
Dampak Positif Bersikap Husnuzan
Membiasakan diri untuk bersikap husnuzan (berbaik sangka) dalam kondisi apapun adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, dan memang sangat dianjurkan dalam agama.
Namun, perlu diketahui bahwa ketika seseorang mengalami masa-masa yang sulit, pastinya emosionalnya menjadi terganggu. Dalam kondisi ini, berpikir positif dan bersikap husnuzan dapat memberikan dampak positif pada pemulihan mental seseorang.
Di sisi lain, ketika seseorang dalam keadaan senang, bersikap husnuzan berarti menghargai nikmat yang telah Allah diberikan kepadanya.
وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْـَٔرُوْنَۚ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl:53)
Ayat di atas menjelaskan bahwa semua nikmat yang ada pada manusia datangnya dari Allah semata, tiada yang dapat mendatangkannya selain Dia.
Jika mereka tertimpa kemudharatan, seperti kemiskinan dan sakit, maka hanya kepada-Nyalah mereka meminta pertolongan, mengangkat suara untuk meminta pertolongan seraya berdoa kepada-Nya, dan tidak meminta kepada selain-Nya.[1]
Tata Cara Bersikap Husnuzan
Salah satu cara yang dapat seseorang lakuakn untuk dapat bersikap husnudzon di setiap harinya, bisa melakukan metode dari Imam al-Mawardi di dalam kitab Adab ad-Dunya wa ad-Din berikut:
وَقَالَ بَعْضُ الْبُلَغَاءِ: صُحْبَةُ الْأَشْرَارِ تُورِثُ سُوءَ الظَّنِّ بِالْأَخْيَارِ. مِنْ خَيْرِ الِاخْتِيَارِ صُحْبَةُ الْأَخْيَارِ، وَمِنْ شَرِّ الِاخْتِيَارِ صُحْبَةُ الْأَشْرَارِ
Sebagian bijak bestari berkata: “Berteman dengan orang yang jahat akan menciptakan kecurigaan terhadap orang-orang yang baik. Bagian dari pilihan yang baik adalah berteman dengan orang-orang yang baik, dan bagian dari pilihan yang buruk adalah berteman dengan orang-orang jahat.”[2]
Dari sini, kita bisa tahu bahwa salah satu cara agar kita bisa selalu berhusnudzan dalam setiap keadaan adalah dengan cara memilih teman yang baik. Karena memilih teman-teman yang baik memiliki sisi positif yang kemudian berdampak positif dalam menjalani kehidupan.
Kesimpulan
Membiasakan diri untuk selalu bersikap husnuzan akan mendatangkan kebiakan-kebaikan di setiap harinya. Salah satu cara agar kita bisa bersikap husnuzan di setiap aktivitas sehari-hari kita adalah dengan cara berteman bersama orang-orang baik.
Berteman dengan orang yang baik adalah cara yang paling efektif untuk mendatangkan sikap husnudzan. Karena dengan berteman dengan orang-orang yang baik, pikiran kita tidak akan terkontaminasi dengan kecurigaan-kecurigaan atas perilaku yang orang lain.
Dengan begitu, akan memupuk kesadaran kita tentang perilaku-perilaku positif orang lain. Yang pada akhirnya, pertikaian pun akan sangat minim terjadi. Karena kita tahu bahwa adanya pertikaian, tidak lain karena kecurigaan yang berlebihan terhadap perilaku orang lain.
Referensi:
[1] Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain berikut Asbabun Nuzul Ayat: Surat Al-Fatihah – Al-Isra’, Jilid 1, Penterjemah: Bahrul Abu Bakar, (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo, 2008), hlm. 1024.
[2] Al-Mawardi, Adab ad-Dunya wa ad-Din (Beirut: Dar Kutub Islami), 167.