Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 14 Nov 2022 07:00 WIB ·

Politik Berbasis Makarimul Akhlak


 Politik Berbasis Makarimul Akhlak Perbesar

Politik berbasis makarimul akhlak adalah politik yang mencerminkan wajah budi pekerti yang baik. Akhlak menjadi sebuah nilai kepatutan yang mesti dimiliki pemimpin. Karena dengan memilikinya, seorang pemimpin dapat diterima dan dipercaya oleh rakyatnya.

Dalam menerapkan akhlakul karimah, menjadi seorang politisi harus memiliki kayakinan penuh dalam memegang prinsip. Tidak lupa untuk selalu berdo’a agar tidak terperangkap ke dalam politik yang akan menjatuhkan nama baik pribadi, apalagi nama pesantren dan organisasinya. 

Keyakinan juga perlu dimantapkan kembali bahwa berpolitik merupakan perjuangan yang li i’laai kalimatillah hiyal ulya. Keyakinan ini harus ditancapkan dengan hati yang penuh, agar selalu teringat bahwa perjuangan memasuki arena politik hanya menginginkan keridhoan dari Allah Swt semata.

Masuk ke Arena Politik Harus Disertai Rasa Ikhlas

Perlu diperhatikan juga ketika memasuki arena politik harus disertai rasa ikhlas yang kuat. Tidak mengharapkan pamrih dari mana pun dan siapa pun. Tunjukkan sikap-sikap yang telah dicerminkan oleh para Muasis NU sendiri, dengan sikap kholison muhlison liwajhillah.

Kita cerminkan sikap-sikap mereka dalam perjuangan politik kita. Kita bisa mengetahui perjuangan beliau dengan membaca tarikh-tarikh (sejarah biografi) yang membahas tentangnya, lalu kita amalkan dalam bentuk tingkah laku kita.

Perjuangan KH. Wahab Hasbullah

Bisa dicontohkan seperti perjuangan KH. Wahab Hasbullah, beliau selalu bersemangat dalam agenda-agenda yang memiliki kemaslahatan bagi negara maupun organisasi Nahdlatul Ulama. Bahkan beliau dengan murah tangan memasrahkan jabatan Rais ‘Am kepada KH. Hasyim Asy’ari. Memandang, Jam’iyyah Nahdlatul Ulama akan besar di tangannya (ini termasuk hal yang aslah menurut pandangan beliau). Sedang KH. Hasyim Asy’ari juga tidak begitu saja menerima jabatan tersebut. Bahwa beliau juga membutuhkan pertimbangan-pertimbangan kepada gurunya Syaikh Kholil Bangkalan untuk mendapat restunya.

Perlihatkan bahwa kehadiran santri dalam dunia politik sangat menginginkan peradaban yang baik, berkemajuan, dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pertontonkan pula sikap kesatria; adil dan jujur dalam menentukan kebijakan. Tulus dalam menjalankannya. Berakhlakul karimah dalam bertingkah laku. Sebab tingkah laku yang baik tidak ada pengibaratan harga. Harganya sangat mahal, tidak dapat dibeli maupun diperjualbelikan. Seperti dawuh KH. Sahal Mahfudz:“Semua perkara semakin banyak semakin murah. Kecuali akhlakul karimah, semakin banyak semakin mahal harganya.”

Buat bangga nama para Masyayikh, cerminkan sifat-sifat mereka dalam tingkah laku Anda. Buat bangga seluruh orang yang Anda cintai. Harumkan nama baik pesantren dan semerbakkan Nahdlatul Ulama dengan menorehkan tinta emas atas orientasi perjuangan politik Anda yang pantas untuk diapresiasi.

Baca juga: Mewujudkan Pendidikan Politik sebagai Pedoman Perjuangan Santri
Tonton juga: DOKUMENTASI SEKOLAH KREATOR PEKAN LITERASI DIGITAL PESANTREN II | 21-22 OKTOBER 2022

Politik Berbasis Makarimul Akhlak

Artikel ini telah dibaca 7 kali

Baca Lainnya

Membangun Kehidupan Berbangsa Melalui Toleransi dan Keadilan

30 Oktober 2024 - 06:13 WIB

Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional

30 Oktober 2024 - 05:55 WIB

Menilik Sejarah Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

26 Oktober 2024 - 05:18 WIB

Radikalisme dan Tantangan yang Dihadapi Negara

26 Oktober 2024 - 05:06 WIB

Remaja, Radikalisme, dan Terorisme

24 Oktober 2024 - 08:20 WIB

Radikalisme, Terorisme dan Perempuan

24 Oktober 2024 - 07:57 WIB

Trending di Kontra Narasi