Oleh:Amrullah
Membahas setiap ayat Al-Qur’an dengan pendekatan spiritual akan menimbulkan kekaguman yang mendalam terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu yang menguatkan iman. Kajian bayani spiritual mengamati fenomena yang luar biasa atau supernatural yang tidak terjangkau oleh akal budi, disampaikan dengan argumen-argumen dalil dan dipahami melalui proses penalaran. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjadi objek kajian bayani spiritual terdapat pada Surah Al-Baqarah ayat 259-260. Ayat 259 menceritakan tentang Nabi Uzer yang dituhankan oleh kaum Yahudi.
Secara ringkas, banyak bangunan tua yang runtuh, dan Nabi Uzer merenung dalam hatinya, “Jika Allah SWT menghidupkan kembali yang telah mati, apakah yang tampak seperti ini akan dibangkitkan kembali?” Kemudian Allah membiarkan beliau tertidur selama seratus tahun, atau sekitar satu abad, dan membangunkannya kembali. Ketika beliau bangun, melihat keledainya yang mati tinggal tulang belulang, tetapi makanannya masih utuh dan tidak basi. Saat ditanya berapa lama beliau tidur, Nabi Uzer menjawab mungkin sehari. Allah kemudian menjelaskan bahwa beliau sebenarnya telah tidur selama satu abad. Allah swt. Kemudian menunjukkan pada nabi Uzer bahwa khimarnya yang tinggal tulang belulang perlahan-lahan menyatu kembali, dagingnya tumbuh lagi, dan hidup kembali. Nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya adalah bahwa Allah adalah segalanya, dan kita harus meyakini bahwa bahkan hal-hal yang mustahil bisa terjadi jika Allah menghendakinya.
Nilai-nilai spiritual dalam surah an-Naml menginspirasi pemahaman yang mendalam tentang iman, terutama melalui komunikasi Nabi Sulaiman dengan makhluk gaib seperti binatang dan jin. Salah satu contoh kunci adalah interaksi Nabi Sulaiman dengan burung hud-hud, yang menyampaikan informasi penting mengenai adanya penguasa perempuan di wilayah jauh yang menyembah matahari, yaitu Ratu Bilqis. Nabi Sulaiman kemudian mengirimkan surat kepada Ratu Bilqis, mengundangnya untuk tunduk dan mengikuti petunjuk ilahi.
Dalam kajian bayani spiritual, fokus utama adalah pada analisis hal-hal yang tidak biasa atau fenomenal yang melampaui pemahaman rasional, menggunakan dalil-dalil dan penalaran untuk memahami fenomena tersebut. Sebaliknya, kajian irfani spiritual menekankan pencarian kebenaran melalui pendekatan perasaan, dengan referensi yang bisa sangat luas, mencakup al-Qur’an, hadis, ilham, pengalaman spiritual, dan hikmah tasyri’. Tujuan dari kajian irfani adalah untuk memperdalam ketaatan kepada Allah Swt., sehingga praktik ibadah dapat menjadi bagian yang melekat dalam diri seseorang dan memperkaya kualitas spiritualnya.
Titik fokus kajian irfani spiritual adalah untuk meneguhkan hati dan perasaan agar selaras dengan frekuensi ilahi Allah Swt. Dalam konteks ini, penting bagi manusia untuk menyadari bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, di mana pun mereka berada, terdapat makhluk Allah Swt. yang ghaib atau tidak tampak secara kasat mata, seperti jin dan malaikat, yang aktivitasnya sangat luar biasa dan sering disebutkan dalam al-Qur’an. Untuk melindungi diri dari berbagai gangguan, zikir menjadi salah satu amalan yang dapat memberikan keamanan dan perlindungan spiritual.
Buku ini berfokus pada kajian bayani dan irfani spiritual, mencakup analisis terhadap sekitar 22 surah dan sejumlah hadis. Kajian ini terutama menyoroti ayat-ayat yang mengungkapkan rahasia kekuatan gaib yang wajib diyakini oleh umat yang bertauhid. Dalam kajian irfani, perhatian khusus diberikan pada aspek spiritualitas terkait thaharah (bersuci), shalat, puasa, dan zikir, termasuk keutamaan surah al-Fatihah, surah al-Isra’, Asmaul Husna, zikir da’im, dan wirid setelah shalat. Tujuan dari kajian ini adalah untuk meningkatkan kualitas ibadah dengan membangkitkan perasaan dan hati pembaca, sehingga mereka dapat merasakan secara mendalam nikmat ketaatan kepada Allah Swt.
Judul : Kuliah Solusi Spiritual Al-Qur’an
Penulis : Ahmad Zahro
Penerbit : Qaf Media
Cetakan : 2018
Tebal : 218 halaman
ISBN : 978-623-6219-43-0
*Amrullah, lahir di Gapura Barat Gapura Sumenep Madura, Alumni IAIN Madura.