Oleh : Abdul Warits
Mengenal Bullying
Bullying adalah tindakan penindasan atau kekerasan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menyakiti ataupun menyudutkan orang lain. Bullying bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih sering dilakukan oleh anak usia remaja.
Bullying adalah tindakan tidak terpuji berupa penindasan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Umumnya, tindakan ini bersifat agresif, mengintimidasi, dan dilakukan secara berulang atau terus-menerus.
Perilaku ini bisa dilakukan oleh berbagai kalangan usia, namun lebih sering terjadi pada anak remaja karena memiliki emosi yang cenderung belum stabil. Kendati demikian, bullying tak boleh diremehkan dan dianggap normal karena berisiko menimbulkan dampak negatif dalam jangka panjang.
Dampak Perilaku Bullying
Ada beberapa dampak bullying yang perlu diwaspadai karena bisa memengaruhi kesehatan mental korban maupun pelaku, seperti memicu timbulnya gangguan emosi, masalah mental, gangguan tidur, penurunan prestasi, dan lain sebagainya.
Jika tidak segera dihentikan, perilaku bullying bisa menyebabkan berbagai macam gangguan mental maupun fisik bagi korban yang mengalaminya, seperti:
- Memicu Masalah Mental
Dampak bullying bagi korban yang paling sering terjadi adalah memicu masalah kesehatan mental, seperti gangguan cemas, depresi, hingga post-traumatic stress disorder (PTSD). Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental ini biasanya dialami oleh korban dalam jangka waktu panjang.
- Gangguan Tidur
Insomnia juga menjadi salah satu dampak bullying bagi korban yang tak boleh diremehkan. Pasalnya, korban bullying sering kali mengalami stres berkepanjangan yang bisa menyebabkan hyperarousal, yaitu kondisi ketika tubuh menjadi sangat waspada sehingga mengganggu keseimbangan siklus tidur dan terjaga.
- Penurunan Prestasi
Anak yang mengalami bullying biasanya akan kesulitan untuk memusatkan fokus dan konsentrasinya saat sedang belajar. Korban bullying juga kerap merasa enggan untuk pergi ke sekolah karena ingin menghindari tindakan penindasan yang dialaminya. Bila dibiarkan terus-menerus, kondisi tersebut bisa berdampak pada penurunan prestasi akademik anak.
- Trust Issue
Trust issue merupakan kondisi ketika seseorang sulit memercayai orang-orang yang ada di sekitarnya. Kondisi ini rentan dialami oleh korban bullying karena mereka khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercayaan terhadap orang lain. Bahkan, bila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.
- Memiliki Pikiran untuk Balas Dendam
Dampak bullying terhadap psikologi korban berikutnya adalah memiliki pikiran untuk balas dendam. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya.
- Memicu Masalah Kesehatan
Selain psikis, tindakan bullying bisa memengaruhi kondisi tubuh terutama bagi korban yang mendapatkan kekerasan secara fisik, seperti luka dan memar.
Bahkan, bullying juga turut memicu stres berkepanjangan sehingga berisiko menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan, di antaranya penurunan daya tahan tubuh, sakit kepala, dan gangguan pencernaan. Perilaku ini pun dapat memperburuk kondisi anak yang telah memiliki riwayat masalah kesehatan sebelumnya, seperti gangguan jantung atau penyakit kulit.
Dampak Bullying bagi Pelaku
Tak hanya korban, bullying juga berisiko menimbulkan dampak negatif bagi pelakunya. Adapun sejumlah dampak dari bullying bagi pelaku adalah sebagai berikut:
- Gangguan emosi.
- Berisiko menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan terlarang.
- Sulit mendapatkan pekerjaan saat beranjak dewasa.
- Berisiko menjadi pelaku kekerasan dalam lingkungan sosial dan rumah tangga (KDRT).
Cara Mengatasi Dampak Bullying pada Anak
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bullying bisa berdampak pada kesehatan mental korbannya. Karena itu, sebagai upaya meminimalkan dampak bullying terhadap mental anak, penting bagi orang tua untuk melakukan beberapa cara berikut ini.
- Mengajak anak untuk konseling dengan psikolog.
- Memberikan dukungan penuh pada anak.
- Mengajarkan anak agar mampu membela dirinya sendiri.
- Mendengarkan anak bercerita mengenai perasaannya.
- Mengingatkan anak bahwa balas dendam bukan solusi yang tepat.
- Mengajak anak untuk melakukan hal-hal yang disukainya.