4. Orang Bodoh yang Tidak Peduli dengan Kebodohannya (Musuh yang Nyata)
وَرَجُلٌ لَا يَدْرِي وَلَا يَدْرِي أَنَّهُ لَا يَدْرِي فَذَلِكَ جَاهِلٌ فَارْفَضُوهُ
Dan yang terakhir adalah ia tidak mengetahui dan tidak sadar bahwa dirinya itu tidak mengetahui. Mereka itulah ciri-ciri orang yang bodoh. Maka tolaklah ia.”[1]
Pada kategori yang terakhir adalah mereka yang tidak mengetahui tentang apa itu radikal, tidak sadar tentang bahayanya dan tidak mau tahu akan penyakit tersebut. Orang yang masuk dalam kategori ini adalah orang yang mudah terpapar ideologi radikal.
Orang seperti ini akan sangat sulit diberikan pemahaman tentang bahayanya kasus radikal. Karena hatinya telah tertutup untuk menerima petunjuk bahwa radikal termasuk penyakit yang dapat meruntuhkan suatu negara dan menjadikan masyarakat hidup tidak sejahtera.
Maka dari itu, perlu adanya kinerja yang keras, serta bahu-membahu untuk menghilangkan ideologi tersebut. Tugas ini tidak hanya dibebankan kepada aparat negara saja. Karena hal ini menyangkut kehidupan seluruh elemen masyarakat. Sehingga masyarakat luas juga harus ikut serta dalam menangkal ideologi ini. Terutama dapat dimulai dari keluarganya sendiri, kemudian lingkungannya.
Jika hal ini tercapai, maka keamanan masyarakat dari kasus teror yang menghantuinya dapat dicegah. Dan dalam menjalankan aktivitas pun akan tidak ada lagi aksi teror yang dikhawatirkan.[]
Baca kriteria selanjutnya: Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal (III)
Baca juga: Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal (I)
Dukung kami dengan follow instagram Duta Damai Santri Jawa Timur
[1] Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin (Beirut; Daar al-Ma’rifat, tt), I/59.
Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal (IV)
Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal (IV)