Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Ruang Tokoh · 2 Nov 2022 07:10 WIB ·

Pengembaraan Keilmuan dan Para Mu’alim An-Nawawi


 Pengembaraan Keilmuan dan Para Mu’alim An-Nawawi Perbesar

Pengembaraan Keilmuan dan Para Mu’alim An-Nawawi | Tidak seperti kebanyakan ulama yang lain, an-Nawawi sangat terbatas dalam menapaki rihlah. Beliau hanya berpergian di daerah yang sangat dekat dari kota kelahirannya.

Menurutnnya, yang terpenting dari sebuah rihlah bukan melihat seberapa jauh ia melakukan safar (perjalanan), akan tetapi seberapa jauh hanyutnya sorang tersebut dalam menapaki perjalanan pengetahuan ilmiah. Dengan begitu, waktu yang dianugrahkan pun akan lebih efisien untuk melakukan kegiatan bermanfaat lainnya.

Ketika ayahnya bertandang ke wilayah Syam (sebuah kota yang sangat banyak menaungi para ulama dan tempat singgah pengembara ilmu) kota Damaskus pada tahun 649 Hiijriyyah, ia mengajak an-Nawawi -yang ketika itu berusia 19 tahun- untuk turut ikut serta.

Dari sinilah dia memulai pengembaraan rihlah keilmuannya. Di sana, an-Nawawi menetap di Madrasah ar-Rowahiyyah. Dalam masa belajar, an-Nawawi berkata tentang keadaan dirinya: “Dua tahun sudah saya tidak pernah mengistirahatkan tubuh saya di atas tanah.”

Para Mu’alim An-Nawawi

Semasa belajar, An-Nawawi menadah kucuran ilmu dari berbagai ulama besar. Perihal gurunya, pada bagian ini akan mengutip beberapa saja, dengan harapan bisa mendapat percikan barokah dari beliau, di antaranya:

Syekh Muhammad bin Ahmad al-Muqoddas, Abi Farj Abdurrahman bin Abi Umar, Abi Ismail ibn Abi ishaq Ibrahim bin Abil Yasr, Abi Abbas Ahmad bin Abdu Ad-Daim, Abi Baqoo’ Kholid an-Naabulisi, Abi Muhammad Abdul Aziz bin Abdullah Muhammad bin Abdul Muhsin al-Ansori, Al-Khafid abi Fadhli Muhammad bin Muhammad Al-Bakri, Abi Zakariya Yahya bin al-Fath as-Shoirafi al-Kharani, Abi Ishaq Ibrahim bin Ali bin Ahmad bin Faadhil Al-Wasathi.

[bersambung..]

Anda bisa membaca kelanjutan kisahnya Kepribadian dan Lawatan Terakhir An-Nawawi

Tonton juga: JIHAD SANTRI MASA KINI | short movie grup taks 1 duta damai santir jawa timur

NB: Biografi ini diambilkan dari muqodimah (pendahuluan) kitab Al-Minhâj Syarah Shahih Muslim bin al-Hajjaj. Penerbit Dâr Ihya at-Turâts al-‘Arabi, Beirut. Cetakan kedua, tahun 1392 H.

Pengembaraan Keilmuan dan Para Mu’alim An-Nawawi

Artikel ini telah dibaca 11 kali

Baca Lainnya

Ini Daftar 17 Pahlawan Indonesia asal Jawa Timur

29 Agustus 2024 - 23:06 WIB

Istimewa! Berikut Daftar 22 Ulama Nusantara yang Dimakamkan di Jannatul Ma’la

28 Agustus 2024 - 15:11 WIB

Biografi Syekh Mahfudz At-Tarmasi

28 Agustus 2024 - 14:32 WIB

Nasionalisme Syekh Nawawi Al-Bantani dan Pengabdiannya di Masjidil Haram

28 Agustus 2024 - 13:19 WIB

Mengenal Syekh Nawawi Al-Bantani, Ulama Indonesia yang Mendunia

27 Agustus 2024 - 20:13 WIB

Ini 12 Pahlawan Nasional dari Tokoh NU

25 Agustus 2024 - 09:51 WIB

Trending di Ruang Tokoh