Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Ruang Tokoh · 25 Jun 2024 20:27 WIB ·

Yuk Simak Biografi Mbah Moen


 Yuk Simak Biografi Mbah Moen Perbesar

Oleh: Abdul Warits

Maimoen Zubair atau yang biasa disapa akrab dengan Mbah Moen adalah putra pertama dari pasangan Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Beliau dilahirkan di Karang Mangu Sarang hari Kamis Legi bulan Sya’ban tahun 1347 H atau 1348H atau 28 Oktober 1928.

Dari jalur silsilah kakek, nasab Mbah Moen sampai kepada Sunan Giri. Berikut adalah jalur silsilah nasab Mbah Moen, KH. Zubair bin Mbah Dahlan bin Mbah Carik Waridjo bin Mbah Munandar bin Puteh Podang (desa Lajo Singgahan Tuban) bin Imam Qomaruddin (dari Blongsong Baureno Bojonegoro) bin Muhammad (Macan Putih Gresik) bin Ali bin Husen (desa Mentaras Dukun Gresik) bin Abdulloh (desa Karang Jarak Gresik) bin pangeran Pakabunan bin panembahan Kulon bin sunan Giri.

Sedangkan dari jalur silsilah Nenek yaitu, Nyai Hasanah binti Kiai Syu’aib bin Mbah Ghozali bin Mbah Maulana (Mbah Lanah seorang bangsawan Madura yang bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro).

Ayahnda Mbah Moen, Kiai Zubair, adalah murid pilihan dari Syaikh Sa’id Al-Yamani serta Syaikh Hasan Al-Yamani Al- Makky. Kedua guru tersebut adalah sosok ulama yang tersohor di Yaman.

Dari ayahnya, beliau meneladani ketegasan dan keteguhan, sementara dari kakeknya beliau meneladani rasa kasih sayang dan kedermawanan. Kasih sayang terkadang merontokkan ketegasan, rendah hati seringkali berseberangan dengan ketegasan. Namun dalam pribadi Mbah Moen, semua itu tersinergi secara seimbang. Kerasnya kehidupan pesisir tidak membuat sikapnya ikut mengeras.

Beliau adalah gambaran sempurna dari pribadi yang santun dan matang. Semua itu bukanlah kebetulan, sebab sejak dini beliau yang hidup dalam tradisi pesantren diasuh langsung oleh ayah dan kakeknya sendiri.

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa beliau menikah dengan nyai Hj Fatimah yang merupakan anak dari KH Baidhowi Lasem. Istrinya Hj Fatimah meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2011. KH Maimun Zubair (Mbah Moen) juga diketahui menikah dengan wanita bernama Nyai Masthi’ah, anak dari KH Idris asal Cepu.

Sejak kecil, Mbah Moen dididik langsung oleh sang ayah tentang ilmu agama, mulai dari menghafal ilmu shorof, nahwu, fikih, manthiq, balaghah, dan ilmu syara yang lain. Oleh sebab itu, saat masih berusia muda, Mbah Moen sudah bisa menghafal beberapa kitab, di antaranya Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, dan Sullamul Munauroq. Dari sang ayah, Mbah Moen juga belajar banyak hal, khususnya tentang ketegasan dan keteguhan sehingga ia pun tumbuh sebagai sosok yang disiplin sekaligus dermawan.

Pada 1945, Mbah Moen mengenyam pendidikan di Pondok Lirboyo Kediri, Jawa Timur, di bawah bimbingan KH Abdul Karim atau Mbah Manaf. Selain itu, ia juga berguru kepada KH Mahrus Ali dan KH Marzuqi. Setelah lulus, Mbah Moen kembali ke kampung halamannya untuk mengamalkan semua ilmu yang didapat.

Pada 1950, Mbah Moen berangkat ke Mekkah bersama kakeknya, KH Ahmad bin Syu’aib, untuk belajar dengan seorang ulama di sana, di antaranya Sayyid Alawi al-Maliki dan Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, selama dua tahun. Setelah itu, Mbah Moen kembali ke Tanah Air dan lanjut belajar ke beberapa ulama di Pulau Jawa, seperti Kiai Baidhowi, Kiai Ma’shum Lasem, dan Kiai Bisri Musthofa.

Mbah Moen Wafat

Maimun Zubair atau Mbah Moen meninggal pada 6 Agustus 2019 ketika sedang beribadah haji ke Mekkah. Konon, Mbah Moen sudah mengetahui bahwa ia akan meninggal. Pasalnya, sewaktu menginap di salah satu hotel, ia dikunjungi oleh jemaah haji asal Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, bernama Sodikun.

Dalam pertemuan itu, Mbah Moen mengaku pada Sodikun bahwa ia akan tinggal di Mekkah sampai tanggal 5. Padahal, ritual ibadah haji baru berakhir pada tanggal belasan. Sodikun berasumsi bahwa yang dimaksud tanggal 5 adalah tanggal terakhir Mbah Moen menginap di hotel. Namun, ternyata, pada 6 Agustus 2019, menjelang subuh, Sodikun mendapat kabar bahwa Maimun Zubair sudah meninggal.

KH. Maimoen Zubair wafat. Beliau dimakamkan di pemakaman Ma’la di Mekah, Arab Saudi. Beliau tutup usia pada dalam umur 90 tahun.

 

Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ini Daftar 17 Pahlawan Indonesia asal Jawa Timur

29 Agustus 2024 - 23:06 WIB

Istimewa! Berikut Daftar 22 Ulama Nusantara yang Dimakamkan di Jannatul Ma’la

28 Agustus 2024 - 15:11 WIB

Biografi Syekh Mahfudz At-Tarmasi

28 Agustus 2024 - 14:32 WIB

Nasionalisme Syekh Nawawi Al-Bantani dan Pengabdiannya di Masjidil Haram

28 Agustus 2024 - 13:19 WIB

Mengenal Syekh Nawawi Al-Bantani, Ulama Indonesia yang Mendunia

27 Agustus 2024 - 20:13 WIB

Ini 12 Pahlawan Nasional dari Tokoh NU

25 Agustus 2024 - 09:51 WIB

Trending di Ruang Tokoh