Oleh: Erik Setiawan
Dalam era digital ini, platform media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Salah satu platform yang mendominasi perhatian pengguna adalah TikTok. Meskipun TikTok menawarkan hiburan singkat dalam format video pendek, namun, ada perdebatan mengenai dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan otak. Fenomena ini dapat dilihat dari kebiasaan pengguna yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk “scrolling” TikTok, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada penurunan kinerja otak atau yang akrab disebut sebagai “lemot”.
Pertama-tama, perlu dipahami bahwa TikTok menawarkan konten yang memikat dan menghibur dengan durasi singkat. Meskipun demikian, ketika pengguna terjebak dalam siklus tak berujung menggulir konten tanpa batas waktu, dampak negatifnya mulai muncul. Aktivitas ini bisa memicu kelelahan mental dan penurunan konsentrasi, mengingat otak terus-menerus dipenuhi dengan rangsangan visual yang cepat.
Dalam konteks ini, kebiasaan skroling TikTok yang berlebihan dapat menghambat kemampuan kognitif. Otak manusia memerlukan istirahat dan variasi stimulasi untuk tetap efisien. Skroling tanpa henti pada satu platform bisa mengakibatkan kebosanan dan menurunkan daya tangkap informasi. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan penurunan performa otak dalam tugas-tugas yang membutuhkan pemikiran kritis dan fokus yang mendalam.
Selain itu, scrolling TikTok yang terlalu lama juga berpotensi mengganggu pola tidur. Keterlibatan yang berlebihan dengan media sosial pada malam hari dapat merusak kualitas tidur, mengingat cahaya biru yang dipancarkan oleh layar ponsel dapat menghambat produksi hormon tidur melatonin. Dampak buruk tidur pada kesehatan otak telah dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif, gangguan mood, dan risiko penyakit neurodegeneratif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa TikTok telah menjadi sarana kreativitas dan hiburan bagi banyak orang. Namun, penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara menikmati konten dan menjaga kesehatan otak. Membatasi waktu skroling, mengatur jadwal penggunaan, dan memberikan waktu istirahat bagi otak adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghindari dampak negatif jangka panjang.
Dengan demikian, skroling TikTok yang berlebihan dapat berdampak pada kesehatan otak, memperlambat kinerja kognitif, dan bahkan mengganggu pola tidur. Penting untuk diingat bahwa keseimbangan adalah kunci, dan penggunaan media sosial harus diatur dengan bijak. Selamat menghibur, tetapi tetaplah menjaga kesehatan otak Anda.