An-Nawawi, Lentera Agama dan Ramalan Syekh Yasin | Beliau memiliki nama lengkap Al-Imam al-Alim al-Amil Abu Zakariya Yahya ibn Syarif bin Muray bin Hasan bin Husain bin Muhammad Jum’ah al-Khazami an-Nawawi ad-Damasyqi as-Syafi’i.
Catatan: Imam an-Nawawi rahimahullah memiliki sebutan harum “Muhyiddin” (orang yang menghidupkan agama). Title ini disematkan kepadanya atas pemberian dari para ulama jumhur karena reputasi hidup Imam an-Nawawi seluruhnya dibaktikan untuk menghidupkan agama. Namun beliau geram dengan predikat yang dilekatkan kepadanya itu, sebab sifat tawadu’ dan wirai yang dimilikinya. Mengambil potongan pendapat Imam as-Sakhowi menyalin dari kitab “Minhalul Adzbi” mengatakan bahwa Imam an-Nawawi pernah berujar: “Saya tidak menghalalkan orang yang menamai saya dengan sebutan Muhyiddin.”
Kelahiran
Imam An-Nawawi dilahirkan di desa Nawa wilayah Khawran pada tahun 631 Hijriyyah. Semenjak kecil sampai dewasa, tumbuh kembang Imam an-Nawawi berada di bawah asuhan orang tuanya. Masa kecil beliau tidak begitu diketahui, hanya saja beliau pernah bekerja di toko ayahnya selama beberapa saat.
Ramalan Syekh Yasin Tentang An-Nawawi
Suatu ketika an-Nawawi kecil hendak bermain, teman-temannya merasa bengis dan menampakkan ketidaksukaan kepada an-Nawawi -bahkan sampai mengusirnya. An-Nawawi kecil memang berbeda dengan teman seusianya. Mendapat perlakuan seperti itu, ia menangis lalu beringsut, menghindar dari mereka. Dalam kesendirian, sambil meratap sedu atas kejadian yang baru saja diterima, ia menyenandungkan al-Qur’an dengan hafalannya.
Salah seorang ulama soleh pada zamannya Syekh Yasin rahimahullah merasa terpukaumelihat langsung ihwal yang dialami oleh an-Nawawi kecil itu. Lantas beliau mencari guru yang mengajar al-Qur’an kepada an-Nawawi untuk memberikan pesan kepadanya.
Syekh Yasin berujar: “Kelak anak ini diharapkan menjadi orang yang sangat alim dan ahli zuhud pada zamannya dan dapat memberikan kemanfaatan besar bagi banyak orang.” Mu’alim menimpali perkataan Syekh Yasin itu, ia berujar: “Apakah kamu seorang peramal?” Syekh Yasin membalas: “Bukan! Hanya saja Allah swt memberikan ilham kepada saya atas kejadian yang baru saja saya lihat perihal keadaan pada diri An-Nawawi kecil.” Mu’alim pun menuturkan kabar yang telah ia terima dari Syekh Yasin itu kepada orang tua an-Nawawi, sehingga mereka sangat menginginkan anaknya agar cepat-cepat menghatamkan al-Qur’an saat memasuki masa remaja.
[bersambung..]
Anda bisa membaca kelanjutan kisahnya Pengembaraan Keilmuan dan Para Mu’alim An-Nawawi
Tonton juga: JIHAD SANTRI MASA KINI | short movie grup taks 1 duta damai santir jawa timur
NB: Biografi ini diambilkan dari muqodimah (pendahuluan) kitab Al-Minhâj Syarah Shahih Muslim bin al-Hajjaj. Penerbit Dâr Ihya at-Turâts al-‘Arabi, Beirut. Cetakan kedua, tahun 1392 H.
An-Nawawi Lentera Agama dan Ramalan Syekh Yasin