Jika dulu santri ikut andil dalam kemerdekaan dan mempertahankan Indonesia, sekarang makna perjuangannya berbeda. Zaman telah bertranformasi ke dunia peradaban. Pada saat ini, perjuangan-perjuangan telah berpindah poros ke dalam dunia politik.
Sektor politik memberikan arahan paling penting dan menjadi penentu kebijakan sektor lainnya. Kebijakan yang lahir dari dunia politik memiliki pengaruh besar dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi bahkan keagamaan.
Santri—sebagai kader penerus estafet kepemimpinan bangsa—tidak lagi dianggap tabu ketika memasukinya. Dan memang, harus ada peran kaum pesantren di sini. Sebab, sekarang adalah perang ideologi. Jika santri kalah dalam pertarungan ini, maka dikhawatirkan ada kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai pesantren.
Ada beberapa mafsadah yang bisa dirasakan ketika kaum pesantren tidak berpartisipasi untuk terjun dalam arena politik. Sesuatu yang dapat terjadi diantaranya:
Perjuangan Pesantren Bisa Saja Diabaikan
Pesantren dari dulu hingga sekarang selalu memiliki andil besar memerjuangkan hak-hak warga negara Indonesia. Yang paling utama adalah perjuangan dalam menyatukan NKRI. Sebab pesantren merupakan anak kandung Indonesia. Mereka siap mati demi membela tanah airnya.
Pesantren seharusnya dari dulu bisa mendapatkan hak-haknya. Sebagai anak kandung, mereka pantas untuk mendapatkan hal itu. Maka sangat menggembirakan ketika pesantren memiliki undang-undangnya sendiri. Dan itu tidak lain, semua itu karena peran kaum pesantren yang berada di jajaran pemerintahan. Jika tidak ada, mungkin belum bisa direalisasikan.
Jatah Kursi Diambil oleh Kelompok Lain
Kelompok lain yang dimaksudkan bisa dari kalangan mana saja. Sedang yang dihawatirkan di sini adalah kelompok ekstrimis yang terkadang membuat resah masyarakat yang hampir saja memecahkan persatuan Republik Indonesia.
Jika bercermin di masa lampau, kesatuan Indonesia hampir mengalami perpecahan dengan adanya kelompok yang menginginkan negara ini menjadi negara Islam, seperti gerakan DI/NII yang diketuai oleh Soekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Gerakan ini telah menghasilkan pecahan maupun cabang yang disebut dengan Jamaah Islamiyah.[1] Yang bisa diketahui bersama bahwa mereka merupakan kelompok teroris.
Sulitnya Merealisasikan Aspirasi Warga NU
Penyaluran aspirasi dalam sistem demokrasi, terlebih dahulu melalui perantara DPR yang nanti dibahas di parlemen. Ketika di sana tidak terdapat orang-orang Nahdliyyah, maka akan sangat sulit merealisasikan aspirasi tersebut. Walaupun hal itu dianggap baik dan bagus dalam membangun Indonesia.
Dengan terwakilinya santri dalam ranah politik nasional, kebijakan-kebijakan yang maslahat bisa diperjuangkan. Sehingga tatanan-tatanan untuk menjadikan negara yang baik juga bisa terwujud.
Sektor Pemerintahan yang Harus Diisi oleh Santri
Lantas sektor apa yang paling pantas untuk diisi oleh kalangan pesantren dalam berpolitik? Dan maslahat apa yang bisa diwujudkan nantinya?
- Bidang Keagamaan
Dalam mengambil peran, yang paling diutamakan kaum pesantren adalah permasalahan keagamaan. Sebab, santri setiap hari diberikan pelajaran untuk mengetahui persoalan agama. Maka, kepentingan yang selaras untuk diambil adalah peran yang condong pada hal tersebut.
Ini dimaksudkan untuk menampakkan gerakan dakwah yang lebih luas seperti yang dikehendaki oleh segenap kaum Muslimin. Penerapan kebijakan juga akan serasi dengan apa yang diharapkan oleh umat Islam. Sebab faktor paling dibidik oleh orang-orang Islam adalah berlakunya ajaran Islam dalam segala sendi kehidupan. Selain itu, dengan menempati kursi tersebut, umat Islam dapat mentaati dan menyesuaikan kehidupannya dengan hukum dan ajaran Islam.
- Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan merupakan pengejawantahan (penerapan) amal dari kalangan pesantren untuk menyebarluaskan keilmuan para santri yang telah menyempurnakan pendidikannya. Dan ini sekaligus merupakan saluran pengembangan untuk mempromosikan lebih intensif tentang ajaran Islam ‘ala madzhabi ahlisunnah wal jama’ah.
Dengan membidik bidang ini, pesantren dapat menemukan porsi untuk menemukan eksistensinya. Pengajarannya juga akan tetap hidup dan tidak lekang oleh zaman. Perlu diingat bahwa pesantren telah mencetak kader-kader yang tidak hanya dominan dalam permasalahan agama, namun juga sangat berpengaruh dalam memecahkan persoalan umat.
- Bidang Perekonomian (Mu’amalah)
Dengan memegang kursi perekonomian, umat Islam bisa bermuamalah sesuai dengan hukum dan ajaran Islam, sekaligus juga dapat meningkatkan potensi ekonomi masyarakat untuk menciptakan kesejahteraan bagi sesama.
Untuk mencapai tujuan sebagai sarana Izuul Islam wal Muslimin ada banyak perantara-perantara yang ditargetkan. Namun tiga pegangan jabatan ini, diharapkan tujuan paling mendasar dapat direalisasikan terlebih dahulu oleh kalangan pesantren.
baca juga: Nahdlatul Ulama dalam Kancah Politik
tonton juga: RESOLUSI JIHAD BELUM USAI || shoot movie duta damai santri jawa timur
[1] wikipedia_id_top_maxi_2019-08. Zim. Kata kunci: Negara Islam Indonesia
Politik Manhaj Perjuangan Pesantren
Politik Manhaj Perjuangan Pesantren