Santrikeren.id-Festival Cinta Buku (FCB) yang diselenggarakan Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA-I) Instika Annuqayah, Guluk guluk Sumenep Madura bekerja sama dengan Duta Damai Santri Jawa Timur menggelar bedah buku Damailah Negeriku di Aula Asy-Syarqawi Pondok Pesantren Annuqayah, Kamis (19/10/2023).
Panitia menghadirkan salah satu penulis buku Damailah Negeriku yang ditulis oleh beberapa santri di Jawa Timur yang tergabung dalam Duta Damai Santri. Selain, itu buku tersebut juga dibedah oleh Ketua FKUB Kabupaten Sumenep, Kiai Qusyairi Zaini dan Kasubdit Kontra Propaganda BNPT RI, Bapak Kolonel Sus Solihuddin Nasution.
Ketua FKUB Sumenep , Kiai Qusyairi Zaini mengatakan dan mengapresiasi atas terbitnya karya Duta Damai Santri Jawa Timur. Menurutnya, untuk mewujudkan kerukunan di antara umat beragama melalui dua hal. Pertama, sikap dan perilaku umat beragama. Kedua, pemerintah harus tegas.
“Pluralisme penting bahwa mengakui kebenaran menurut pemeluk agama orang lain. Karena tidak hanya cukup bersikap toleransi tetapi juga bersikap apresiasi. Agama diturunkan ke muka bumi ini untuk mendamaikan. Seorang muslim selalu membawa misi damai dengan di muka bumi ini” katanya.
Ia menegaskan bahwa sebenarnya tidak ada perang yang dilakukan oleh Rasulullah bermotif agama.
“Tetapi Rasulullah memberikan nasehat kepada tentara Islam ketika akan berperang bahwa akan ada anak kecil, wanita, jangan merusak tanaman, dan jangan merusak rumah ibadah. Jika perang kemudian dimaknai merusak maka jelas mereka salah memahami agama,” ungkapnya.
Sementara itu, Bapak Kolonel Sus Solihuddin Nasution menyampaikan apresiasi atas terbitnya buku karya duta Damai Santri ini.
“Santri selalu berada di garda terdepan dalam mengawal NKRI. Perdamaian adalah cita cita kita bersama, hidup rukun dan tentram. Menumbuhkan sikap apresiasi dengan menghargai kelompok yang lain, ” katanya.
Selain mengapresiasi, ia berharap santri bisa menguasai beberapa kata yang sering digunakan oleh kelompok radikal seperti bagaimana memaknai jihad dan menafsirkannya sesuai dengan referensi dari kitab kuning ala pesantren.
“Semoga karya ini memberikan motivasi santri Annuqayah untuk memulai dan berkarya. Seorang ilmuwan bisa dikenal karena karyanya. Kepada santri seluruh Indonesia. Karena kelompok Radikal juga membuat karya dan gagasan melalui buku. Membuat karya yang bisa mengkounter itu semua,” pungkasnya.