Santrikeren.id – Agama Islam dikenal sebagai agama yang menjujung tinggi toleransi. Baik sesama umat Islam maupun dengan penganut agama lain. Toleransi (tasammuh) dalam Islam adalah sikap yang menunjukkan rasa saling menyodorkan pengertian, pemahaman dan dengan didasari kerendahan hati terhadap sesama manusia.
Natal adalah salah satu perayaan yang dirayakan oleh umat Kristiani untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Dalam Islam, Yesus atau yang dikenal sebagai Isa bin Maryam (Isa putra Maryam) adalah salah seorang nabi yang sangat dihormati. Isa AS dianggap sebagai utusan Allah yang diberi wahyu dan mukjizat untuk menyampaikan ajaran kebaikan, kedamaian, dan penyembahan kepada Allah. Namun, dalam ajaran Islam, Isa AS bukanlah Tuhan atau anak Tuhan, sebagaimana yang diyakini dalam ajaran Kristen. Dalam Al-Qur’an, Isa AS disebut sebagai nabi yang diangkat oleh Allah dan bukan disalib, melainkan diselamatkan oleh-Nya.
Berikut adalah beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan Isa AS:
- Surat Al-Imran (3:45): “Ketika Malaikat berkata: ‘Wahai Maryam, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan kelahiran seorang putra yang diberi nama al-Masih, Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, serta salah seorang yang didekatkan kepada Allah.'”
- Surat An-Nisa (4:157): “Dan (karena perkataan mereka): ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam.’ Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi (yang disalib adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.”
Oleh karena itu, Islam menghormati kelahiran Isa AS, namun tidak merayakan Natal sebagai hari kelahiran-Nya, karena perayaan tersebut dianggap sebagai bagian dari ritual keagamaan yang hanya ada dalam ajaran Kristen.
Meskipun Islam tidak merayakan Natal, umat Islam diajarkan untuk saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik kepada orang-orang yang berbeda agama, selama mereka tidak memusuhi Islam.
- Surat Al-Mumtahanah (60:8): “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
Dalam Islam, ada perbedaan yang jelas antara menghormati orang yang merayakan suatu perayaan dan ikut serta dalam perayaan itu sendiri. Islam mengajarkan umatnya untuk menghormati kebebasan beragama dan perayaan yang dilakukan oleh orang lain, tetapi itu tidak berarti umat Islam diwajibkan untuk merayakan atau berpartisipasi dalam perayaan tersebut.
Meskipun Islam tidak merayakan Natal, umat Islam diharapkan dapat berinteraksi kepada orang yang merayakannya, tanpa melupakan ajaran dan prinsip dasar agama. Contoh sederhana dari prinsip ini bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, di mana umat Islam diajarkan untuk bersikap baik kepada tetangga yang merayakan perayaan agama mereka, namun tetap menjaga identitas dan keyakinan mereka sebagai seorang Muslim.