Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Kontra Narasi · 19 Jan 2024 07:10 WIB ·

Menyatukan Agama dan Politik : Mengapa Keterlibatan Agama Penting dalam Pemilu?


 Menyatukan Agama dan Politik : Mengapa Keterlibatan Agama Penting dalam Pemilu? Perbesar

Oleh: Ahmad Mutawakil

Semua kita memiliki keyakinan agama, meyakini adanya aturan ilahi yang mengendalikan kehidupan ini. Agama memberikan arahan, baik yang bersifat praktis maupun pemikiran, moral maupun teknis, dari Iman, Islam, hingga Ihsan, dari ibadah hingga akhlakul karimah. Oleh karena itu, mengeluarkan agama dari urusan politik, terutama dalam pemilihan umum (Pemilu), adalah mustahil. Sebaliknya, agama harus turun tangan dalam politik untuk membawa ajaran adiluhung dan moralitasnya.

Pandangan sekularitas yang memisahkan agama dari politik tidak sesuai untuk Indonesia. Politik yang penuh intrik membutuhkan intervensi agama. Agama mengajarkan kejujuran, amanah, kecerdasan, dan berbicara dengan baik. Oleh karena itu, keterlibatan agama dalam politik bukan hanya pada prosedur formal, tetapi pada implementasi nilai-nilai moral.

Moderasi Beragama dalam Pemilu:

Penghormatan:

Politik kesalingan, di mana saling menghormati dan tidak merendahkan pilihan politik orang lain. Menghormati pilihan politik sebagai bentuk penghormatan kepada keragaman masyarakat. Tidak menyebarluaskan pandangan ekstrem atau berlebihan.

Kejujuran:

Menghindari perbedaan antara perkataan dan tindakan dalam komunikasi politik. Transparansi dan keterbukaan dalam penyelenggaraan pemilu. Menangkal misinformasi dengan literasi digital dan berpikir kritis.

Tanggung Jawab:

Tanggung jawab penyelenggara Pemilu untuk menjalankan tahapan dengan demokratis dan berkualitas. Tanggung jawab partai politik dan calon untuk menjalankan amanah secara akuntabel. Partisipasi aktif rakyat setelah pemilu dalam membangun akuntabilitas.

Moderasi beragama dalam Pemilu 2024 bukan hanya tentang prosedur formal, tetapi tentang implementasi nilai-nilai moral agama dalam praktik politik. Gus Dur mengingatkan kita bahwa yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis ke depan harus mencerminkan moderasi sebagai upaya mewujudkan pemilu yang berkeadilan

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Politik Damai: Jalan Menuju Kehidupan yang Harmonis

21 November 2024 - 08:56 WIB

Politik dan Kemanusiaan dalam Pilkada Serentak

19 November 2024 - 11:09 WIB

Membangun Kehidupan Berbangsa Melalui Toleransi dan Keadilan

30 Oktober 2024 - 06:13 WIB

Radikalisme dan Upaya Pembentukan Desa Siaga sebagai Benteng Keamanan Nasional

30 Oktober 2024 - 05:55 WIB

Menilik Sejarah Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

26 Oktober 2024 - 05:18 WIB

Radikalisme dan Tantangan yang Dihadapi Negara

26 Oktober 2024 - 05:06 WIB

Trending di Kontra Narasi