Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 1 Jun 2024 21:16 WIB ·

Sayyidah Maryam: Jejak Kesucian dan Keteguhan Iman Sang Perawan Suci Ibunda Almasih


 Sayyidah Maryam: Jejak Kesucian dan Keteguhan Iman Sang Perawan Suci Ibunda Almasih Perbesar

Oleh: Amrullah*

Terdapat kesepakatan antara umat Islam dan Kristen mengenai kesucian Sayyidah Maryam, ibunda Nabi Isa a.s. Bahkan, kitab suci umat Islam mengistimewakannya dengan tambahan penghormatan dan menempatkannya sebagai wanita terunggul di antara semua wanita di dunia. Kisah Maryam dalam Al-Qur’an mendapat keistimewaan tersendiri, terbukti dengan namanya yang dijadikan nama surat dalam kitab suci tersebut.

Surat Maryam, yang merupakan surat ke-19 dengan total 98 ayat, menempati halaman 428 dalam edisi terjemahan Al-Qur’an oleh Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2019. Salah satu mukjizat luar biasa yang dialami oleh Sayyidah Maryam adalah kelahiran Nabi Isa a.s tanpa ayah, suatu peristiwa yang menunjukkan bukti nyata dari kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Kisah ini tidak hanya mengisahkan kelahiran Nabi Isa a.s, tetapi juga melibatkan pasangan lanjut usia yang berperan penting dalam kisah hidup Sayyidah Maryam.

Buku ini terdiri dari 24 bab di mana penulis menguraikan berbagai peristiwa yang dialami oleh Maryam, dimulai dari sebelum kelahirannya, masa pengasuhan, masa pengabdian kepada Allah SWT, hingga masa-masa sulit ketika merawat Nabi Isa a.s. Maryam lahir di tengah keluarga yang taat beragama; ibunya bernama Hanna dan ayahnya bernama Imran. Sebelum kelahiran Maryam, Hanna sering bermenung karena belum juga dikaruniai keturunan. Suatu hari, ketika melihat induk burung menyapih anaknya, Hanna memanjatkan doa:

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, Tuhan leluhurku, dan Tuhan seluruh semesta. Aku memohon kepada-Mu, berkahilah aku dengan keturunan yang akan menjadi penyejuk mata kami. Engkau Maha Kuasa dan teramat besar kuasa-Mu. Engkau telah menganugerahkan kebahagiaan kepada burung itu melalui anak-anaknya. Maka, ya Allah, anugerahilah aku keturunan yang akan menjadi tumpuan dan curahan kasih sayangku” (hlm. 15).

Kelahiran Nabi Isa a.s. tidak lepas dari peran penting pembantu Hanna dan Imran. Suatu hari, Hanna meminta nasihat dari pembantunya yang setia menemani. Pembantunya menyarankan agar Hanna berdoa dengan disertai nazar kepada Allah SWT. Hanna kemudian berdoa dengan menyertakan nazar.

“Ya Allah, ya Tuhanku. Sungguh aku bersumpah kepada-Mu, aku bernazar kepada-Mu bahwa apa pun yang Engkau anugerahkan kepadaku, akan aku serahkan untuk mengabdi kepada-Mu sebagai penjaga rumah-Mu yang disucikan” (hlm. 23).

Setelah doa tersebut, keluarga Imran sering menerima bisikan kabar gembira tentang kehadiran seorang anak di tengah-tengah mereka, yakni kelahiran Maryam, ibu dari Isa a.s. Sesuai dengan nazarnya, setelah kelahiran Maryam, keluarga Imran merelakan putri tunggal mereka untuk tinggal bersama keluarga Zakaria dan mengabdi kepada Allah SWT di rumah-Nya yang suci.

Setelah doa tersebut, keluarga Imran sering menerima bisikan kabar gembira tentang kehadiran seorang anak di tengah-tengah mereka, yakni kelahiran Maryam, ibu dari Isa a.s. Sesuai dengan nazarnya, setelah kelahiran Maryam, keluarga Imran merelakan putri tunggal mereka untuk tinggal bersama keluarga Zakaria dan mengabdi kepada Allah SWT di rumah-Nya yang suci.

Salah satu episode paling berat dalam kehidupan Maryam terjadi ketika ia harus mengungsi dari kekejaman penguasa saat itu, Raja Herodes, yang berniat membunuh putranya, Isa, sebagaimana kekejaman Firaun pada masa Nabi Musa a.s. Kejadian ini dialami oleh Maryam ketika ia resmi menjadi orang tua tunggal setelah melahirkan Isa tanpa sosok ayah. Pada saat itu, Maryam masih bertunangan dengan Yusuf. Dengan keyakinan yang kuat, Yusuf setia melindungi Maryam dari fitnah yang menimpa putri sulung Imran tersebut. Maryam juga senantiasa menunjukkan kasih sayangnya kepada Yusuf. Mereka mengungsi dari kekejaman Herodes dan para pengikutnya dengan penuh tawakkal dan ikhlas kepada Allah SWT.

Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Sayyidah Maryam, mulai dari masa sebelum kelahirannya hingga masa-masa paling berat dalam hidupnya ketika harus menghadapi kecaman, penghinaan, dan pengucilan dari kaumnya sendiri akibat melahirkan seorang anak tanpa ayah. Selain itu, buku ini juga menggambarkan kesabaran Maryam yang teguh kepada Allah SWT, yang membuatnya mampu bertahan menghadapi segala ancaman bahaya, pengucilan dari kaumnya, dan kezaliman penguasa yang terus berusaha memadamkan cahaya kebenaran. Memiliki buku ini sangat bermanfaat karena ditulis oleh seorang ahli, memberikan pemahaman yang mendalam tentang kisah Sayyidah Maryam dan Nabi Isa a.s. Wallahu a’lam.

Judul              : Maryam Kisah Hidup Sang Perawan Suci Ibunda Almasih
Penulis           : Fathi Fauzi Abdul Mu’thi
Penerbit         : Qaf
Cetakan          : 2020
Tebal              : 244 halaman
ISBN               : 978-602-5547-71-3

*Amrullah, lahir di Gapura Barat Gapura Sumenep Madura, Guru di SMP NU Sumenep.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dekadensi Moral Santri Masa Kini

2 Juni 2024 - 09:54 WIB

Tafsir Tentang Hutang Piutang QS. Al-Baqarah 282

31 Mei 2024 - 23:18 WIB

Qurban dan Aqiqah: Antara Tuntutan Syariat dan Praktik Sosial

31 Mei 2024 - 18:54 WIB

Makna dan Hikmah Ibadah Haji dalam Islam: Refleksi dari Al-Baqarah/2:197 dan Ali ‘Imran/3:96-97

31 Mei 2024 - 18:49 WIB

Kecemasan di Era Digital: dari Fear of Missing Out sampai Cuberbullying

31 Mei 2024 - 18:06 WIB

Menengok Kembali Tuhan dari Buku Sejarah Tuhan

31 Mei 2024 - 18:04 WIB

Trending di Suara Santri