Oleh: Amira Zakia
Sebagai pelajar yang mukim di pesantren, tentu saya tertarik berbagi tips atau cara menjadi seorang santri yang sejati, meski dari diri saya pun, masih banyak hal yang perlu diperbaiki. But it’s no problem!!! Mari belajar bersama, dan semangat bersama.
Menjadi santri sejati bukan hanya tentang belajar ilmu agama, tetapi juga mengenai akhlak, sikap, dan komitmen dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Santri sejati adalah mereka yang tidak hanya menuntut ilmu, tetapi juga mengamalkannya dan menjadi teladan bagi orang lain. Berikut adalah beberapa tips untuk menjadi santri sejati:
- Niat yang Ikhlas
Tidak bisa dipungkiri, jika segala sesuatu haruslah dimulai dengan niat. Pastikan bahwa niat untuk menuntut ilmu adalah semata-mata karena Allah. Niat yang ikhlas akan menjadi pendorong utama dalam setiap usaha belajar. Ingatlah bahwa menuntut ilmu adalah ibadah, dan dengan niat yang benar, setiap langkah yang diambil akan mendapatkan berkah.
- Disiplin dalam Belajar
Nah, poin yang ke dua adalah disiplin, karena disiplin adalah kunci keberhasilan. Buatlah jadwal belajar yang teratur dan patuhi waktu tersebut. Dengan disiplin, proses belajar akan menjadi lebih efektif dan terarah. Selain itu, kebiasaan disiplin akan membantu santri dalam aspek kehidupan lainnya, seperti ibadah dan tugas sehari-hari.
- Good attitude
Akhlak yang baik adalah ciri khas seorang santri sejati. Tunjukkan sikap sopan, menghormati guru, serta menjaga hubungan baik dengan teman-teman. Berperilakulah dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama, seperti kejujuran, kesederhanaan, dan empati. Akhlak yang baik akan menarik orang lain untuk belajar dan mengikuti jejakmu. Pembelajaran tentang akhlak, di dunia santri bisa ditemukan di berbagai kitab, salah satunya adalah kitab Ta’limul Muta’alim karya Syaikh Zainuddin al-Malibari.
- Aktif dalam Kegiatan Keagamaan
Ikuti berbagai kegiatan keagamaan yang diadakan di pesantren atau komunitas. Kegiatan seperti pengajian, bakti sosial, atau diskusi tentang ilmu agama tidak hanya akan memperdalam pemahaman, tetapi juga mempererat ukhuwah antar santri. Keterlibatan dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen untuk belajar dan mengamalkan ajaran Islam. Biasanya, jika di pesantren tempat saya mukim, ada beberapa kegiatan ektrakurikuler tentang ini, seperti dakwah dan juga ada kegiatan bakti sosial setiap satu tahun sekali.
- Membaca dan Mengkaji Kitab-kitab
Selain belajar di kelas, luangkan waktu untuk membaca dan mengkaji kitab-kitab klasik maupun modern. Nah, hal yang bersifat otodidak ini, menurut kaca mata pribadi saya, sangat susah dilakukan. So, kita harus benar-benar bisa memilah circle pertemanan, dan mulai mencari teman yang bisa diajak semangat dalam hal ini. Mengkaji bacaan ini akan memperluas wawasan dan pemahaman tentang ajaran Islam. Diskusikan hasil pembacaan dengan teman atau guru untuk mendapatkan perspektif yang lebih dalam.
- Memiliki Mentor atau Guru Pembimbing
Nah, jika sudah menemukan teman untuk diajak diskusi, pastikan juga untuk mencari sosok guru atau mentor yang bisa membimbing dan memberi nasihat. Hubungan yang baik dengan guru akan sangat membantu dalam proses belajar. Mereka bisa memberikan bimbingan, pengalaman, dan inspirasi yang akan memotivasi kita sebagai santri untuk terus maju.
- Mengamalkan Ilmu yang Dipelajari
Kita semua tahu, jika ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Terapkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, hal seperti ini akan sangat diperlukan jika sudah kembali di masyarakat. Dengan mengamalkan ilmu, santri tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga pelaku aktif dalam masyarakat. Hal ini akan memberi makna lebih dalam setiap pelajaran yang didapatkan.
- Bersikap Tawadhu’
Kedudukan sebagai santri bukan alasan untuk merasa lebih tinggi dari orang lain. Sikap tawadhu’ (rendah hati) sangat penting. Santri sejati menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan sikap ini, santri dapat belajar dari siapa saja dan membuka diri terhadap kritik yang membangun.
- Menjaga Hubungan dengan Allah
Nah, poin yang terakhir adalah yang maha penting untuk diketahui. Menjaga hubungan baik dengan Allah melalui ibadah yang konsisten, seperti sholat, membaca Al-Qur’an, dan berdoa. Hubungan yang baik dengan Sang Pencipta akan memberi ketenangan dan kekuatan dalam menjalani proses belajar.
Menjadi santri sejati adalah perjalanan yang penuh tantangan dan pembelajaran. Dengan mengikuti tips di atas, insyaAllah santri dapat membentuk diri menjadi pribadi yang berakhlak mulia, berilmu, dan bermanfaat bagi masyarakat. Santri sejati bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan nilai-nilai Islam yang sejati. Semoga setiap usaha yang dilakukan mendapatkan keberkahan dan ridha dari Allah. Allahumma Baarik