Oleh : Abdul Warits*
Sungguh sangat ironi sekali, jika bangsa Indonesia yang memiliki semboyan Bhinneka tunggal ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua) seringkali memunculkan banyak konflik. Apalagi ideologi pancasila yang berdasarkan kepada konsep persatuan Indonesia harus hilang begitu saja tanpa diketahui jejaknya. Konflik berkepanjangan merupakan permasalahan akut yang membutuhkan solusi paling jitu. Salah satunya adalah dengan mencari pelaku perdamaian atau organisasi yang bisa menggerakkan dunia perdamaian. Untuk itu, bangsa Indonesia harus memperbaiki segalanya. Persatuan dan keadilan harus diprioritaskan dalam rangka menciptakan perdamaian abadi di antara aneka ragam etnik, suku, agama, dan ras yang ada di negari ini.
Bangsa Indonesia wajib melakukan perubahan signifikan ke arah kemapanan masa depan. Karenanya, melalui peristiwa konflik sekitar, Indonesia harus bisa menggali semua problem itu menjadi satu konklusi dalam takaran evaluasi demi menemukan solusi disertai antisipasi untuk meraih kedamaian dan ketentraman sejati. Hidup tanpa perdamaian tidak akan tercipta sebuah kesejahteraan. Begitu pula perdamaian akan tercipta jika bangsa Indonesia menanamkan sikap persamaan dan menghargai perbedaan.
Revitalisasi perdamaian bukan perkara gampang hanya dengan menyerukan perdamaian di depan khalayak. Akan tetapi, revitalisasi perdamaian adalah menciptakan iklim lingkungan yang damai. Oleh karena itu, menyemai dunia perdamaian harus dengan perbuatan, sikap hidup yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pelaku perdamaian adalah kaum sarungan atau santri. Kaum sarungan merupakan pelaku perdamaian yang memiliki keinginan kuat dari dirinya untuk mengubah kehidupan masyarakat dari gelapnya permasalahan menuju cahaya keharmonisan. Maka, penting kiranya, santri memiliki konsep dan ajaran perdamaian serta sikap kekeluargaan dalam perbuatannya yang bisa diimplementasikan kepada lingkungan kemasyarakatan.
Oleh karena itu, santri harus mendorong konsep dan ajarannya menjadi sikap hidup untuk melakukan berbagai macam perubahan perdamaian yang diorientasikan ke ranah sosial, keagamaan, dan kebangsaan. Sebab, motivasi akan menggebu-gebu jika motivasi itu mencuat dari dalam diri santri terlebih dahulu. Jika motivasi itu sudah muncul, terciptalah satu solusi dari santri apabila mereka sadar dan menyadari bahwa dalam dirinya terdapat jiwa perdamaian yang hakiki.
*Duta Damai Santri Jawa Timur