Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Damai Pedia · 17 Des 2022 14:48 WIB ·

Menelisik Kembali Potensi Tanah Jawa-Sunda


 Menelisik Kembali Potensi Tanah Jawa-Sunda Perbesar

Oleh     : Abdul Warits*

Judul                : Sunda Abad Ke-19      

Penulis             : Hawe Setiawan    

Penerbit          : Cantrik Pustaka     

Cetakan           : Maret, 2019

Tebal               : 242 Halaman

ISBN                : 978-602-0708-23-2

Sejarah adalah pelajaran paling bernilai untuk dikenang, diingat, dan direfleksikan kembali. Sejarah akan membuka kembali pengetahuan kita menjadi lebih berwawasan luas untuk mengembangkan segala hal apapun. Karenanya, dalam buku ini diungkapkan potensi tanah Sunda melalui penelitian seorang tokoh bernama Junghuhn.

Buku ini adalah penelitian yang dilakukan oleh penulisnya  dengan mengangkat tokoh Junghuhn sebagai salah satu tokoh berpengaruh di pulau Jawa dan Sumatera, terutama di daerah Priangan, kawasan pegunungan yang sering tampak elok dalam gambar, tapi kerap terasa pahit dalam sejarah (hal. 20). Berkat penjelajahan dan peninggalan Junghuhn segala potensi tanah sunda berhasil “ditelanjangi” dengan intim dengan beragam potensi di dalamnya.  

Junghuhn adalah ilmuwan belanda yang berhasil menjelajahi, menulis, juga menggambar tentang Hindia Timur. Ia menjelajahi dataran tinggi di Sumatera dan Jawa, membuat catatan tentang lanskapnya, membuat peta topografi, dan membuat gambar ilustrasi (hal.40). Tak ayal, jika ia dikenal sebagai pendaki dan peneliti gunung merapi di pulau Jawa yang paling terkenal sehingga mendapatkan gelar “humbold van Java” (hal. 45).

Selain itu, beberapa ilmuwan lainnya memberikan gelar kepada Franz Junghuhn sebagai dokternya alam (nature’s physician). Keunikannya dalam meneliti alam dibuktikan dengan gambar atau ilustrasi yang berhasil diciptakannya dan analisisnya benar benar menjadi kenyataan. Junghuhn telah berhasil mengamati segala jenis bebatuan, tumbuhan, binatang, udara, keindahan, dan bertemu banyak orang dengan budayanya selama dalam penjelahannya.

Setelah itu, ia merenungkan, meresapi, mencatat, menggambar, difoto, dan ditulis sebab musababnya, proses pembentukannya, kandungan mineralnya, manusianya, peninggalan budayanya. Dan hingga kini penemuan penelitiannya layak menjadi sebuah sejarah yang tidak boleh dilupakan begitu saja oleh masyarakat Indonesia. Patutlah untuk diapresiasi dalam mengembangkan kualitas tanah Indonesia menjadi lebih produktif.

Berdasarkan kepada penjelajahannya dalam meneliti alam  bahwa iklim di daerah tropis dipengaruhi oleh ketinggian tempat sehingga tingkat kesuburannya sangat maksimal untuk ditanami berbagai macam tumbuhan. Ia tidak hanya menghasilkan anggapan-anggapan. Akan tetapi, ia menguji segala anggapannya dengan beberapa ilustrasi yang bisa dipercaya untuk melihat sejarah masa silam bumi Jawa.

 Junghuhn membagi iklim di daerah tropis ke dalam empat tingkatan yaitu daerah panas cocok untuk ditanami padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa dan cokelat. Sedangkan di daerah sedang cocok untuk ditanami padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran. Sementara, di daerah sejuk cocok ditanami teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran. Di daerah dingin tidak baik untuk tanaman budidaya. Karena sejarah pada masa lalu bisa saja menjadi wawasan untuk mengembangkan bumi nusantara sesuai dengan potensinya masing-masing.  

Buku ini menjadi sebuah tafsir sejarah atas llustrasi Junghuhn di daerah Sunda pada abad ke-19. Kekayaan penelitian di dalamnya bisa dibuktikan secara rasional mengunakan data-data dan gambar sehingga menjadi solusi paling ampuh mengembangkan potensi Sunda yang lama terpendam.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Puluhan Santri Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Ikuti Wisuda Sekolah Media

25 November 2024 - 15:38 WIB

Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Annuqayah Studi Lapangan ke Rumah Sakit Jiwa, Dekan: Merawat Orang Lain Perbuatan Mulia

23 November 2024 - 10:03 WIB

Santriwati Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Raih 3 Kejuaraan Lomba di Event Pamekasan Bilingual Course

6 November 2024 - 12:42 WIB

Meriahkan Harlah Pesantren dan Hari Santri 2024, Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi Gemakan Sholawat Bareng Nyai Nur Laila

4 November 2024 - 21:53 WIB

Usung Tema Nyambhung Sokma, Haul Akbar Masyayikh Annuqayah Diikuti Ribuan Alumni dan Masyarakat

3 November 2024 - 17:39 WIB

Jelang Pilkada 2024, Ribuan Warga NU Doakan Keselamatan dan Kedamaian Sumenep

31 Oktober 2024 - 21:12 WIB

Trending di Damai Pedia