Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 30 Okt 2023 20:37 WIB ·

Tipologi Santri Versi Orang Madura


 Tipologi Santri Versi Orang Madura Perbesar

Oleh : Abdul Warits

Santri merupakan pemuda yang sangat disegani ditengah masyarakat apalagi orang Madura. Bagi orang Madura menjadi santri menjadi sebuah kebanggaan.

Santri bagi masyarakat terdapat tiga tipologi Santri yang disematkan menurut versi orang Madura Pertama, santri asli yaitu santri yang betul-betul santri, baik dari sisi akhlak maupun kualitas keilmuan yang dimiliki.

Tipe pertama ini biasanya dilekatkan kepada mereka yang pernah mondok di pondok pesantren dan akhlaknya terpuji sehingga dipandang oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Kedua, bau Santri yaitu seseorang yang tidak pernah nyantri tapi dia memiliki sikap dan akhlak layaknya santri. Tipe ini berlaku bagi masyarakat Madura yang tidak pernah nyantri ke pesantren tetapi perilaku dalam kehidupan sehari-harinya layaknya seorang santri.

Tipe yang ketiga adalah santri bau Yaitu seorang santri yang sikap dan akhlaknya tidak mencerminkan sebagaimana layaknya seorang santri baik akhlak maupun keilmuannya.

Berbicara makna dari kata santri tentu sangat banyak diantaranya ada yang mengadopsi dari kata bahasa inggris yang diindonesiakan yaitu SUN-THREE, kata Sun yang berasal dari bahasa Inggris dibaca menjadi San. SUNTHREE (SANTRI) yang kalau di-Indonesia-kan bermakna Tiga matahari

Artinya ada tiga hal utama yang harus dimiliki oleh seorang santri, Pertama Iman, seorang santri harus memiliki keimanan yang kuat dan kokoh, sehingga dia tahan banting dalam situasi dan kondisi apapun, tidak mudah mengadaikan agama demi kepentingan apapun yang bersifat duniawi.

Kedua Islam, seorang santri harus taat dan patuh dalam menjalankan perintah-perintah agama terutama yang tertuang dalam Rukun Islam yang lima, seorang santri harus selalu menjalan syariat islam dimanapun dia berada sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah-sunnah Rasunya.

Ketiga ihsan, seorang santri harus memilik akhlak dan prilaku yang baik, baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dalam berhubungan dengan sesama manusia, hal ini sesuai dengan diutusnya Rasulullah yang tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak, maka dari itu seorang santri sudah seharusnya memiliki tiga hal tadi. Iman, Islam dan Ihsan yang ketiga-tiganya harus diamalkan secara bersamaan dalam kehidupan.

Selain makna atau penafsiran dari kata santri diatas ada juga yang memaknai santri dari huruf-hurufnya dakam tulisan Arab yaitu ( سنتر ) yang terdiri dari Sin, Nun, Tak, dan Rak. Yang masing-masing huruf memilki makna, Pertama Huruf Sin yaitu Satrul Aurat (menutup aurat) artinya seorang diharapkan mampu menutup aurat yang dalam arti luasnya mampu menjaga kehormatan dari dan keluargnya serta mampu menjaga kesucian diri baik secara lahir maupun batin.

Ada juga yang memaknai Satirun Anil Ayub (penutup aib atau keburukan) artinya bagaiman seorang santri hendaknya mampu menutup aib saudara-saudaranya bukan malah sebaliknya menceritkan aib dan keburukan saydaranya kepada orang lain.

Kedua Haruf Nun yaitu Naibun Anis Suyukh (Pengganti atau penerus dari orang Tua atau Masyaikh ) artnya santri harus bisa menggatikan posisi orang Tua dan Guru baik dalam menyampaikan ilmu-ilmu agama maupun meneruskan perjuangannya.

Ketiga Huruf Tak yaitu Tarkul Ma’ashi (Meninggalkan Kemaksiatan) santri dituntut untuk menjauhi hal-hal yang tidak baik apalagi hal yang dilarang oleh agama dan negara atau bahkan yang dilarang dalam norma sosial di masyarakat.

Yang terakhir Huruf Rak yaitu Raisul Ummah (Pemimpin Ummat) santri sebagai Penerus ulama harus siap dan mampu memimpin ummat artinya santri harus siap ketika dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin, santri tidak mungkin menjadi pemimpin yang hebat dan handal tanpa dibelaki ilmu pengetahuan yang luas, oleh karena itu santi harus menuntu ilmu sebanyak-banyaknya sebagai bekal dalam kehidupan.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mewujudkan Demokrasi Sehat Melalui Pilkada Serentak

23 November 2024 - 08:59 WIB

Santri Sebagai Pilar Perdamaian di Dunia Perpolitikan

21 November 2024 - 09:10 WIB

Bahaya Politik dan Pertumpahan Darah, Bagaimana Solusinya?

19 November 2024 - 11:42 WIB

macam-macam darah wanita

Peran Santri dalam Membangun Generasi Emas Indonesia

17 November 2024 - 12:42 WIB

Dari Keraguan ke Keyakinan: Menemukan 7 Rahasia Kekuatan Pribadi dalam Diri

16 November 2024 - 10:11 WIB

Menakar Efektivitas Pemberdayaan Sistem Koperasi dalam Program “Solusi Nelayan”

11 November 2024 - 14:43 WIB

Trending di Suara Santri