Pengertian Fasik – Sudah berapa banyak perempuan bercerai dengan suaminya karena berita bohong. Berapa banyak perusahaan bubar karena kebohongan. Dan banyak sekali permusuhan yang dipicu karena kebohongan.
Dari beberapa permasalahan ini, semua itu dipicu karena kebohongan, penghianatan di dalam suatu kaluarga maupun kelompok. Di dalam agama Islam, orang-orang tersebut biasanya kita sebut sebagai orang yang fasik.
Pengertian Fasik Menurut Bahasa
Pengertian fasik الفاسِق mempunyai makna seseorang yang memiliki sifat الفُسُوق (Al-Fusuq), yang mengacu pada perbuatan yang dilarang oleh hukum agama, terutama perbuatan dosa besar.
Beberapa ahli tafsir mengatakan الفاسِق (Al-Fasiq) dapat diartikan sebagai الكاذِب (Al-Kadzib). Yaitu orang yang melakukan kebohongan dan pelanggaran lainnya terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama.
Pengertian ini menegaskan bahwa الفاسِق (Al-Fasiq) adalah seseorang yang melanggar hukum agama dan melakukan tindakan-tindakan yang diharamkan oleh agama, termasuk dosa-dosa besar seperti berbohong.[1]
Pengertian Fasik Secara Istilah
Secara istilah pengertian fasik bisa diartikan sebagai tindakan meninggalkan perintah Allah yang Maha Kuasa, durhaka, atau keluar dari jalan kebenaran yang telah diberikan oleh-Nya. Hal ini sebagaimana ungkapan dari Imam Al-Laits bin Sa’ad.[2]
Ulama lain berpendapat bahwa pengertian fasik merujuk pada kefasikan atau perbuatan jahat seseorang yang jauh dari norma kebenaran.
Perintah Al-Qur’an untuk Menjauhi Orang Fasik
Al-Qur’an memerintahkan seseorang untuk menjauhi orang fasik. Yaitu orang-orang yang sering menyebarkan berita bohong. Penting juga untuk memverifikasi informasi sebelum mengambil tindakan atau menyebarkannya kepada orang lain.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seseorang yang fasik datang kepadamu dengan membawa berita, maka periksalah dengan seksama agar kamu tidak menimbulkan kesengsaraan kepada suatu kelompok tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesali perbuatanmu.” (QS. Al-Hujarat: 6)
Ayat ini menasihati orang-orang yang beriman untuk berhati-hati ketika menerima berita dari orang yang tidak dapat dipercaya atau berperilaku buruk, dengan mengajak untuk menyelidiki dan memverifikasi informasi sebelum menerimanya sebagai kebenaran.
Kewaspadaan ini diperlukan untuk menghindari melukai orang lain berdasarkan pengetahuan palsu atau tidak lengkap, yang bisa menyebabkan penyesalan di kemudian hari.
Cara Mengetahui Orang Fasik
Kita pastinya tidak ingin jika ada orang yang akan berbuat buruk kepada kita. Kita juga tidak ingin tertipu oleh orang lain, karena hal itu sangat merugikan bagi kita.
Nah, cara mengetahui orang fasik atau orang yang senang membuat masalah, yaitu mereka memiliki keburukan dalam perilakunya. Salah satunya adalah mereka seringkali membuat berita-berita bohong untuk menguntungkan pribadinya sendiri.
Abu at-Thayyib al-Muttanabi pernah mendendangkan syair untuk mengetahui tentang orang fasik. Salah satunya adalah orang tersebut memiliki perilaku yang buruk. Syairnya sebagaimana berikut:
إذا ساء فعل المرء ساءت ظنونه. . . وصدق ما يعتاده من توهم
“Jika seseorang berperilaku buruk, maka buruk pula prasangka mereka. Dan mereka akan membenarkan tentang kebiasaan-kebiasaan tentang prasangkanya tersebut.”
Maksud dari syair di atas adalah jika perbuatan seseorang buruk dan tercela, maka pandangannya terhadap orang lain akan buruk pula, karena perbuatan buruk yang dia lakukan.
Dan jika dia memiliki keraguan tentang seseorang, ia akan lebih cepat percaya pada keraguan tersebut, karena dia merasa bahwa ada kemiripan di dalam pribadinya.
Di mana orang yang berperilaku buruk akan berprasangka buruk, karena ia tidak merasa aman dari kemungkinan perilaku buruk yang akan orang lain tujukan kepadanya.
Setiap kali ia mendengar pembicaraan buruk tentang orang lain, ia akan berpikir buruk tentang orang tersebut karena keraguannya dan perbuatannya sendiri.
Orang seperti ini yang bisa katakan sebagai orang yang fasik.
Dampak Buruk Orang Fasik
Karena pandangannya yang buruk, ia menjadi bermusuhan terhadap orang-orang yang mencintainya dengan cara yang merugikan, seolah-olah mereka adalah musuhnya.
Ia tidak lagi bisa membedakan antara temannya dan lawannya, karena ia selalu meragukan setiap orang dan menjadi bingung dalam semua urusannya karena ia selalu mempercayai apa yang ia sangka.
Konsekuensi terburuk bagi orang fasik, atau orang yang memiliki sifat suudzon adalah tajasus (melakukan pengintaian/mengintip) agar mengetahui kesalahan orang lain dengan tujuan untuk membongkar aib dan mempermalukannya.
Penutup
Uraian ini sangat penting untuk kita ketahui bersama, khususnya bagi orang yang memegang jabatan, pemimpin, atau siapapun yang menduduki posisi kepemimpinan agar Allah menjauhkan kita dari orang-orang yang akan berbuat fasik kepada kita.
Semoga artikel ini dapat memperluas wawasan kita. Dan semoga kita selalu dalam penjagaan Allah dari orang yang ingin berbuat buruk kepada kita. Amin.
[1] Ibnu ‘Asyur, At-Tahrir wa at-Tanwir.
[2] Salah seorang cendekiawan Muslim yang terkenal pada masa kekuasaan Bani Umayyah. Lahir pada bulan Sya’ban 93 Hijriah, dan wafat pada tahun 170 Hijriah.