Oleh : Abdul Warits*
Mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang beradab adalah impian semua kalangan. Ini bisa terjadi jika manusia hidup bersama dalam suatu negara yang penuh dengan egalitarianisme dan berkeadilan sosial. Karenanya, demokrasi adalah pemahaman yang harus dirawat apalagi di negara Indonesia. Walaupun, bagi Abu A’la Al-Maududi demokrasi yang bermakna kedaulatan di tangan rakyat justru berpotensi mengakibatkan kehidupan masyarakat tidak tertata, karena masing-masing cenderung berbuat sekehendak hati atas nama kebebasan (hal. 06)
Buku ini menghadirkan pentingnya relasi masyarakat dan negara dalam membentuk harmonisasi dalam kehidupan kesehariannya sehingga bisa menyadari peran dan tugasnya masing-masing. Peran masyarakat dalam bernegara sangatlah penting. Selain karena manusia mempunyai kesadaran hidup berkelompok, menurut Al-Farobi juga karena didasarkan pada potensi dasar manusia. Menurutnya, setidaknya manusia mempunyai empat potensi yang dalam istilah Al-Farobi disebut dengan istilah keutamaan (al-fada’il) yaitu keutaman teoritis, keutamaan berpikir, keutamaan akhlak, dan keutamaan berkreasi (hal. 163)
Konsep Al-Farabi dalam membentuk negara ideal bisa diamati dari gagasannya menepiskan bentuk negara kapitalisme dan sosialisme komunis (hal. 253). Ini terlihat dari filsafatnya yang lebih menekankan pemberdayaan manusia dalam suatu negara sesuai dengan spesialisasi dan kemampuan masing-masing individu. Warga negara harus rela berkorban untuk kepentingan bersama untuk kepentingan negara. Dengan kata lain, saling membantu dan bekerja sama bukan hanya antar warga negara tetapi juga antara negara dan warganya.
Demokrasi Indonesia kini hanya “setengah mati” atau hukum yang hanya tajam ke masyarakat bawah tumpul ke atas (pemerintah). Ini yang mengundang carut marut dan perdebatan panjang yang tidak kunjung usai. Seharusnya konsep demokrasi merupakan pengejawantahan warga negara yang setara yang memiliki status sama dalam mengakses kekuasaan sehingga dapat mempengaruhi pembentukan undang-undang serta berpartisipasi dalam kehidupan politik yang bersifat publik (hal. 243)
Buku ini ingin mengembalikan kita pada sejarah masa lalu yang dikorelasikan untuk menjawab problematika masa kini. Piagam Madinah adalah salah satu peristiwa yang mengilhami banyak tokoh, termasuk pemikiran politik Al-Farabi tentang Al-madinah Al-Fadilah yaitu terciptanya masyarakat yang mengetehaui kebenaran dan berusaha menegakkannya dalam bentuk kerja sama dengan negara untuk membangun kesejahteraan bersama. Maka dari itu, menurut Al-Farabi, negara yang baik adalah negara yang dipimpin oleh para pengusung kebajikan yang tidak berpikir tentang materi semata seperti nabi dan filsuf.
Identitas Buku
Judul : The Ideal State
Penulis : Moh. Asy’ari Muthhar
Penerbit : Diva Pres (IRCiSOD )
Cetakan : Desember, 2018
Tebal : 408 halaman
ISBN : 978-602-7696-49-5