Oleh: Ibnu Abbas
Membentengi generasi muda agar tidak terpapar paham radikalisme sangat penting dilakukan. Sama halnya dengan narkoba, benih-benih radikalisme juga membahayakan bagi masa depan bangsa. Karena itu generasi muda perlu dibekali wawasan kebangsaan yang kuat, termasuk para santri di pesantren.
Hal inilah yang dilakukan Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda Jatim AKBP Bahrun Nasikin. Pihaknya menggelar penyuluhan pencegahan terorisme, radikalisme dan intoleransi kepada ratusan santri Pondok Pesantren Wali Barokah, Kota Kediri, Selasa kemarin, 23 Juli 2024.
Menurutnya, wawasan kebangsaan ini penting dilakukan dalam rangka menyiapkan generasi emas. Selain itu juga menjadi antibody dalam menangkal virus radikalisme.
“Diantara yang menghambat generasi emas itu adalah maraknya terorisme dan radikalisme. Sehingga adik-adik kita beri wawasan agar mereka memiliki anti body, ketika di lapangan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Dalam agenda penyuluhan ini, AKBP Bahrun Nasikin juga mengedukasi banyak hal tentang sejarah. Mulai dari mengapa Pancasila harus menjadi dasar negara, bagaimana terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945.
“Agar mereka tahu sejarah. Ketika memahami sejarah, mereka akan cinta kepada Indonesia,” tambahnya.
Ia menilai, seseorang yang terpapar paham radikalisme karena tidak mengetahui dengan baik tentang sejarah terbentuknya negara ini. Di samping itu juga pemahaman agama yang parsial dan terpengaruh oleh tradisi dan budaya luar yang tidak sama dengan Indonesia.
Dengan dibekali wawasan kebangsaan ini, para santri diharapkan tahu betul bagaimana konsensus dibangun oleh para founding father, bahwa bentuk negara yang disepakati adalah NKRI dengan menjadikan Pancasila sebagai dasarnya. Pancasila pun senafas dengan ajaran agama Islam.
“Ini yang perlu kita bumikan kepada masyarakat sehingga mereka itu punya antibodi, punya pengetahuan ketika mereka menjadi TKI atau sekolah ke luar negeri, itu tidak mudah terpengaruh dengan paham-paham yang membahayakan terhadap ideologi negara kita” tambahnya lagi.
Tak hanya sebatas membentengi, pihaknya juga mengajak para santri untuk turut terlibat aktif dalam upaya pencegahan radikalisme di tengah-tengah masyarakat. Menjadi kepanjangan tangan dari misi Polda Jatim untuk memerangi radikalisme.
“Ini adalah upaya kita, penangkalan dan pencegahan. Wawasan kebangsaan harus menjadi pemahaman. Karena masa depan bangsa banyak ditentukan generasi muda. Maka itu penting mereka kita bekali wawasan kebangsaan,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Ketua Ponpes Wali Barokah KH Sunarto mengungkapkan bahwa selama ini pihaknya memiliki dua prinsip utama. Dalam prinsip keagamaan tetap beragama Islam sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul. Kemudian prinsip kebangsaan dengan menjaga keutuhan NKRI, kemudian Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila dan keberagaman.
“Bahwa, prinsip beragama Islam sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW serta prinsip berkebangsaan menjaga keuntuhan NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila serta keberagaman yang kita terus tanamkan kepada para santri. Notabene santri berdatangan dari berbagai penjuru tanah air,” lanjut KH. Sunarto.
Ia mengaku manfaat yang dirasakan para santri adalah kerukunan, kekompakan dan kerjasama yang baik diantara sesama. Apalagi dalam kegiatan ini diikuti oleh santri baru perlu diberikan pemahaman, dalam ruang lingkup kecil di dalam pondok. Sebab, toleransi itu sesungguhnya menghargai dan menghormati atas perbedaan diantara sesama.
“Itu yang terus kita tanamkan kepada para santri di sini yang notabene berdatangan dari berbagai penjuru tanah air. Para santri ini perlu diberikan bekal pemahaman agar mereka dalam ruang lingkup kecil atau terbatas di pondok ini saling menghargai satu sama lain. Karena toleransi itu sesungguhnya adalah menghormati, menghargai atas perbedaan,” tandasnya.