Oleh: Amrullah
Setiap individu secara universal memiliki aspirasi yang ingin segera terwujud, namun keinginan tersebut sering kali disampaikan melalui doa yang disertai dengan usaha untuk mencapainya, kemudian diserahkan kepada Tuhan sebagai pencipta segalanya atau disebut dengan tawakal. Doa-doa yang berasal dari ajaran Rasulullah telah terbukti mampu memberikan ketenangan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Doa menjadi langkah awal dalam meminta keberkahan dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Bahkan dalam membangun keluarga Muslim yang ideal, doa menjadi elemen penting untuk mewujudkan harapan akan rumah tangga yang harmonis. Langkah awal dalam membangun fondasi keluarga Muslim yang kokoh adalah dengan memilih pasangan hidup yang taat kepada ajaran agama, dan memohon bantuan serta petunjuk Allah dalam proses tersebut.
Dalam hal rezeki berupa makanan dan minuman, Nabi Muhammad saw. mengajarkan untuk mengucapkan doa yang terbaik sebelum dan setelah mengonsumsinya. Meskipun memiliki kemampuan luar biasa untuk hidup sederhana tanpa tergoda oleh kenikmatan dan kemewahan makanan, beliau tidak pernah mendorong sikap kikir atau menolak nikmat-nikmat yang halal. Sebaliknya, Nabi Muhammad saw. mengajarkan untuk menjaga nikmat-nikmat Allah dengan cara menghargainya, bersyukur atasnya, dan tidak mengabaikannya. Ini menegaskan pentingnya sikap syukur dan penghargaan terhadap nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah, sambil tetap menjalani kehidupan yang sederhana dan terarah menuju ketakwaan. Beliau memberikan nasihat, “Apabila seseorang diantara kalian makan, hendaklah dia menyebut nama Allah di awal, jika dia lupa menyebut nama Allah di awal, maka hendaklah ia mengucapkannya بِسْمِ اللّهِ أَوَّلَهُ وَاَخِرَهُ”.
Para nabi, ketika mereka meminta perlindungan kepada Allah, mereka dapat menghindarkan kesulitan dari orang-orang kafir melalui doa yang menjadi sarana rutin bagi mereka. Dalam satu riwayat, Rasulullah melakukan ritual sebelum tidur di mana beliau menyatukan kedua telapak tangannya, meniupkan napas ke dalamnya, dan membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kemudian, beliau mengusapkan kedua tangan tersebut ke seluruh tubuhnya sejauh yang dapat dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian tubuh yang terdepan, tindakan tersebut dilakukan sebanyak tiga kali. Dengan demikian, doa kepada Tuhan Yang Maha Tinggi tetaplah penting, karena Dia sebagai pemberi sebab memiliki kekuatan untuk bertindak sesuai kehendak-Nya dan juga memiliki kemampuan untuk menghapusnya tanpa jejak jika Dia menghendaki.
Buku ini mengilustrasikan jalur yang dapat kita tempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah, yaitu melalui praktik zikir dan doa yang terinspirasi oleh perilaku Nabi Muhammad saw. sendiri. Dengan pendekatan ini, pembaca dapat meraih dua manfaat sekaligus. Pertama, pembaca diberikan arahan tentang bagaimana melakukan dzikir dan doa dengan baik. Kedua, pembaca diperkenalkan pada konteks di balik ucapan dan tindakan Nabi dalam menghidupi kehidupan dengan doa dan zikir, sehingga memungkinkan pembaca untuk lebih memahami karakter Agung Nabi secara mendalam. Melalui karya yang indah ini, pembaca akan diperkenalkan pada rincian doa dan dzikir yang seringkali dibaca rutin namun tidak selalu dipahami secara menyeluruh maknanya serta latar belakangnya. Syekh al-Ghazali membedah serangkaian doa dan zikir ini melalui narasi yang mengalir, akrab, dan mendalam, sehingga membantu pembaca untuk memahami dengan lebih baik esensi dari praktik doa dan dzikir tersebut.
Judul : Ketika Rasul Berdoa
Penulis : Syekh Muhammad al-Ghazali
Penerbit : Qaf
Cetakan : 2024
Tebal : 322 halaman
ISBN : 978-623-6219-69-0
*Amrullah, lahir di Gapura Barat Gapura Sumenep Madura, Guru di SMP NU Sumenep.