Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kajian Aswaja · 14 Agu 2022 23:43 WIB ·

Yuk, Intip Kronologi Munculnya Istilah Ahlusunah Wal Jamaah (Bagian 2)


 Foto:Nubangkalan.or.id Perbesar

Foto:Nubangkalan.or.id

Oleh: Ahmad Sabiq Ni’am

Munculnya istilah ahlusunah wal jamaah tidak bisa terlepas dari penjelasan Nabi bahwa umat Islam akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan dan hanya satu golongan yang selamat dari neraka. Beliau pernah menyebutkan kata ahlusunah wal jamaah secara langsung sebagaimana dalam hadis:

قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى اِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَإِنَّ أُمَّتِي سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً النَّاجِيَةُ مِنْهَا وَاحِدَةٌ وَالْبَاقُوْنَ هَلْكَى قِيْلَ وَمَنْ النَّاجِيَةُ قَالَ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ قِيْلَ وَمَا السُّنَّةُ وَالْجَمَاعَةُ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي

Rasulullah bersabda: “Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Dari golongan tersebut yang selamat hanya satu, sedangkan yang lain akan binasa.” Beliau ditanya, “Siapa golongan yang selamat?” Rasulullahmenjawab, “Ahlusunah wal Jamaah.” Beliau ditanya, “Siapa Ahlusunah wal Jamaah?” Rasulullahmenjawab, “Golongan yang mengikuti ajaranku hari ini dan ajaran sahabat-sahabatku.”[1]

                Hadis di atas disebutkan oleh Imam Ibnu Hajar dalam al-Qaul al-Musaddad, Imam asy-Syahrastani dalam al-Milal wan-Nihal, juga Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin. Akan tetapi dalam kitab-kitab tersebut, hadis ini tidak disebutkan para perawinya, sehingga sulit untuk menentukan sejauh mana tingkat kesahihannya.

                Sementara itu banyak hadis yang mirip dengan hadis tadi, hanya saja Rasulullah menyebutkan kata al-jamaah saja, tidak secara langsung menyebutkan ahlusunah wal jamaah. Di antaranya:

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى اِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ وَسَبْعُوْنَ فِى النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُوْنَ فِى النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٌ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِى النَّارِ قِيْلَ يَا رَسُوْلُ اللَّهِ مَنْ هُمْ قَالَ الْجَمَاعَةُ

Diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik beliau berkata, Rasulullah bersabda, “Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, satu berada di surga, sedangkan tujuh puluhnya berada di neraka. Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, tujuh puluh satu golongan berada di neraka, sedangkan satu golongan berada di surga. Demi Dzat Yang Jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Satu golongan berada di surga, sedangkan tujuh puluh dua golongan berada di neraka.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah siapa mereka?” Rasulullah menjawab, “al-Jamaah” (HR. Ibnu Majah)[2]

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِى سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ أَلَا اِنَّ رَسُوْلُ اللَّهِ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَ سَبْعِيْنَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِيْنَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِى النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ

Diriwayatkan dari Muawiyah bin Abi Sufyan bahwa beliau berdiri bersama kami lalu berkata, ingatlah sesungguhnya Rasulullah berdiri bersama kami lalu beliau bersabda, “Ingatlah sesungguhnya orang sebelum kalian dari pengikut ahli kitab terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan sesungguhnya umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Tujuh puluh dua berada di neraka dan satu golongan berada di surga, yaitu al-jamaah” (HR. Abu Dawud)[3]

Karena itulah sebagian kalangan menilai bahwa istilah ahlusunah wal jamaah baru muncul setelah Rasulullah e wafat. Pendapat ini diperkuat dengan perkataan Ibnu Abbas t saat menafisiri Surah Ali Imran ayat 106

 يَوۡمَ تَبۡيَضُّ وُجُوهٞ وَتَسۡوَدُّ وُجُوهٞۚ

“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram…” (QS. Ali Imran [3]: 106) yakni pada hari kiamat, ketika wajah para pengikut ahlusunah wal jamaah menjadi putih berseri dan wajah para ahli bidah dan perpecahan menjadi hitam.[4]

                Ibnu Abbas adalah sahabat yang berusia panjang. Beliau hidup hingga masa khalifah kedua dinasti Umayah, Yazid bin Muawiyah. Beliau wafat pada tahun 68 H dalam usia 74 tahun. Beliau termasuk salah satu tokoh yang menentang keras pemikiran-pemikiran Jabariyah. Jadi kemungkinan besar istilah Ahlusunah wal Jamaah itu digunakan untuk membedakan pengikut sunah dengan pemegang paham bidah, khususnya Jabariyah yang muncul pada masa itu. [5]

                Setelah masa sahabat, istilah ahlusunah maupun ahlusunah wal jamaah juga sering disebutkan oleh para tabiin dan ulama salaf setelahnya, di antaranya adalah Imam Ayyub as-Sikhtiyani (w. 131 H) dan Sufyan ats-Tsauri (w. 161 H)

عَنْ أَيُّوْبَ أَنَّهُ قَالَ لَيَبْلُغَنِي أَنَّ الرَّجُلَ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ مَاتَ فَكَأَنَّمَا أُفْقِدَ بَعْضُ أَعْضَائِي

Diriwayatkan dari Ayyub bahwa beliau berkata, “Apabila aku dikabarkan tentang meninggalnya seseorang dari ahlusunah seolah-olah hilang salah satu anggota tubuhku.”[6]

قَالَ سُفْيَانُ يَا يُوْسُفَ اِذَا بَلَغَكَ عَنْ رَجُلٍ بِالْمَشْرِقِ صَاحِبِ سُنَّةٍ فَابْعَثْ اِلَيْهِ بِالسَّلَامِ وَاِذَا بَلَغَكَ عَنْ آخَرَ بِالْمَغْرِبِ صَاحِبِ سُنَّةٍ فَابْعَثْ اِلَيْهِ بِالسَّلَامِ فَقَدْ قَلَّ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ

“Sufyan ats-Tsauri berkata: Wahai Yusuf, jika sampai kepadamu seseorang dari timur yang memiliki sunnah, maka kirimkanlah salam kepadanya. Jika sampai kepadamu seseorang dari barat yang memiliki sunnah, maka kirimkanlah salam kepadanya. Sesungguhnya sedikit ahlusunah wal jamaah.”[7]

                Kendati demikian istilah ahlusunah belum terlalu populer di kalangan masyarakat saat itu. Sebab paham-paham bidah belum terlalu menjalar. Umat Islam saat itu masih memiliki kecenderungan mengikuti tabiin sebagai murid langsung dari para sahabat Rasulullah e yang tentunya lebih terjamin baik secara ilmiah maupun amaliah.

                Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa ahlusunah wal jamah sebagai nama khusus bagi satu kelompok baru muncul pada masa sahabat generasi junior (shigharus-shahabat), meskipun sebagai ajaran, ahlusunnah wal jamaah ada dengan diturunkannya Islam itu sendiri.


[1] Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Qaul al-Musaddad; asy-Syahrastani, al-Milal wan-Nihal, Beirut, Dar el-Fikr, tt., hal. 11; al-Ghazali, Ihya’ Ulumidiin, Beirut, Dar el-Makrifat, cet. I, 1996 M, Juz 3, hal. 245

[2] Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Beirut, Dar al-Fikr, th. 1994 M, juz 4, hal. 353

[3] Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Beirut, Dar el-Fikr, th. 1994 M, juz 2, hal. 395

[4] Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-‘Adhim, Beirut, Dar al-Faiha’, 1992 M, cet. I, juz 1, hal. 419

[5] Tim Penulis Batartama, Trilogi Ahlusunah, Sidogiri Penerbit, th. 2012 M, hal. 6

[6] Al-Hafidz Abi Nu’aim, Hilyatul Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiya’, Beirut, Dar el-Fikr, juz 3, hal. 9

[7] Al-Hafidz Abi Nu’aim, Hilyatul Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiya’, Beirut, Dar el-Fikr, juz 7, hal. 34

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Larangan Memutus Silaturahmi Bagi yang Masih Hidup dan Mati

13 September 2023 - 08:00 WIB

larangan memutus silaturahmi

Hadits Keutamaan Silaturahmi dalam Islam Beserta Penjelasannya

11 September 2023 - 12:17 WIB

Keutamaan silaturahmi dalam Islam

Hukum Menjaga Silaturahmi Kepada Keluarga & Keistimewaannya

11 September 2023 - 08:00 WIB

menjaga silaturahmi

Bentuk Indahnya Silaturahmi dengan Keluarga dan Sesama

11 September 2023 - 08:00 WIB

menjaga silaturahmi

Hadits Menyambung Silaturahmi Adalah Puncak Keutamaan

9 September 2023 - 12:17 WIB

hadits menyambung silaturahmi

Hadits Larangan Marah Lebih dari 3 Hari

9 September 2023 - 08:00 WIB

hadits larangan marah
Trending di Kajian Aswaja