Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 30 Okt 2023 07:37 WIB ·

Virus Kapitalisme dan Eksploitasi Perempuan


 pexel,com Perbesar

pexel,com

Oleh: Abdul Warits*
Eksploitasi terhadap perempuan kini semakin menemukan ruang untuk berkuasa pada Bangsa Indonesia. Kita tentu tidak bisa menyalahkan perempuan sebagai biangkeladi dari permasalahan patologi sosial yang semakin meruncing di lingkungan sekitar.

Akan tetapi, masyarakat Indonesia kini mulai dirasuki oleh sikap pragmatisme hingga matelialisme yang disokong oleh para elit kapitalisme menjadi kebiasaan yang memanfaatkan perempuan sebagai objek menawan untuk bisnis dan kepentingan.

Bahkan, perempuan menjadi perdagangan yang sah-sah saja tanpa memikirkan nilai-nilai kemanusiaan.
Perempuan merupakan makhluk yang ciptakan oleh tuhan yang Maha Kuasa dari tulang rusuk yang bengkok.

Oleh karenanya, dalam meluruskan kebengkokan perempuan tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena pada hakikatnya ia adalah sebentuk tulangyangjika terlalu kasar dalam mendidiknya, maka akan patah dan jika dibiarkan maka akan tetap bengkok.

Pemberdayaan perempuan menjadi isu sentra utama yang menghiasi masyarakat Indonesia hari ini. Ekspoitasi terhadap perempuan hari ini mengalami ketimpangan.

Salah satu indikasinya dengan semakin menjalarnya nalar kapitalisme menuju pragmatisme hingga tumbuh menjadi materialisme dalam diri perempuan.
Selain itu, perempuan adalah merupakan makhluk paling indah yang diciptakan oleh tuhan sehingga dari keindahan tersebut membuat kaum laki-laki tertipu dengan keindahannya.

Keindahan sementara tersebut jika tidak tidak disikapi secara dewasa maka akan menimbulkan efek negatif. Karena perempuan termasuk keindahan, maka ada berbagai cara yang dilakukan agar menjadi perempuan yang bisa menarik perhatian lawan jenisnya, termasuk kepentingan kapital yang memanfaatkan mereka di era terbukanya akses informasi dan komunikasi media di dunia digital seperti youtube dan berbagai platform media lainnya.

Oleh karena itu, merasuknya budaya kapitalisme, materialism, dalam diri perempuan merupakan salah satu bentuk ancaman mental. Mau tidak mau budaya tersebut mengakibatkan kebutuhan perempuan bertambah dibanding dengan laki-laki.

Kebutuhan tersebutyang pada akhirnyamenyemai sikap materialisme dalam diri perempuan yang diakibatkan oleh virus kapitalisme. Salah satu kisah miris yang dialami kaum perempuan, mereka sering menjadi incaran tindak kekerasan dan bahkan menjadi bahan eksploitasi hanya untuk memperoleh keuntungan materi oleh sebagian orang.

Sebegitu rendahkah seorang perempuan? Bukankah dari rahimnya yang mulia itulah lahir generasi-generasi harapan?

Komnas Perempuan mendapatkan berbagai pengaduan dari masyarakat tentang maraknya pemberitaan prostitusi online yang terjadi, khususnya yang melibatkan artis.

Protes masyarakat menyatakan bahwa pemberitaan yang terjadi sangat sewenang-wenang dan tidak mempertimbangkan pihak perempuan yang terduga sebagai korban beserta keluarganya.

Selain nama dan wajah, juga disebutkan keluarga mereka. Pemantauan dan pendokumentasian telah dilakukan tentang berbagai konteks kekerasan terhadap perempuan yang berhubungan dengan industri prostitusi atau perempuan yang dilacurkan.

Mereka adalah perempuan korban perdagangan orang, perempuan dalam kemiskinan, korban eksploitasi orang-orang dekat, serta perempuan dalam jeratan mucikari. Bahkan, bagian dari gratifikasi seksual.

M. Quraisy Shihab menyebutkan bahwa pada masa kini moral telah dilepaskan dari segalanya, bermula dari politik kemudian ekonomi dan terakhir seks.

Kesalahan besar dalam sejarah kemanusiaan adalah ketika akhlak dipisahkan dari politik dan ekonomi, dan kesalahan yang terbesar adalah ketika akhlak dipisahkan dari seks.

Kini, seks dijadikan komoditi ekonomi. Sekali lagi, masa kini adalah masa pembangkitan nafsu seksual. Itu bukan saja ditemukan dalam layar lebar atau layar kacafilm dan televisimelalui cerita atau iklan, melainkan juga pada majalah dan koran.

Bahkan, internet dan telepon seluler menawarkan jasa-jasa dalam bidang seks yang setiap detik tersedia dengan murah. Kini, rangsangan seks bukan hanya melalui gambar hidup yang telanjang, melainkan telah juga disertai dengan aneka gerak dan kata-kata yang merangsang, baik yang didendangkan dalam lagu maupun yang dilontarkan dalam percakapan.

Dalam Islam, perempuan haruslah didik dan terbekali penuh dengan nilai-nilai agama serta pengetahuan, karena dari mereka lah lahir generasi-generasi yang menjadi harapan bangsa.

Wanita adalah perhiasan berharga, Islam pun dengan sangat mulia menjaganya. Jika begitu memprihatinkan nasibnya, maka bagaimana bisa kita mengharap generasi unggul darinya? maka teramat penting kita regenerasi potret sosok perempuan pencerah zaman.

Siti Maryam, sang perempuan tangguh yang sudah memerankan tugas sebagai perempuan yang sejati dengan kesabarannya menjadi sosok mengagumkan.

Sepak terjangnya, memantulkan pelajaran tentang bagaimana seharusnya perempuan menghadapi dan melawan dunia, sehingga nantinya sanggup menggapai bintang di surga dalam mimpi yang sempurna, bukan ilusi tak bertepi dalam khayalan tingkat tinggi.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Santri dan Maulid Nabi

16 September 2024 - 11:22 WIB

Mengenal Tradisi Endog Endogan dalam Peringatan Maulid Nabi di Banyuwangi

15 September 2024 - 06:11 WIB

Asal Muasal Perayaan Maulid Nabi, Dirayakan Seorang Sultan

15 September 2024 - 06:07 WIB

Tiga Sikap dan Karakter Kiai Indonesia yang Perlu Diketahui

30 Agustus 2024 - 22:31 WIB

Esensi Makna Kiai

30 Agustus 2024 - 22:20 WIB

Anak Muda dalam Membangun Kehidupan yang Toleran: Studi Kasus di Madura

30 Agustus 2024 - 20:51 WIB

Trending di Suara Santri