Urgensi dalam mendirikan pemimpin telah mendapat perhatian yang lebih dari Imam al-Ghazali. Ini bisa dilihat dari beberapa karangan beliau yang berbicara tentang konsep-konsep kepemimpinan. Seperti kitab Al-Iqtisad fi al-I’tiqod, Ihya Ulumuddin, at-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Mulk serta Fadhaih al-Bathiniyah wa Fadha’il al-Mustazhiriyyah.
Dalam kitab Al-Iqtisad fi al-I’tiqod, Imam al-Ghazali meyebutkan bahwa mendirikan tiang agama tidak akan berhasil kecuali dengan mendirikan dunia. Sedangkan medirikan dunia, tidak akan pernah berhasil kecuali dengan mendirikan kepala negara yang patuh terhadap syariat.[1]
Penjelasan ini menjadi dasar paling kuat bahwa mendirikan pemimpin menjadi salah satu hal yang paling krusial, baik dalam permasalahan dunia maupun dalam permasalahan agama. Bahkan ketika agama dan dunia hanya dikonsentrasikan salah satunya saja, maka hal ini akan menjadi hancurnya perkara yang lain. Di mana beliau berpendapat:
فَإِنَّ الدِّيْنَ وَالدُّنْيَا ضِدَّانِ وَالْاِشْتِغَالُ بِعِمَارَةٍ أَحَدَهُمَا خِرَابٌ اَلْآخَر
“Agama dan dunia adalah suatu hal yang berlawanan. Sedangkan tersibukkan pada salah satu pondasi ini, hanya akan merusak pondasi yang lain.” [2]
Walaupun pondasi keduanya berbeda, akan tetapi keduanya memiliki posisi yang sama-sama saling menguatkan. Pondasi yang pertama menegakkan kuatnya negara, sedangkan pondasi yang kedua menguatkan tegaknya agama. Sehingga tidak heran al-Ghozali memunculkan argumentasi yang lain:
اَلدِّينُ وَالْسُلْطَانُ تَوْأَمَانِ، وَلِهَذَا قِيْلَ: اَلدِّيْنُ أَسَسٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ وَمَا لَا أَسَّ لَهُ فَمُهْدُوْمٌ وَمَا لَا حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ.
“Agama dan pemerintahan bagaikan saudara kembar. Agama sebagai dasar sedang negara menjadi penjaganya. Sesuatu yang tanpa dasar akan roboh. Sedangkan tanpa penjagaan maka (bangunan tersebut) akan sia-sia.”[3]
Karena mendirikan agama merupakan hal yang pasti untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan hal tersebut merupakan dari tujuan para Nabi membawa syariat ke dunia, maka dalam hal ini wajib hukumnya untuk mendirikan pemimpin. Di mana tidak ada jalan mendirikan syariat, kecuali dengan mendirikannya.
Baca tentang Alasan Presiden Wajib Mengangkat Menteri
Baca juga: Kenapa Pemimpin Harus Dipatuhi
Follow instagram Duta Damai Santri Jawa Timur
[1] Al-Ghazali, Al-Iqtiṣād fī al-I’tiqād (Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2004), 127.
لبرهان عيه أن نظام الدين لا يحصل إلا بنظام الدنيا، ونظام الدنيا لا يحصل إلا بإمام مطاع
[2] Ibit.
[3] Ibit, 128.
Pentingnya Mendirikan Pemerintahan
Pentingnya Mendirikan Pemerintahan