Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 22 Mar 2024 22:09 WIB ·

Nasionalisme Pesantren: Jejaring Anti Kolonial yang Kokoh


 Nasionalisme Pesantren: Jejaring Anti Kolonial yang Kokoh Perbesar

Oleh: Ahmad Mutawakkil

Nilai-nilai Islam dan Nasionalisme:

Semangat nasionalisme tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah SAW sendiri telah menunjukkan contoh tentang kehidupan yang damai dalam keberagaman di Madinah melalui Piagam Madinah 1430 tahun lalu. Madinah, yang dihuni oleh berbagai suku dan agama, menjadi contoh toleransi dan persatuan di bawah kepemimpinan Rasulullah. Robert N. Bellah, seorang sosiolog terkemuka, bahkan menyebut sistem di Madinah sebagai contoh pertama nasionalisme modern.

Nasionalisme di Indonesia:

Di Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai sikap menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945, dan NKRI. Rasa cinta tanah air ini menjadi alat pemersatu bangsa yang beragam suku, budaya, agama, dan bahasa.

Pesantren dan Perjuangan Kemerdekaan:

Pesantren, sebagai bagian dari bangsa ini, selalu menunjukkan nasionalismenya. Salah satu wujudnya adalah perjuangan gigih melawan kolonialisme Belanda. Dengan slogan “jihad fi sabilillah”, para ulama pesantren menjadi motor penggerak perjuangan bersama rakyat. K.H. Hasyim Asy’ari adalah salah satu contoh pahlawan dari kalangan pesantren.

Jejaring Ulama yang Kokoh:

Ulama Nusantara di Mekkah membangun jejaring yang kokoh. Ulama Jawi yang kembali ke tanah air membentuk kelompok sosial yang berorientasi pada pemahaman Islam dan kekuatan spiritual. Tradisi pesantren yang menekankan ketaatan santri kepada guru memperkuat jejaring ini.

Peran Pesantren dalam Memperkuat Nasionalisme:

Pendidikan: Pesantren memberikan pendidikan agama dan moral yang menanamkan nilai-nilai nasionalisme.

Jihad Fi Sabilillah: Sejarah perlawanan pesantren melawan penjajah menunjukkan komitmennya terhadap kemerdekaan.

Jejaring Ulama: Jaringan ulama yang luas memperkuat persatuan dan solidaritas nasional.

Kesimpulan:

Pesantren memainkan peran penting dalam menumbuhkan nasionalisme dan memperkuat persatuan bangsa. Perpaduan nilai-nilai agama dan nasionalisme menjadi kekuatan yang kokoh dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Referensi:

Fauzi, M. (2017). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Kencana.

Madjid, N. (1974). Islam dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Bina Cipta.

Wahid, A. (1974). Peranan Ulama dalam Perjuangan Kemerdekaan. Jakarta: LP3K.

Azumadri Azra, A. (1994). Ulama dan Politik: Sejarah Pergerakan Islam di Indonesia. Jakarta: LP3K.

Baharun, A. (2017b). Sejarah Pesantren Tradisional. Jakarta: Ciputat Press.

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dekadensi Moral Santri Masa Kini

2 Juni 2024 - 09:54 WIB

Sayyidah Maryam: Jejak Kesucian dan Keteguhan Iman Sang Perawan Suci Ibunda Almasih

1 Juni 2024 - 21:16 WIB

Tafsir Tentang Hutang Piutang QS. Al-Baqarah 282

31 Mei 2024 - 23:18 WIB

Qurban dan Aqiqah: Antara Tuntutan Syariat dan Praktik Sosial

31 Mei 2024 - 18:54 WIB

Makna dan Hikmah Ibadah Haji dalam Islam: Refleksi dari Al-Baqarah/2:197 dan Ali ‘Imran/3:96-97

31 Mei 2024 - 18:49 WIB

Kecemasan di Era Digital: dari Fear of Missing Out sampai Cuberbullying

31 Mei 2024 - 18:06 WIB

Trending di Suara Santri