Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kajian Aswaja · 6 Sep 2023 08:00 WIB ·

Pengertian Arti Suudzon; Larangan dan Dampak Buruk Suudzon


 Pexels.com Perbesar

Pexels.com

Arti Suudzon – Berikut ini akan kami jabarkan tentang arti suudzon dalam kacamata syariat, larangan dan dampak buruk yang terjadi ketika seseorang memiliki sikap suudzon.

Untuk lebih lanjutnya, mari simak ulasan berikut secara seksama.

Pengertian Arti Suudzon

Arti Suudzon dalam Islam dan Hukumnya

Umroh.com

Suudzon adalah istilah dalam bahasa Arab yang diambil dari kata su’ yang bermakna buruknya suatu hal yang ia lakukan. Sedangkan dzon bermakna pandangan terhadap sesuatu yang memiliki kemungkinan yang salah.[1]

Atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan berburuk sangka. Suatu pandangan negatif terhadap seseorang atau situasi tanpa memiliki bukti yang kuat atau dasar yang memadai.

Suudzon sering kali melibatkan penilaian yang tidak adil dan prasangka yang tidak beralasan terhadap orang lain. Ini adalah sikap negatif dan cenderung mempengaruhi cara kita memandang dan berinteraksi dengan orang lain. [2]

Secara istilah, suudzon tidak ditemukan dalam berbagai macam kitab. Namun, pemaknaannya bisa dipertimbangkan dengan menggunakan penjelasan yang telah disebutkan di atas, yaitu keyakinan pada hal-hal yang buruk..[3]

Sedangkan dalam kitab Khurmah al-Muslim lebih gamblang penguraiannya sebagaimana berikut:

فسوء الظن هو الذي يحمل الإنسان على التجسس والاغتياب

“Berburuk sangka adalah perbuatan yang mendorong seseorang untuk mengintai dan mencemarkan reputasi orang lain.”[4]

Larangan Suudzon dalam Kacamata Syariat

Larangan Suudzon

entuagenda.com

Larangan terhadap hal ini datang dalam al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Surat Al-Hujurat: 12)

Suudzon didasarkan pada pemikiran negatif atau prasangka yang tidak didasarkan pada fakta yang jelas. Hal ini sering kali dipicu oleh ketidakpastian, kesalahpahaman, atau pengalaman buruk sebelumnya.

Suudzon cenderung menghasilkan penilaian yang tidak adil dan mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain.

Dalam diri individu yang memiliki suudzon, sikap ini dapat menciptakan kecemasan, kecurigaan berlebihan, dan prasangka negatif yang tidak beralasan.

Selain itu, suudzon juga mempengaruhi persepsi kita terhadap orang lain yang membuat kita sulit untuk melihat potensi baik dan kebaikan dalam diri mereka.

Arti Suudzon – Dampak Buruk Sikap Suudzon

Arti Suudzon

Pexels.com

Dalam konteks sosial, suudzon dapat memecah belah hubungan, memperparah konflik, dan mempengaruhi iklim sosial secara keseluruhan. Suudzon juga dapat menciptakan sikap defensif dan membuat orang merasa tidak ada harganya atau tidak adil dalam memperlakukannya.

Untuk mencegah buruknya suudzon, penting bagi kita untuk mengembangkan sikap yang terbuka, bijaksana, dan berempati terhadap orang lain.

Kita perlu menghindari membuat asumsi negatif tanpa dasar yang jelas dan memberikan kesempatan bagi orang lain untuk membuktikan diri mereka.

Karena hal ini termasuk perbuatan yang buruk, maka tidak diperbolehkan bagi seseorang untuk mencurigai orang lain atau mengintai orang untuk membenarkan prasangkanya, atau menggunjingnya berdasarkan prasangka buruk tersebut.

Perlindungan Agama Islam Terhadap Setiap Individu

Perlindungan Agama Islam

Pexels.com

Agama Islam melindungi kesucian individu, martabat, dan kebebasan semua orang, serta mengajarkan kepada manusia bagaimana membersihkan perasaan dan hati nurani, karena buruknya prasangka dapat membawa kepada dosa dan konsekuensi yang buruk.[5]

Sesuai informasi yang telah Rasulullah ungkapkan dalam sabdanya:

إِيَّاكُمْ وَ الظَّنَّ ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

“Berhati-hatilah terhadap prasangka, karena prasangka merupakan pembicaraan yang paling dusta.” (Muttafaq Alaih)[6]

Dari hadis di atas, kita diperintahkan untuk lebih berhati-hati dalam masalah praduga yang difokuskan terhadap hal-hal keburukan. Karena praduga yang buruk, bisa merusak atau menimbulkan penyakit hati.

Setiap prasangka yang seseorang lakukan itu bermula dari pemikiran dia, pemikiran tersebut akan menimbulkan pengaruh terhadap nafsu, sehingga hati akan ikut andil dalam prasangka tersebut.

Maka dari itu, setiap orang Muslim memiliki hak kepada sesama Muslim, yang salah satunya adalah menjauhi setiap kondisi yang memang di situ mengandung unsur yang tidak membuat nyaman hati orang lain, seperti suudzon dan lisan yang hanya bisa membicarakan keburukan orang lain (ghibah).[7]

Kesimpulan

Pengertian Arti Suudzon

Pexels.com

Tibalah kita di penghujung akhir tulisan ini tentang arti suudzon. Inti dari uraian di atas tidak lain adalah agar kita menjauhi sikap suudzon kepada orang lain. Karena suudzon hanya akan menimbulkan banyak masalah, bahkan bisa menghancurkan hubungan pertemanan maupun persaudaraan.

Referensi:

[1] Sholeh bin ‘Abdullah, Nadrotun Naim fi Makarim Akhlak ar-Rasul al-Karim (Jeddah: Dar al-Washilah li Nasyr wa at-Tauzi’, tt), 4652/X, cet. IV
السوء لغة: انظر سوء المعاملة؛ أمّا الظّنّ فهو الاعتقاد الرّاجح مع احتمال النّقيض
[2] ‘Alawi bin ‘Abd al-Qodir, Mausu’ah al-Akhlak al-Islamiyyah (CD: Maktabah al-Islamiyyah, tt), 219/II
معنى السوء لغة: قال ابن منظور: (ساءه يسوءه سوءا وسواء … فعل به ما يكره، نقيض سره. والاسم: السوء بالضم. وسؤت الرجل سواية ومساية، يخففان، أي ساءه ما رآه مني .. وسؤت به ظنا، وأسأت به الظن … ويقال أسأت به وإليه وعليه وله) . معنى الظن لغة: قال ابن منظور: (ظننت ذلك … وظننته ظنا وأظننته واظطننته: اتهمته. والظنة: التهمة .. والظنين: المتهم الذي تظن به التهمة، ومصدره الظنة، والجمع الظنن؛ يقال منه: اظنه واطنه، بالطاء والظاء، إذا اتهمه. ورجل ظنين: متهم من قوم أظناء؛ قال أبو عبيد: قوله يظن يعني يتهم)
معنى سوء الظن اصطلاحاً: قال الماوردي: (سوء الظن: هو عدم الثقة بمن هو لها أهل) . وقال ابن القيم: (سوء الظن: هو امتلاء القلب بالظنون السيئة بالناس حتى يطفح على اللسان والجوارح) . وقال ابن كثير: سوء الظن (هو التهمة والتخون للأهل والأقارب والناس في غير محله) .
[3] Ibid.
سوء الظّنّ اصطلاحا : لم تعرّف كتب المصطلحات الّتي وقفنا عليها- سوء الظّنّ ضمن ما أوردته من مصطلحات، بيد أنّنا نستطيع ذلك في ضوء ما ذكروه عن السّوء والظّنّ فنقول: سوء الظّنّ هو: اعتقاد جانب الشّرّ وترجيحه على جانب الخير فيما يحتمل الأمرين معا.
[4] DR. Mahir Yasin, Khurmah al-Muslim (CD: Maktabah Syamela, tt), 75
[5] Ibid.
إذنْ فلا يجوز لمسلم أنْ يسيء الظن بأخيه المسلم أو يتجسس عليه ليتحقق من ظنه، أو يغتابه بهذه الظنون السيئة، فديننا الحنيف حمى حرمات الأشخاص وكراماتهم وحرياتهم، وعلّم الناس كيف ينظفون مشاعرهم وضمائرهم؛ لأنَّ سوء الظن يسوق إلى الإثم وإلى العواقب الوخيمة.
[6] Muhammad Yahya bin Aman, Jami’ul Ulum wa Al-Hikam (Kediri: Dar al-Mubtadi’in, tt), 35
[7] Muhammad Jamaluddin al-Qasimi, Mau’idhoh al-Mu’minin (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2019), 143

Artikel ini telah dibaca 258 kali

Baca Lainnya

Larangan Memutus Silaturahmi Bagi yang Masih Hidup dan Mati

13 September 2023 - 08:00 WIB

larangan memutus silaturahmi

Hadits Keutamaan Silaturahmi dalam Islam Beserta Penjelasannya

11 September 2023 - 12:17 WIB

Keutamaan silaturahmi dalam Islam

Hukum Menjaga Silaturahmi Kepada Keluarga & Keistimewaannya

11 September 2023 - 08:00 WIB

menjaga silaturahmi

Bentuk Indahnya Silaturahmi dengan Keluarga dan Sesama

11 September 2023 - 08:00 WIB

menjaga silaturahmi

Hadits Menyambung Silaturahmi Adalah Puncak Keutamaan

9 September 2023 - 12:17 WIB

hadits menyambung silaturahmi

Hadits Larangan Marah Lebih dari 3 Hari

9 September 2023 - 08:00 WIB

hadits larangan marah
Trending di Kajian Aswaja