Oleh: Tsabit Habibi
Saat ini, bermunculan pihak-pihak yang menyerang para Habaib atau keturunan Nabi Muhammad SAW, dengan menuding Rasulullah SAW keturunannya telah terputus, para Habaib itu adalah Habib palsu, dan sebagainya. Ternyata serangan dan fitnah kepada para Habaib itu bukan hal yang baru.
Pada tahun 1983, ada peristiwa terdasyat atas fitnah yang ditujukan kepada para Habib atau cucu Nabi Muhammad SAW itu, yaitu sebuah tudingan yang dilontarkan oleh ketua MUI saat itu KH Hasan Basri (1920 – 1998). Tudingan itu dimuat di surat kabar Harian Terbit yang dengan terang-terangan menyudutkan posisi para Habib khususnya di Indonesia.Tudingan keji tersebut menimbulkan reaks kerasi dari Ulama, Habaib dan umat Islam.
Peristiwa tersebut boleh dikatakan petistiwa terdahsyat atas fitnah yang ditujukan kepada para Habaib sampai memakan waktu lebih dari dua tahun peristiwa tersebut masih hangat diperbincangkan. Merespon tudingan itu, Alhabib Muhammad Al Habsy Kwitang (saat itu beliau sedang sakit) memerintahkan Alhabib Nauval bin Jindan untuk membela kehormatan anak cucu Rasulullah SAW.
Alhabib Nauval bin Jindan kemudian dari panggung ke panggung berceramah menjelaskan kepada umat bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW tidak akan terputus sampai hari kiamat. Selain AlHabib Nauval, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kemudian mendengar kegaduhan ini dan hadir di Pon Pes AlFachriyah di Cileduk sekitar tahun 1994.
Kedatangan cucu hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari ini untuk memberi dukungan kepada para Habaib termasuk AlHabib Nauval bin Salim bin Jindan yang sedang menentang pimpinan MUI KH Hasan Basri yang tidak mengakui adanya turunan Nabi. Gus Dur kemudian berinisiatif untuk menunjukkan pembelaannya kepada para Habaib atau keturunan Nabi Muhammad SAW.
Dihadapan para Habaib dan ribuan jamaah yang hadir, Gus Dur dengan tegas mengatakan, “Hanya orang bodoh yang mengatakan batu permata di bilang batu koral dan yang paling bodoh batu permata kok dihargakan batu kerikil, mereka para cucunya Rasulullah SAW datang ke negeri ini merupakan karunia Tuhan yang terbesar dan hanya orang yang Kufur nikmat kalau tidak mau mensyukurinya,”
Sejak pembelaan Gus Dur diucapkan dan diviralkan, seketika kegaduhan hilang dan Para Habib di Indonesia merasa bersyukur kehormatannya dibela oleh Gus Dur.