Oleh: Mutawakil
Syekh Haji Raden Muhammad Mukhtar bin ‘Atharid al-Bughuri al-Batawi al-Jawi al-Makki, dikenal dengan sebutan Tuan Mukhtar Bogor, adalah salah satu Ulama Nusantara yang meninggalkan jejak mendalam di Makkah pada zamannya. Meskipun biografinya lebih banyak dicatat dalam literatur Arab, namun warisan intelektual dan pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan Makkah sangat signifikan.(1)
Asal Usul dan Pendidikan
Tuan Mukhtar Bogor lahir dengan nama Sunda, Raden Muhammad Mukhtar bin Raden Natanagara. Beliau adalah sosok ulama yang berbicara dengan ilmu dan ketenangan. Terlahir di Bogor, ia menempuh perjalanan pendidikan keilmuan yang sangat giat. Di Makkah, Tuan Mukhtar Bogor dikenal sebagai Syekh Atharid, Dalam catatan sejarah Tuan Mukhtar Bogor adalah seorang yang sangat giat belajar, mengajar, membaca dan sangat kuat beramal. Syekh Atharid termasuk Ulama Nusantara yang mempunyai banyak guru, setidaknya, jumlah gurunya mencapai 35 ulama. (2)
Guru-Guru dan Kiprah di Masjidil Haram
Sebagai seorang ulama, Keinginannya untuk terus belajar dan mengajar membuatnya menjadi salah satu mudarris atau guru besar di Masjidil Haram Makkah. Keberadaannya di Masjidil Haram menempatkannya sebagai salah satu konsultan dan poros utama jaringan intelektual Ulama Nusantara – Haramain pada awal abad ke-20. (3)
Pencapaian Sebagai Musnid dan Muhaddits
Keilmuannya tidak hanya sebatas menjadi seorang Syekh, melainkan juga seorang Musnid dan Muhaddits, yang ahli dalam ilmu hadis. Syekh Abul Faidh Muhammad Yasin menyebutkan bahwa Tuan Mukhtar Bogor termasuk dalam tujuh ulama Nusantara dengan periwayatan hadis paling banyak, sebuah prestasi gemilang.
Jejak Intelektual di Awal Abad ke-20
Tuan Mukhtar Bogor melanjutkan warisan intelektual yang ditinggalkan oleh gurunya, Syekh Nawawi Banten, di Haramain pada akhir abad ke-19. Ia menjadi bagian dari jaringan ulama besar Nusantara yang berkumpul di Makkah. Di sana, ia berinteraksi dengan ulama-ulama besar lainnya seperti Syekh Mahfuzh ibn Abdullah al-Tarmasi, Syekh Baqir ibn Nur al-Jukjawi, dan Syekh Muhammad Shalih ibn ‘Umar al-Samarani.
Warisan dalam Kitab-kitab Biografi
Biografi Tuan Mukhtar Bogor banyak diabadikan dalam kitab-kitab biografi ulama besar dunia Islam yang mengajar di Masjidil Haram pada abad ke-14 H (20 M). Nama beliau tercatat dalam Nats al-Jawâhir wa al-Durar, Tasynîf al-Asmâ’, dan al-Jawâhir al-Hisân, sebagai bagian dari ulama yang memberikan sumbangan besar pada ilmu pengetahuan.
Tuan Mukhtar Bogor, bersama ulama-ulama Nusantara lainnya, tidak hanya menjadi cendekiawan, tetapi juga penjaga keberlanjutan ilmu pengetahuan dan spiritualitas Islam di tanah air. Keberadaannya di Makkah menjadi bukti bahwa Ulama Nusantara memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan keilmuan Islam di pusat-pusat ilmu seperti Haramain.
Referensi
- Abdullah 2005, Tuan Mukhtar Bogor – `Ulama’ ahli syari’at dan haqiqat
- Sya’ban 2017, Dalam Mahakarya Islam Nusantara : kitab, naskah, manuskrip, dan korespondensi ulama Nusantara.
- Ahmad Ginanjar Sya’ban 2017, Disampaikan dalam membuka Kajian Turats di Islam Nusantara Center, Sabtu 18 Maret 2017;