Oleh: Abdul Warits
Ulama dan Kiai di Nusantara memiliki sikap kebesaran jiwa yang luar biasa. Dalam keadaan dan kondisi apapun, para kiai mampu mewujudkan kondisi yang aman dan sejuk. Sebab, kiai di Indonesia memiliki tiga hal yang menjadi ciri khas kiai Nusantara yakni ilmu, kepedulian, dan keikhlasan.
Hal ini menjadikan karomah dan kelebihan tersendiri untuk menunjukkan dan membuktikan bagaimana ulama Indonesia mampu merawat kondisi ini dengan terus memberikan spirit dalam wujud terus ngayomi (melindungi dan membina), ngayahi (mengurus), dan ngayemi (membuat hati tenang).
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Mukri bahwa ciri khas kiai itu cinta ilmu. Ia inten mengkaji dan mengaji dalam majelis-majelis. Di berbagai kesempatan, yang dibahas selalu berisi ilmu.
Intensitas para kiai bersentuhan dengan ilmu ini menjadikan masyarakat memposisikan mereka lebih dari yang lain dalam kehidupan di masyarakat. Dengan kompetensi ilmu agama yang dimiliki ini, ditambah silsilah atau sanad keilmuan yang jelas dan menyambung sampai kepada Rasulullah, tumbuh sikap kiai yang selalu ngayomi dan mendidik umat
Bukan hanya dari aspek keilmuan saja, para kiai juga peduli dan mampu mengurus atau ngayahi umat. Dalam berbagai aspek kehidupan, bisa dilihat sendiri bagaimana para kiai mengurus umat di Indonesia mulai dari belum lahir sampai dengan sudah meninggal dunia contohnya. Mulai dari fase kehamilan sampai dengan meninggal dunia, para kiai selalu dilibatkan masyarakat untuk ikut mengurus prosesnya.
Tiga hal inilah yang sampai saat ini mampu menjaga kondusivitas masyarakat di nusantara. Para wali dan kiai telah mewariskan dan memasukkan tiga hal ini yakni ilmu, kepedulian, dan keikhlasan dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sehingga benar-benar bisa nganyomi, ngayahi, dan ngayemi.