Oleh : Moh. Faiq
Sebagai negara yang memiliki banyak perbedaan dari suku, budaya, bahasa, dan agama. Tentu, ancaman-ancaman perpecahan karena perbedaan kemungkinan ada. Sehingga bangsa Indonesia harus memiliki cara untuk meramu agar perbedaan tidak menjadi penghambat untuk menguatkan persatuan. Menjaga dari konflik pertikaian, merawat kebhinekaan, dan tentu menekan lahirnya kelompok-kelompok radikal.
Dalam hal ini, negara telah memiliki organisasi yang bergerak dalam merawat kerukunan setiap warga di Indonesia. Tersebutlah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Organisasi kepemerintahan ini memiliki fungsi yang salah satunya bergerak dalam sektor penanganan dan penanggulangan terorisme, tidak hanya itu organisasi ini juga berkewajiban untuk merawat persatuan dan melindungi dari segala bentuk ancaman yang memporak-porandakan bangsa.
Sehingga wajar apabila beragam kegiatan telah dilakukan untuk menciptakan kerukunan, menyongsong semangat persatuan. Seperti halnya membentuk organisasi Duta Damai Santri yang memiliki fungsi untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian, ikut serta mengkampayekan spirit persatuan, dan juga terlibat aktif dalam upaya menekan lahirnya kelompok-kelompok radikal dengan melawan argumentasi melalui kontra narasi. Banyak yang dilakukan oleh Duta Damai Santri, yang keanggotaannya merupakan santri-santri yang bersal dari pondok pesantren di Jawa Timur untuk sementara ini. Itu hanya salah satu upaya BNPT melalui organisasi dalam mendamaikan bumi pertiwi.
Terbaru, ada progam Warung NKRI yang dideklarasikan langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. Melalui program ini, beliau bermaksud untuk semakin menguatkan nilai-nilai kebhinekaan dalam hal menciptakan kerukunan. Warung NKRI ini merupakan akronim dari Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan (WARUNG) NKRI. Berdasarkan keterangan dari Kepala BNPT, adanya program tersebut sebagai langkah untuk terus menciptakan harmoni dan juga membangun kesejahteraan ekonomi warga agar sejahtera.
Gerakan ini menjadi penting, dikarenakan salah satu penyebab terpaparnya seseorang pada paham-paham radikal karena himpitan perekonomian. Hal ini disampaikan langsung oleh satu satu mantan Napi Teroris (Napiter), saat itu kami (Duta Damai Santri) mengikuti pelatihan di pesantren Tebuireng, Jombang. Napiter itu menjelaskan bahwa, selain karena persoalan ideologi, mereka yang terpapar paham-paham radikalisme terkadang karena himpitan ekonomi. Dikarenakan menurutnya, mereka akan dijanjikan beragam fasilitas bahkan siap dibiayai untuk ikut pelatihan ke luar negeri. Inilah mengapa gerakan Warung NKRI ini menjadi penting untuk terus dilanjutkan.
Karena di dalamnya, selain penguatan ideologi kebangsaan, juga terdapat penguatan ekonomi yang dilakukan. Apalagi Kepala BNPT juga sudah menegaskan, perlunya kita membangun perekonomian agar bangsa sejahtera, karena masyarakat yang termarjinalkan rentan dipengaruhi untuk melawan negara. Sebaliknya, masyarakat akan semakin cinta pada negara ketika negara hadir.
Saat ini sudah terdapat 23 titik Warung NKRI yang tersebar di Indonesia. Dari hal itu kemudian, penting kiranya untuk terus mendukung program ini dapat terlaksana. Selain sebagai penguatan ideologi juga menjadi akses menguatnya ekonomi. Melalui Warung NKRI, BNPT mewujudkannya Indonesia harmoni dan kuatkan ekonomi.
*Duta Damai Santri Jawa Timur