Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 30 Okt 2024 05:55 WIB ·

Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional


 Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional Perbesar

Oleh: Abdul Warits

Radikalisme telah menjadi ancaman nyata yang tidak hanya menyasar wilayah perkotaan tetapi juga merambat hingga ke pelosok pedesaan. Proses radikalisasi dapat berlangsung secara halus dan perlahan namun memiliki dampak destruktif yang signifikan.

Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegahnya. Salah satu langkah konkret adalah pembentukan “Desa Siaga,” yaitu konsep desa yang tanggap terhadap ancaman radikalisme dan mampu melindungi diri dari infiltrasi pemahaman ekstremis.

Melalui pembentukan Desa Siaga, diharapkan ketahanan nasional dapat diperkuat mulai dari tingkat akar rumput.

Radikalisme: Definisi dan Dampak

Radikalisme dapat diartikan sebagai sikap atau pandangan yang menginginkan perubahan drastis atau revolusioner dalam struktur sosial, politik, atau agama yang ada. Dalam banyak kasus, radikalisme diiringi dengan intoleransi dan keinginan untuk menggunakan kekerasan demi mencapai tujuannya. Dampak radikalisme sangat luas, tidak hanya merusak tatanan sosial dan keamanan masyarakat tetapi juga mengancam keutuhan bangsa.

Fenomena radikalisme tidak mengenal batas geografis; bahkan, desa-desa yang sebelumnya dianggap jauh dari masalah perkotaan kini menjadi sasaran bagi kelompok-kelompok radikal. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti tingkat pendidikan yang rendah, keterbatasan akses informasi, hingga masalah ekonomi yang membuat masyarakat rentan terhadap doktrin-doktrin ekstrem.

Desa Siaga sebagai Solusi Pencegahan Radikalisme

Desa Siaga adalah konsep yang mengedepankan kesiapan dan kemandirian masyarakat desa dalam menghadapi ancaman radikalisme. Melalui program ini, masyarakat desa diharapkan lebih tanggap terhadap isu-isu yang dapat merusak kedamaian dan keamanan desa mereka.

Pembentukan Desa Siaga melibatkan partisipasi masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah daerah untuk bersama-sama membangun desa yang tangguh terhadap pengaruh radikalisme.

Pembentukan Desa Siaga dapat dimulai dengan beberapa langkah berikut:

1. Edukasi dan Penyuluhan

Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme serta dampaknya bagi kehidupan mereka. Penyuluhan ini dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, diskusi kelompok, atau pendidikan berbasis agama yang moderat.

2. Pemberdayaan Ekonomi

Salah satu faktor yang membuat radikalisme mudah merasuk adalah tingkat ekonomi masyarakat yang rendah. Dengan program pemberdayaan ekonomi, masyarakat desa bisa mendapatkan peluang usaha yang meningkatkan taraf hidup mereka, sehingga mereka tidak mudah tergoda untuk mengikuti kelompok-kelompok radikal demi iming-iming materi.

3. Peran Tokoh Agama dan Masyarakat

Tokoh agama dan masyarakat memiliki pengaruh yang besar di desa. Mereka harus dilibatkan secara aktif dalam program Desa Siaga untuk mengedukasi dan mengawasi masyarakat agar tidak terpengaruh paham ekstremis. Tokoh-tokoh ini juga bisa menjadi penengah jika terjadi konflik yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk memperluas pengaruhnya.

4. Penguatan Jaringan Komunikasi

Desa Siaga membutuhkan jaringan komunikasi yang baik dengan aparat keamanan serta pihak-pihak terkait. Dengan komunikasi yang efektif, masyarakat bisa lebih cepat melaporkan hal-hal mencurigakan sehingga dapat dicegah sebelum menjadi ancaman serius.

5. Pengawasan Ketat terhadap Pendatang Baru

Salah satu cara penyebaran radikalisme adalah melalui infiltrasi pendatang baru yang membawa paham ekstremis. Oleh karena itu, Desa Siaga perlu menerapkan sistem pengawasan yang baik terhadap pendatang baru, tanpa mengabaikan prinsip toleransi dan keterbukaan.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Peran pemerintah dalam membangun Desa Siaga sangat krusial. Pemerintah pusat hingga daerah harus memberikan dukungan, baik berupa regulasi, dana, maupun tenaga ahli, untuk mewujudkan desa yang tanggap terhadap radikalisme.

Selain itu, pelatihan dan penyuluhan tentang pengelolaan keamanan desa perlu diberikan secara berkala agar masyarakat desa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni untuk menghadapi ancaman.

Di sisi lain, peran masyarakat juga sangat penting. Masyarakat harus aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan untuk memperkuat ketahanan desa mereka. Keterlibatan aktif masyarakat tidak hanya membuat Desa Siaga lebih efektif, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan kepedulian antarwarga desa.

Radikalisme adalah ancaman serius yang dapat merusak stabilitas dan keamanan nasional. Pembentukan Desa Siaga merupakan solusi yang tepat untuk menangkal radikalisme dari tingkat desa yang berpotensi menjadi sasaran infiltrasi.

Dengan adanya Desa Siaga, diharapkan masyarakat desa lebih waspada, mandiri, dan mampu melindungi desa mereka dari ancaman radikalisme. Melalui kolaborasi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat, ketahanan desa terhadap paham radikal dapat diperkuat, sehingga desa menjadi benteng awal dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Membangun Kehidupan Berbangsa Melalui Toleransi dan Keadilan

30 Oktober 2024 - 06:13 WIB

Menilik Sejarah Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

26 Oktober 2024 - 05:18 WIB

Radikalisme dan Tantangan yang Dihadapi Negara

26 Oktober 2024 - 05:06 WIB

Remaja, Radikalisme, dan Terorisme

24 Oktober 2024 - 08:20 WIB

Radikalisme, Terorisme dan Perempuan

24 Oktober 2024 - 07:57 WIB

Kiprah Santri dalam Membangun Negeri: Dari Pesantren untuk Indonesia

23 Oktober 2024 - 11:02 WIB

Trending di Kontra Narasi