Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 28 Feb 2024 16:23 WIB ·

Persoalan Pemuda Milenial dan Organisasi NU


 Persoalan Pemuda Milenial dan Organisasi NU Perbesar

Oleh : Citra Sukma*

 Indonesia merupakan  Negara yang kaya raya akan budaya, agama, ras , juga kekayaan alamnya, hal ini merupakan sebuah  kelebihan yang harus disyukuri oleh masyarakat Indonesia. Namun dengan kekayaan alam bangsa Indonesia lantas bukan membuat Negara semakin makmur tapi  masih berada di Negara miskin atau berkembang. Persoalan-persoalan ini muncul disebabkan Indonesia yang tidak cepat melakukan transformasi mendasar sehingga sering dan berkali kali dilecehkan oleh Negara-negara lain.

Maka hal ini merupakan tantangan terhadap pemerintah dan masyarakat khususnya para pemuda milenial, di mana pemuda milenial saat ini harus  menyadari bahwa mereka akan menjadi penerus bangsa dalam memajukan Negara Indonesia, oleh sebab itu para pemuda milenial yang saat ini kian aktif di media social hendaknya memanfaatkan media social untuk memajukan Negara Indonesia seperti halnya berbisnis online dengan memanfaatkan media social, hal ini merupakan ikhtiar kecil sebagai pemuda untuk mengurangi tingkat pengangguran yang semakin hari semakin banyak.

Para pemuda milenial kini harus menghadapi persoalan-persoalan yang ada di kalangan pemuda adalah maraknya kasus narkoba yang menjerat para pemuda sehingga membuat masa depannya suram dan tidak memiliki pandangan yang cerah. Hal ini menjadi persoalan tersendiri di kalangan para pemuda apalagi para pemuda NU yang seharusnya menjadi pelopor dalam menegakkan agama islam malah menjadi perusak bangsa khususnya agama.

Selain persoalan narkoba, kasus yang tidak kalah serius adalah pergaulan di luar batas, bercampurnya antara laki-laki dan perempuan sehingga banyak perempuan-perempuan hamil di luar nikah yang disebabkan laki laki yang tidak bertanggung jawab. Hal ini memang kurangnya pembekalan ilmu agama dan pengawasan dari orang tua sehingga pemuda yang telah terjerumus pada lingkaran pergaulan tidak sehat.

Adapun persoalan yang lain adalah meningkatnya kekerasan pada pemuda yang salah satu sebabnya adalah dampak dari media sosial yang dikonsumsinya sedari dini karena dengan majunya teknologi dan informasi kini media sosial merambah pada dunia para pemuda milenial. Sehingga segala hal yang diperoleh dari media sosial yang tidak baik ditiru pada dunia nyata.

Selain itu permasalahan yang dihadapi para pemuda adalah menurunnya rasa hormat kepada orang tua, guru dan pemimpin yang disebabkan oleh kurangnya para pemuda menerapkan sopan santun terhadap guru juga terlalu sering belajar kepada media sosial daripada kepada guru.

Dengan adanya persoalan-persoalan yang dihadapi oleh pemuda maka ia harus terjun langsung ke dalam tatanan sosial organisasi kepemudaan untuk dijadikan bekal ketika menghadapi masyarakat khususnya Negara. Karena organisasi penting untuk  diikuti dan bergerak aktif di dalamnya, karena salah satu cara untuk memajukan bangsa Indonesia adalah  dengan cakap berorganisasi.

Organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya. Sehingga para pemuda dituntut untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu ketika masuk ke dalam sebuah organisasi.

Di dalam Nahdlatul Ulama’, organisasi di dalamnya banyak macamnya baik dari tingkat pemuda sendiri sampai dewasa seperti halnya GP Ansor, IPNU, IPPNU yang memiliki tugas dan manfaat masing-masing.

Seperti halnya GP Ansor (Gerakan Pemuda Ansor) yang merupakan salah satu Badan Otonom Nahdlatul Ulama yang bergerak di bidang kepemudaaan dan kemasyarakatan sebagai penolong, pejuang, dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi islam. GP Ansor resmi berdiri sejak Muktamar NU ke-9 tanggal 24 April 1934.

Saat ini Ansor telah berkembang sedemikian rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor sendiri sudah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus BANSER (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.

Dengan adanya GP Ansor yang di dalamnya juga terbagi menjadi beberapa organisasi seperti halnya BANSER, Rijalur Ansor, Densus 99 dan lain sebagainya, maka pemuda milenial saat ini hanya tinggal memilih organisasi apa yang cocok dengan dirinya untuk mengabdi kepada Negara khususnya pada NU sendiri.

Organisasi lainnya adalah IPNU IPPNU yang juga berada di bawah naungan NU, bedanya kalau IPNU IPPNU khusus untuk santri, pelajar dan pemuda yang harapannya berada di sekolah, pesantren serta masyarakat (akademisi).

Dengan adanya organisasi IPNU dilihat dari visi misinya adalah sebagai pendorong para pelajar bangsa untuk taat (patuh) dalam menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan yang termaktub dalam ajaran islam. Karena saat ini dalam mencetak generasi bangsa Indonesia khususnya pemuda Nu tidak cukup dengan aktif berada di kelas namun juga harus disertai dengan terjun langsung ke organisasi IPNU agar dapat mengimplementasikan secara mudah ajaran agama islam.

Selain itu, visi misi IPNU adalah membentuk karakter para para pelajar bangsa yang santun dalam bertindak, jujur dalam berperilaku, jernih dan obyektif dalam berpikir serta memiliki ide/gagasan yang inovatif. Hal ini penting diterapkan para pemuda milenial karena saat ini sudah banyak para pemuda yang bertindak amoral salah satunya berbohong baik dalam skala kecil ataupun besar, oleh karena itu dengan adanya organisasi IPNU para pemuda dapat belajar menerapkan bertindak jujur dan tidak berbohong.

Visi misi organisasi IPNU selanjutnya adalah mendorong pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai media pengembangan potensi dan peningkatan SDM belajar. Karena ketika melihat persoalan pemuda dlam bidang teknologi oleh karena itu, dengan adanya organisasi IPNU para pemuda dapat memanfaatkan media sosial secara benar untuk kepntingan belajar dan pengembangan bakat dan minatnya.

Adapun visi misi organisasi IPPNU ini khusus untuk para pelajar putri karena organisasi yang terpisah secara struktural namun tetap menyatu dalam satu naungan, yakni membangun kader NU yang berkualitas, berakhlaqul karimah, berpikiran demokratis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga hal ini dapat diterapkan oleh pemuda milenial putri untuk berakhlaqul karimah karena saat ini krisis moral dihadapi oleh pemuda milenial.

Selain itu, visi misi yang lainnya adalah menjelaskan wacana dan kualitas sumber daya kader menuju terciptanya kesetaraan gender. Karena saat ini masih banyak perbedaan antara laki -laki dan perempuan, perempuan sering kali dipandang sebelah mata dan tidak bisa meraih cita-cita yang sama dengan laki laki, maka dengaan organisasi IPPNU ini adalah sebagai wadah yang tepat untuk mengembangkan potensi bakat dan minat yang dimiliki perempuan.

Visi misi IPPNU yang lain adalah membentuk kader yang dinamis, kreatif dan inovatif. Karena para pemuda milenial saat ini kurangnya mengeksplor kemampuan yang dimiliki sehingga berakhir hilang, oleh karena itu organisasi IPPNU adalah organisasi yang memiliki daya tampung untuk membentuk karakter pemuda milenial.

*Mahasiswa Universitas Annuqayah, santri Pondok Pesantren Annuqayah Kusuma Bangsa

 

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dekadensi Moral Santri Masa Kini

2 Juni 2024 - 09:54 WIB

Sayyidah Maryam: Jejak Kesucian dan Keteguhan Iman Sang Perawan Suci Ibunda Almasih

1 Juni 2024 - 21:16 WIB

Tafsir Tentang Hutang Piutang QS. Al-Baqarah 282

31 Mei 2024 - 23:18 WIB

Qurban dan Aqiqah: Antara Tuntutan Syariat dan Praktik Sosial

31 Mei 2024 - 18:54 WIB

Makna dan Hikmah Ibadah Haji dalam Islam: Refleksi dari Al-Baqarah/2:197 dan Ali ‘Imran/3:96-97

31 Mei 2024 - 18:49 WIB

Kecemasan di Era Digital: dari Fear of Missing Out sampai Cuberbullying

31 Mei 2024 - 18:06 WIB

Trending di Suara Santri