Oleh: Bahrul
Toleransi dalam Islam bukan hanya sekedar sikap pasif, tetapi merupakan prinsip aktif yang menuntut penghormatan, perlindungan, dan keadilan bagi semua orang, terlepas dari keyakinan atau latar belakang mereka. Ajaran-ajaran Islam mendorong umatnya untuk hidup dengan penuh kasih sayang, adil, dan saling menghargai, sehingga menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis.
Konsep toleransi dalam Islam adalah aspek yang sangat penting dan ditekankan dalam berbagai ajaran dan teks agama. Toleransi dalam Islam mencakup penghormatan terhadap perbedaan keyakinan, perlakuan adil terhadap semua manusia, dan upaya untuk hidup berdampingan secara damai dengan semua orang, terlepas dari latar belakang agama atau budaya mereka.
“Ngaji Toleransi” adalah buku yang menggali konsep toleransi dari perspektif Islam dengan pendekatan yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan, khususnya masyarakat Indonesia. Penulis, Ahmad Syarif Syaikh Yahya, menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya sikap toleran dalam kehidupan beragama melalui berbagai kisah, pengalaman pribadi, serta ajaran-ajaran Islam yang relevan.
Toleransi hanya bisa diterapkan pada ranah sosialis. Upaya-upaya membangun toleransi melalui aspek teologis, seperti doa dan ibadah bersama, adalah gagasan yang sudah muncul sejak era jahiliah dan sejak itu pula telah ditolak oleh Al-Qur’an melalui surah Al-Kafirun (hal 4).
Penulis juga memperkenalkan konsep toleransi dalam Islam dan menekankan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan penghargaan terhadap perbedaan. Dalam buku Ngaji Toleransi juga disajikan berbagai ayat Al-Qur’an dan hadis yang mendorong sikap toleransi, serta bagaimana ayat-ayat tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam surah Al-Kafirun yang dijadikan salah satu rujukan bicara toleransi dengan tegas menolak sinkretisme. Sebagai agama yang suci akidah dan syariah, Islam tidak akan mengotorinya dengan mencampur dengan akidah dan syariah lain. dan justru al ini bukan semata-mata bagian dai bentuk intoleransi, sebab toleransi sendiri adalah menghargai bukan membenarkan apalagi sampai pada tahap mengikuti (hal 5). Artinya, justru menempatkan sinkretisme pada bagian dari sikap intoleransi pemeluk agama pada agamanya sendiri. Sebab pelaku sinkretisme seolah tidak lagi meyakini kebenaran agamanya sendiri. Sedangkan agama adalah keyakinan.
Bahkan dalam ayat ke-6 Surah Al-Kafirun yang berbunyi “Untukmu agamamu, dan untukkulah agamau”, dalah pernyataan yang kuat tentang penghormatan terhadap perbedaan keyakinan. Ayat ini menunjukkan sikap yang jelas dari Islam terhadap perbedaan agama. Ini adalah pernyataan tegas dari Nabi Muhammad SAW kepada kaum kafir Quraisy yang menolak ajaran Islam.
Bahkan lebih lanjut bisa dipahami sebagai bentuk penegasan bahwa setiap individu atau kelompok memiliki hak untuk mengikuti keyakinan mereka sendiri. Islam mengakui dan menghormati hak setiap orang untuk memilih agama yang mereka yakini benar. Ayat ini mengandung pesan toleransi yang kuat, di mana umat Islam diajarkan untuk tidak memaksakan keyakinan mereka kepada orang lain. Setiap individu berhak untuk memilih dan menjalankan agamanya sendiri.
Contoh-contoh toleransi yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Termasuk bagaimana umat Islam hidup berdampingan dengan komunitas non-Muslim di Madinah dijadikan sebagai bagian penting dari kajian yang dikembangkan dalam buku ini. menariknya penulis menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, sehingga pesan-pesan tentang toleransi dapat diterima oleh pembaca dari berbagai kalangan.
Selain teori, buku ini juga memberikan banyak contoh praktis tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan nyata. Sehingga tak heran bila bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memahami dan mengamalkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks masyarakat Indonesia yang beragam. Dengan gaya penulisan yang ringan dan pendekatan yang praktis, buku ini cocok dijadikan bacaan bagi siswa, pendidik, orang tua, dan siapa saja yang peduli dengan kerukunan antarumat beragama.
Identitas Buku
Judul : Ngaji Toleransi
Penulis : Ahmad Syarif Yahya
Penerbit : PT Elex Media Komputindo Kompas-Gramedia
Tahun : 2017
Halaman : 176