Oleh: Ahmad Fuadi Akbar
Indonesia, negara yang kaya akan keberagaman budaya, suku, dan agama, memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga persatuan dan perdamaian di tengah ancaman radikalisme dan terorisme. Dalam menghadapi ancaman tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memegang peranan krusial sebagai garda terdepan dalam menjaga kedamaian dan melindungi nilai-nilai Pancasila.
BNPT dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 dengan tujuan untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan serta strategi penanggulangan terorisme di Indonesia. Sebagaimana disebutkan dalam laman resminya, BNPT bertanggung jawab untuk “merumuskan kebijakan, strategi, dan program nasional di bidang penanggulangan terorisme serta mengkoordinasikan implementasinya di lapangan.”
Salah satu peran utama BNPT adalah melakukan deradikalisasi, yaitu upaya untuk mengubah pemahaman dan perilaku radikal menjadi lebih moderat dan toleran. Dalam hal ini, BNPT bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti lembaga keagamaan, akademisi, dan masyarakat sipil, untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan menangkal paham-paham radikal yang dapat memicu tindakan terorisme.
“Deradikalisasi merupakan upaya untuk mengembalikan pelaku terorisme ke jalan yang benar, sehingga mereka dapat kembali menjadi bagian dari masyarakat dan hidup dengan damai,” ujar Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Boy Rafli Amar, dalam sebuah wawancara dengan Antara News (2022).
Selain deradikalisasi, BNPT juga berperan dalam pencegahan dan pemberantasan terorisme melalui operasi intelijen, penegakan hukum, dan kerjasama internasional. BNPT bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, seperti Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Intelijen Negara (BIN), untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku terorisme serta memutus jaringan pendanaan dan penyebaran ideologi radikal.
“Kami terus berupaya untuk memutus mata rantai terorisme, mulai dari pencegahan, deradikalisasi, hingga penegakan hukum bagi pelaku terorisme,” kata Kepala BNPT dalam sebuah keterangan pers (2023).
Dalam menjalankan tugasnya, BNPT juga mengedepankan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, dan perdamaian.
“Penanggulangan terorisme bukan hanya tanggung jawab BNPT, melainkan tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mohammad Mahfud MD, dalam sebuah pidato (2021).
Dalam pidato terbaru pada Rapat Kerja Nasional BNPT pada 19-20 Februari 2024, Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme di era digital. Ia menyatakan, “Penyebaran paham radikal melalui media sosial dan internet menjadi tantangan baru yang harus kita hadapi. BNPT berkomitmen untuk meningkatkan literasi digital masyarakat dan melakukan pembinaan secara daring dalam upaya mencegah penyebaran ideologi radikal.”
Kepala BNPT juga menyoroti keberhasilan BNPT dalam mengungkap dan menggagalkan serangkaian rencana aksi terorisme di Indonesia sepanjang tahun 2023. Berdasarkan data terbaru dari BNPT, sebanyak 37 kelompok terduga teroris telah diringkus dan 142 orang telah ditangkap dalam operasi penegakan hukum yang dilakukan bersama dengan aparat keamanan lainnya.
“Keberhasilan ini menunjukkan komitmen nyata BNPT dalam menjaga keamanan dan kedamaian di Indonesia. Namun, ancaman terorisme masih terus mengintai, sehingga kita tidak boleh lengah dan harus terus meningkatkan kewaspadaan,” tegas kepala BNPT.
Dengan menguatkan peran BNPT sebagai garda terdepan dalam menjaga perdamaian di Indonesia, kita dapat terus menjaga keutuhan dan persatuan bangsa, serta melindungi nilai-nilai Pancasila dari ancaman radikalisme dan terorisme. Melalui kerjasama dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, Indonesia dapat menjadi negara yang aman, damai, dan toleran bagi semua warga negara.