Oleh; Amrullah
Sebagai manusia tentu saling membutuhkan satu sama lain, begitu lelaki maupun perempuan membutuhkan sosok pendamping hidup yang bisa menemani sepanjang hayat. Kemudian dilanjutkan dengan pernikahan, sehingga menjadi keluarga yang didambakan yakni sakinah mawaddah warahmah.
Selanjutnya apakah dalam pernikahan hubungan antara suami-istri akan baik-baik saja atau sebaliknya, perlu untuk memahami satu sama lain. Apa yang membedakan laki-laki dengan perempuan. Laki-laki identik dengan ketegasan dan keperkasaan, sedangkan perempuan identik dengan sifat lemah lembut dan penuh kasih sayang (hal, 4).
Laki-laki dan perempuan memang berdeda sejak meraka lahir yakni secara fisik dan psikologis. Dengan berbeda mereka akan membawa perbedan dan kelebihan masing-masing. Suami maupun istri apabila sudah memutuskan untuk mencintai pasangannya, maka secara otomatis akan memunculkan benih-benih asmara kemudian mengesampingkan kelemahan pasangan lalu fokus pada kelebihan pasangan.
Untuk menciptakan keluarga yang harmonis bisa di mulai dengan cara bagaimana berkomunikasi yang baik dengan pasangannya, untuk itu dalam berkomunikasi dengan keluarga terdiri dari empat bagian sebagaimana hal tersebut diambil dalam Al-Qur’an, komunikasi dakwah dibagi emapat metode (hal, 32). Pertama, bil-hikmah (membidik rasio dan Hati) digunakan dengan cara yang relevan dan realistis sesuai dengan kebutuhan yakni dengan memikirkan kemampuan akal, suasana psikologis, dan sosiokultiural lawan bicara (pasangan). Kedua, ma’uizah hasanah (Nasehat yang baik), biasanya metode ini dengan metode ceramah, jadi terhadap pasangan menggunakan nasihat yang baik dengan cara-cara yang baik yaitu dengan tutur Bahasa yang mudah di terima oleh pasangan. Ketiga wajadilhum billati hiya ahsan (berdialog denga cara yang baik), yakni menggunakan cara dengan baik seperti sopan, santun, dan saling mengargai. Keempat adalah berbasa dengan Bahasa mereka, artinya Bahasa tersebut mudah dipahami dan dimengerti.
Finansial mungkinkah merupakan faktor utama dalam kebahagiaan rumah tangga? Jawabannya bisa”iya” dan bisa “tidak” tergantung siapa yang menjalankan peran tersebut dalam berumah tangga. Dalam rumah tangga ekonomi bisa menjadi faktor penyumbang besar terjadinya perceraian. Dalam hal ini bukan karena kekurangan finansial akan tetapi kelebihan finansial. Bahkan sebaliknya dalam rumah tangga kekurangan finansial bisa menggangu keanyamanan dalam rumah tangga. Karena ada kebutuhan dasar yang belum terpenuhi seperti gizi dan kesehatan yang berdampak pada periliku seperti mudah marah, sensitive dan sulit berkonsentrasi.
Ada sepenggal kisah menarik sosok perempuan yang dulunya hidup harmois disaat hidupnya mengalami pas-pasan. Disaat suaminya jadi karyawan swasta, namun pada akhirnya terpilih menjadi pejabat publik, karena kesibukannya ia jarang pulang, sibuk dan sering marah. Usut punya usut suaminya menikah lagi secara diam-diam, yang mengakibatkan keluarga tersebut sering bertengkar. Sang istri jusrtu rindu suaminya yang dahulu setia, harmonis, kominikatif, dan selalu ada buat kelarganya (hal. 36).
Ada kisah lain secara finansial memiliki kekurangan menjadi problem dalam rumah tangga, sehingga bisa menjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menyebabkan terjadinya perubahan perilaku. Jika mendapatkan kelebihan finansial sebaiknya ditabung bukan disalah gunakan, disaat finansial terpuruk maka perlu bersabar dalam menghadapinya akan tetapi diseratai do’a dan ikhitar dalam mencari perkejaan.
Pentingnya sejak dini untuk belajar ilmu tentang pernikahan agar dalam rumah tangga menjadi keluarga idaman. Buku ini urgen dibaca oleh yang akan berkeluarga, bagi pemuda untuk mempersiapkan bekal menuju keluarga yang di dambakan, dan bagi orang yang telah berkeluarga untuk memperbaik hubungan rumah tangganya.
Judul : Psikologi Pasangan Manajemen Konflik Rumah Tangga
Penulis : Muhammad Iqbal & Kisma Fawzea
Penerbit : Gema Insani
Cetakan : 2020
Tebal : 163 halaman
ISBN : 9786022506966
*Amrullah, lahir di Gapura Barat Gapura Sumenep Madura, Alumni Mahasiswa Pascasarjana program Studi Pendidikan agama Islam, IAIN Madura, Pamekasan Madura dan Guru di SMP Nahdlatul Ulama Sumenep.