Oleh: Citra Sukma Ningsih
Manusia lahir di sebuah keluarga yang tidak bisa memilih apakah lahir di dalam keluarga harmonis atau broken home karena sebuah keluarga akan membentuk karakter seseorang ke depannya. Jika sebuah keluarga memperhatikan perkembangan sang anak dan memberikan nilai- nilai baik untuk ditanamkan dan diserap dengan baik oleh anak-anaknya maka keterampilan bersosial dan beradab anak tersebut menjadi lebih baik.
Lingkungan salah satu hal yang sangat penting bagi perkembangan karena sangat memengaruhi karakter seseorang. Sama halnya di dalam lingkungan pesantren yang sudah terkenal dengan tempat yang cocok untuk menempa diri baik dalam segi keilmuan ataupun karakter namun akhir akhir ini menjadi tempat bullying sampai korban yang turut menjadi santri tersebut tewas akibat bully an tersebut.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan bermacam macam seperti ras, suku, agama, budaya, bahasa dan lain sebagainya yang menjadi symbol dan aset bangsa Indonesia. Akan tetapi dari kekayaan tersebut muncul tantangan diskriminasi bahkan tindakan bullying oleh pihak pihak tertentu karena merasa dirinya/kelompoknya paling benar atau lain sebagainya yang mampu membuat orang lain minder atau takut menghadapinya.
Bullying merupakan istilah yang tidak asing, yakni tindakan menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis hingga merasa tertekan, trauma dan tak berdaya. Pelaku bullying sering disebut dengan istilah bully. Pelaku bullying ini tidak mengenal jenis kelamin maupun usia.
Bullying merupakan perilaku agresif yang mengandung unsur negatif, yang sering terjadi di lingkungan pendidikan khususnya pesantren, dan dilakukan pada teman yan dianggap lemah atau santri junior. Bullying adalah masalah umum yang bisa terjadi di semua lembaga pendidikan tak terkecuali di pesantren. Bullying dalam pesantren terjadi dalam bentuk fisik, verbal dan sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bullying di pesantren terjadi dalam bentuk fisik, verbal, sosial yang bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Akibat dari tindakan bullying tersebut berdampak terhadap psikologis santri sehingga korban menjadi tidak percaya diri, merasa dikucilkan dan memiliki rasa trauma yang berkepanjangan.
Kejadian tersebut mengundang pertanyaan bagaimana dampak bullying terhadap psikologi santri. Dan perilaku bullying berdasarkan data KPAI pada tahun 2024 terdapat 87 kasus tentang bullying. Perilaku bullying di antaranya berupa ancaman fisik seperti memukul, menendang, mendorong, atau dalam bentuk verbal seperti mencela, mengejek, mengintimidasi dan mengisolasi seseorang.perilaku bullying.