Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 28 Mar 2023 08:00 WIB ·

Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal


 Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal Perbesar

Ketika ingin mengubah karakter orang yang terdampak ideologi radikal dan intoleran, maka perlu adanya pembagian orang-orangnya terlebih dahulu agar bisa memetakan siapa yang mudah diberi masukan untuk mengeluarkan dia dari paham radikal dan siapa yang sulit diberikan masukan. Siapa orang yang bisa dijadikan kawan untuk memerangi orang-orang radikal dan siapa orang yang terpapar radikal itu sendiri.

Dalam kategori ini, sebenarnya Imam al-Ghazali pernah menukil pendapat dari Syaikh Khalil bin Ahmad yang mengatakan:

وَقَالَ الْخَلِيلُ بْنُ أَحْمَدَ اَلرِّجَالُ أَرْبَعَةٌ رَجُلٌ يَدْرِي وَيَدْرِي أَنَّهُ يَدْرِي فَذَلِكَ عَالِمٌ فَاتَّبِعُوهُ

“Syaikh Khalil bin Ahmad berpendapat bahwa manusia itu dibagi menjadi empat macam. Pertama, ia mengetahui dan sadar bahwa dirinya mengetahui. Orang dalam kategori inilah termasuk dari orang yang berilmu. Maka ikutilah mereka.”

1. Orang Berilmu (Orang yang dapat Dijadikan Kawan dalam Memerangi Kelompok Radikal)

Pada pembagian pertama, Syaikh Khalil mengkategorikan sebagai orang yang berilmu. Yaitu mereka yang mengetahui dan sadar tentang bagaimana dampak buruk yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang memiliki pemikiran radikal.

Bagi orang yang waras akalnya, sudah menjadi tugas untuk menjadi perantara hadirnya petunjuk bagi mereka yang telah terjangkit penyakit radikal.

Siapapun orangnya, dari kalangan akademisi atau tidak, harus bergandengan tangan untuk membasmi wabah penyakit radikal dan intoleran, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan. Penangakalannya bisa melalui apa yang ia bisa.

Jika orang tersebut adalah penulis, maka buatlah narasi-narasi yang berhubungan dengan radikal dan intoleran melalui argumen yang positif, bahwa ideologi tersebut merupakan ideologi yang salah.

Jika ia seorang akademisi, bisa melalui pengajaran yang dilakukan, baik di sekolah maupun luar sekolah, untuk menyuarakan lebih agresif bahayanya orang yang memiliki ideologi radikal.

Jika ia adalah konten kreator, maka bisa membuat video maupun gambar bahwa penyakit radikal hanya akan mengacaukan situasi negara yang kemudian berdampak kepada seluruh elemen masyarakat. Atau memperbanyak video tentang bagaimana indahnya keberagaman tanpa merendahkan etnis, suku dan budaya bahwa keberagaman justru menjadikan seseorang lebih terbuka, baik dalam pola pemikiran ataupun kemajuan lainnya.

Baca kriteria selanjutnya Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal (II)
Baca juga: Politik dalam Islam: Mengupayakan Keadilan
Dukung kami dengan follow instagram Duta Damai Santri Jawa Timur

Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal (I)
Pembagian: Mana Kawan dan Lawan dalam Memerangi Radikal (I)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

Politik Damai: Jalan Menuju Kehidupan yang Harmonis

21 November 2024 - 08:56 WIB

Politik dan Kemanusiaan dalam Pilkada Serentak

19 November 2024 - 11:09 WIB

Membangun Kehidupan Berbangsa Melalui Toleransi dan Keadilan

30 Oktober 2024 - 06:13 WIB

Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional

30 Oktober 2024 - 05:55 WIB

Menilik Sejarah Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

26 Oktober 2024 - 05:18 WIB

Radikalisme dan Tantangan yang Dihadapi Negara

26 Oktober 2024 - 05:06 WIB

Trending di Kontra Narasi