Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Bagaimana Perempuan Haid Dapat Pahala di Bulan Ramadan? Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Ruang Seni · 16 Jun 2024 06:40 WIB ·

Mengenal Aneka Tradisi Perayaan Tahun Baru Islam di Jawa Timur


 Mengenal Aneka Tradisi Perayaan Tahun Baru Islam di Jawa Timur Perbesar

Oleh: Ibnu Abbas 

Indonesia sebagai negara yang kaya akan tradisi dan budaya selalu memiliki hal unik di setiap momentum peringatan hari besar. Tidak terkecuali di setiap peringatan hari besar Islam. Seperti momen pergantian tahun baru berdasarkan kalender Islam dari 1445 ke 1446 Hijriyah.

Di Jawa Timur sendiri, momen tahunan ini diselenggarakan dengan meriah dan penuh suka cita. Bahkan memiliki istilah sendiri yakni malam satu suro, atau malam tanggal 1 Muharram. Istilah satu suro ini tentu bukan buatan sendiri, melainkan merujuk kepada penyebutan lain bulan Muharram, yaitu Asyura.

Berikut ini ragam tradisi perayaan Tahun Baru Islam di Jawa Timur

  1. Pawai Obor

Umumnya, pawai obor tak hanya diselenggarakan oleh masyarakat Jawa Timur dalam menyambut tahun baru Islam. Sejumlah daerah lain di Indonesia juga ada yang melakukan hal sama. Pawai obor dimaksudkan sebagai ungkapan kebahagiaan masyarakat dengan menunjukkan kekompakan. Mereka berkumpul, membawa obor sambil menyusuri jalan kampung.

  1. Ledug Suro

Tradisi Ledug Suro adalah proses menyambut tahun baru Islam yang berasal dari Magetan, Jawa Timur. Kegiatannya berupa membunyikan kentongan serta  letusan mercon yang dipercaya sebagai bentuk tolak bala dan doa agar terhindar dari marabahaya di tahun baru.

  1. Kirab Budaya

Kirab budaya adalah tradisi perayaan tahun baru umat muslim yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Seperti namanya, masyarakat akan melakukan arak-arakan budaya lokal. Biasanya dilakukan pada malam hari.

  1. Tajhin Sora

Di Madura ada satu tradisi unik yang berbeda dari daerah lain di Jawa Timur. Masyarakat Madura mengungkapkan rasa syukur akan datangnya tahun baru Islam itu dengan membuat masakan berupa bubur. Bubur yang dibuat sedikit berbeda dari biasanya. Yakni bubur kuah santan dibaluri toping telur, parutan kelapa goreng dan pastinya sambal.

Dinamakan tajhin Sora, karena merujuk pada nama bulan. Tajhin adalah bahasa Madura dari bubur. Kemudian Sora berasal dari kata Asyuro atau Suro dalam bahasa Jawa.

  1. Ter-Ater

Masih soal Madura, tradisi ter-ater ini sebenarnya satu kesatuan dengan Tajhin Sora. Tajhin Sora adalah jenis kulinernya, sementara ter-ater adalah pekerjaannya. Ter-ater adalah sebuah pemberian atau hadiah berupa Tajhin Sora yang diberikan kepada sanak famili, tetangga dan kolega terdekat dengan cara diantar sendiri ke rumahnya masing-masing.

Hal ini merupakan bentuk kepedulian sosial antar sesama. Selain itu juga dalam rangka menjaga hubungan baik dengan keluarga, tetangga dan kerabat dekat melalui media ter-ater Tajhin Sora.

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kenali 6 Macam-Macam Tradisi Maulid Nabi di Pulau Jawa

14 September 2024 - 19:13 WIB

Kisah Santri Joinan Rokok dengan Kiainya

30 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Kisah Santri Miskin Naik Haji karena Taati Guru

30 Agustus 2024 - 22:39 WIB

Tampil Sambut Tamu Kehormatan di Event Internasional, Yuk Intip Makna Perdamaian dalam Tari Sintung di Kabupaten Sumenep Madura

24 Juni 2024 - 12:03 WIB

SESAK

25 Mei 2024 - 22:10 WIB

Lelaki yang Setia Mencintai Gelombang

24 Mei 2024 - 22:22 WIB

Trending di Ruang Seni