Oleh: Tsabit Habibi
Kiai Musa Musthafa dalam kitabnya ini menceritakan kisah seorang santri yang joinan rokok dengan kiainya. Dikisahkan, pada suatu malam saat pesantren mati lampu, Kiai Abdul Fattah (sang pengasuh pesantren) sedang duduk santai sendirian di depan teras pesantren sambil menghisap sebatang rokok.
Tak disangka, tiba-tiba ada salah satu santrinya yang mendekati beliau seraya berkata:
“Kang, bagi rokoknya, dong. Satu sedotan saja!” ucap sang santri yang mengira bahwa Kiai Abdul Fattah adalah kawan akrabnya.
Tanpa berpikir panjang, Kiai Abdul Fattah pun segera memberikan sisa rokoknya pada santri tersebut. Setelah rokok tersebut diberikan, sang santri pun lekas menghisap rokok tersebut dengan santainya. Namun saat ia mulai menghisap rokok, pancaran bara rokoknya itu sedikit mengeluarkan cahaya.
Akhirnya terlihat jelas sosok di hadapannya itu adalah Kiai Abdul Fatah, bukan kawannya. Sang santri lantas lari terbirit-birit dalam keadaan masih mengapit sisa rokok itu di tangannya. Melihat tingkah lucu santrinya yang lari terbirit-birit, Kiai Abdul Fatah tidak marah, namun hanya berkata:
“Hei santri, kembalikan rokokku!” ujar Kiai Abdul Fatah.