Oleh : Abdul Warits
Terorisme dan radikalisme adalah ancaman serius yang tidak hanya merusak tatanan keamanan, tetapi juga menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan bangsa. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tidak lepas dari ancaman ini. Berbagai aksi teror yang terjadi di tanah air sering kali mengatasnamakan agama, meskipun ajaran Islam yang sejati tidak pernah membenarkan kekerasan dan pembunuhan atas dasar apapun. Dalam konteks ini, peran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan inisiatif Duta Damai Santri menjadi sangat penting dalam upaya menolak radikalisme dan terorisme, serta menjaga kesatuan dan keharmonisan bangsa.
Peran Strategis BNPT dalam Penanggulangan Terorisme
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah lembaga negara yang berperan dalam pencegahan, penindakan, dan rehabilitasi terkait terorisme di Indonesia. BNPT tidak hanya fokus pada tindakan represif terhadap pelaku teror, tetapi juga mengedepankan pendekatan preventif melalui edukasi, kampanye kesadaran, dan deradikalisasi. BNPT bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk pesantren, untuk memastikan bahwa paham radikalisme tidak menyebar di kalangan generasi muda, khususnya santri yang berperan penting dalam membentuk masa depan bangsa.
Duta Damai Santri: Peran Aktif dalam Pencegahan Radikalisme
Inisiatif Duta Damai Santri adalah salah satu strategi yang diadopsi oleh BNPT untuk melibatkan santri secara langsung dalam kampanye penolakan terhadap paham radikal dan terorisme. Santri, sebagai generasi muda yang mendapatkan pendidikan agama secara intensif di pesantren, memiliki potensi besar dalam menyebarkan pesan-pesan damai yang sesuai dengan ajaran Islam yang moderat dan inklusif.
Duta Damai Santri berperan sebagai agen perubahan yang aktif dalam menyebarkan narasi damai melalui berbagai media, baik daring maupun luring. Mereka bertugas menyampaikan pesan-pesan yang menolak segala bentuk kekerasan, menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih, toleransi, dan persaudaraan. Melalui pendekatan yang ramah dan kreatif, Duta Damai Santri mampu menjangkau kalangan anak muda yang rentan terpapar ideologi radikal, terutama di era digital seperti sekarang.
Tantangan Terorisme dan Radikalisme di Era Digital
Salah satu tantangan besar dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme di era modern adalah penyebaran ideologi radikal melalui media sosial dan internet. Teknologi informasi yang berkembang pesat memudahkan kelompok-kelompok radikal untuk menyebarkan propaganda mereka kepada khalayak luas, termasuk kaum muda yang kurang kritis dalam menyaring informasi. Konten-konten radikal sering kali dibungkus dengan narasi keagamaan yang menyesatkan, sehingga mempengaruhi individu-individu yang minim pengetahuan agama.
Dalam konteks ini, BNPT melalui program Duta Damai Santri berupaya untuk mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, agar mampu memfilter informasi yang mereka terima dari media sosial. Duta Damai Santri dilatih untuk memahami dinamika penyebaran radikalisme secara digital dan didorong untuk aktif melawan narasi radikal melalui konten-konten positif. Mereka memproduksi konten dakwah yang kreatif dan informatif, seperti video pendek, tulisan, hingga infografis, yang menekankan pentingnya perdamaian, toleransi, dan persatuan.
Penguatan Nilai Islam Moderat di Pesantren
Pesantren, sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, memainkan peran kunci dalam mencegah radikalisme. Pesantren telah lama dikenal sebagai pusat pendidikan Islam yang mengajarkan moderasi (wasathiyah), yaitu ajaran Islam yang seimbang antara nilai-nilai agama dan realitas sosial. Para santri diajarkan untuk memahami Islam secara holistik, tidak hanya sebatas ritual dan dogma, tetapi juga sebagai agama yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin).
BNPT berkolaborasi dengan pesantren untuk memperkuat nilai-nilai moderat ini dan mencegah masuknya ideologi radikal ke dalam lingkungan pesantren. Melalui pelatihan dan pendampingan, pesantren didorong untuk menjadi garda terdepan dalam melawan paham radikal, baik melalui pendidikan agama yang inklusif maupun partisipasi aktif dalam kampanye antiterorisme. Duta Damai Santri, sebagai perwakilan dari kalangan santri, menjadi perpanjangan tangan pesantren dalam menyebarkan pesan-pesan moderasi di masyarakat luas.
Kolaborasi antara BNPT, Pesantren, dan Masyarakat
Kesuksesan penanggulangan radikalisme dan terorisme tidak hanya bergantung pada satu pihak, tetapi memerlukan kolaborasi berbagai elemen masyarakat. BNPT, dengan dukungan dari pesantren dan Duta Damai Santri, berupaya untuk membangun kesadaran kolektif tentang bahaya terorisme dan pentingnya menjaga persatuan bangsa. Masyarakat, termasuk orang tua, guru, dan pemimpin komunitas, juga memiliki peran penting dalam mendidik generasi muda agar tidak mudah terpengaruh oleh propaganda radikal.
Pentingnya pendidikan agama yang moderat dan inklusif harus menjadi perhatian bersama. Pesantren, dengan dukungan dari BNPT, perlu terus mengembangkan kurikulum yang menekankan pentingnya perdamaian, toleransi, serta penghargaan terhadap keberagaman. Selain itu, pendekatan preventif seperti pelatihan literasi digital, diskusi antaragama, dan penyebaran konten positif melalui media sosial harus terus dilakukan secara masif agar narasi radikal tidak mendapatkan tempat di masyarakat.
Peran BNPT dan Duta Damai Santri dalam menolak terorisme dan radikalisme sangatlah penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui kerja sama dengan pesantren dan pelibatan aktif santri, BNPT mampu menyebarkan narasi-narasi damai yang menolak kekerasan atas nama agama. Tantangan yang muncul di era digital, di mana radikalisme menyebar dengan mudah melalui internet, memerlukan strategi yang cerdas dan kolaboratif.
Melalui Duta Damai Santri, santri memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan membangun masyarakat yang harmonis. Pendidikan Islam yang moderat dan upaya kolaboratif antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat luas adalah kunci dalam melawan ideologi terorisme dan memastikan bahwa Islam tetap menjadi agama yang membawa rahmat dan kedamaian bagi seluruh umat manusia.