Pengetahuan bahaya ideologi radikal maupun inteloran, kurang begitu mengena jika tidak mengetahui bagaimana upaya pencegahan dari penyakit tersebut. Saling berkaitannya antara mengetahui bahaya ideologi tersebut dengan upaya pencegahannya, tidak lain agar kasus-kasus radikal maupun intoleran tidak lantas menyebar dan menjangkiti masyarakat luas.
Dalam upaya pencegahan ini, Wahbah az-Zuhaili membaginya menjadi dua metode, yaitu metode preventif dan kuratif.
1. Metode Preventif
Secara umum, metode pencegahan berupa preventif dapat dimaknai sebagai tindakan untuk menghindari hal-hal negatif (penyakit) agar tidak menjangkit kepada seseorang, baik saat ini atau pun di masa yang akan datang.
Lebih ringkasnya, ketika seseorang telah mengetahui bahwa radikal termasuk penyakit yang mengerikan, maka kewajiban bagi orang tersebut adalah menghindarinya. Keadaan ini sebagaimana pengibaratan pepatah yang mengungkapkan: ‘mencegah lebih baik daripada mengobati’.
Upaya pencegahan metode preventif
Pencegahan dengan metode preventif dapat dilakukan yaitu dengan cara menghindarinya dan menangkalnya. Cara dari penangkalan itu sendiri dapat berupa memberikan peringatan, penyuluhan dan mendidik masyarakat agar tidak sampai terjerumus ke dalam jurang ideologi radikal dan intoleran.[1]
Pencegahan ini umumnya menjadi kewajiban bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya para ulama, akademisi, influencer, para da’i, serta media massa atau media sosial dengan memberikan penyuluhan ke berbagai sendi masyarakat.
2. Metode Preventif
Metode pencegahan yang dipaparkan oleh Wahbah az-Zuhaili yaitu dengan metode kuratif yang dapat diartikan sebagai penyembuhan. Yaitu upaya melakukan pencegahan terhadap penyakit yang telah menjangkit, agar tidak menjadi penyakit yang lebih parah.
Cara penyembuhannya bagi orang-orang yang telah terkena penyakit radikal ini yaitu dengan cara memberikan pemahaman bahwa paham radikal adalah salah yang dibungkus dengan metode doktrinisasi. Karena jika hanya diberikan pemahaman saja tanpa adanya doktrinisasi nasionalisme, tindakan tersebut kurang dapat mengena. Sehingga doktrinisasi dalam hal ini ranah yang penting untuk dilakukan.
Tidak lain, orang yang melakukan ranah doktrinisasi tersebut adalah orang-orang yang memiliki kapasitas dalam masalah doktrinisasi. Karena ranah ini terbilang sulit jika dilakukan oleh orang-orang yang kurang memahami masalah doktrinisasi.
Kemudian, yang termasuk ke dalam kriteria kuratif dalm hal ini yaitu penyebab-penyebabnya. Di mana seorang dokter (orang yang khusus menangani penyakit ini) meracik beberapa resep untuk diramu menjadi obat untuk diberikan kepada orang yang terjangkit dalam masa-masa waktu penyembuhan.
Tanpa mengetahui penyebab-penyebab orang tersebut terjangkit penyakit radikal, maka akan sangat sulit memberikan asupan doktrinisasi dalam masa penyembuhannya.
Baca juga: Larangan Intoleran dan Anjuran Toleran
Follow Instagram Duta Damai Santri Jawa Timur
[1] Wahbah az-Zuhaili, Qadhaya al-Mu’ashirah al-Fikr wal Mu’ashir (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2007), 410.
فتكون بإزالة أو تحاشي أسبابه المؤدية له ، مهمة العلماء والمفكرين ودعاة الإسلام وخطبائهم، وأجهزة الإعلام، وذلك بتحذير الناس وتوعيتهم من التورط في أعمال العنف في المعيار الإسلامي، ومراعاة الضوابط والقيود الشرعية لأي عمل يلحق ضرراً بالآخرين أو يمس مصالحهم أو يستثير أحقادهم وضغائنهم، أو يؤدي إلى رد فعل معاكس سيئ جداً.
Upaya Pencegahan Ideologi Radikal dan Intoleransi
Upaya Pencegahan Ideologi Radikal dan Intoleransi