Santrikeren.id-Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMI) Jawa Timur Baijuri menyampaikan empat hal yang menjadikan seorang pemimpin berwibawa dan berkarisma.
“Pertama, seorang pemimpin harus memiliki iman yang kokoh, spritualitasnya terjaga, sebagai pertanggungjawaban kepada Tuhan yang telah menciptakannya,” katanya saat sambutan dalam kegiatan Tadarus Kaderisasi, Sabtu (6/4/2024).
Selain itu pula, lanjut Baijuri, ia memiliki keyakinan bahwaa setiap perkara yang terjadi di dunia ada keterlibatan Tuhan di dalamnya. Maka dari itu, sambungnya, seorang pemimpin haru tersambung dengan Tuhan-Nya.
“Seperti yang diajarkan di PMII, dalam Tri Mottonya, berdzikir sebelum berpikir,” ujarnya.
Baijuri kemudian melanjutkan, pada urutan yang kedua, seorang pemimpin harus memiliki intelektualitas yang tinggi, menguasai beberapa disiplin keilmuan.
“Kita akan dihormati, apabila keilmuan kita dapat dipertanggungjawabkan. Dibutuhkan oleh para anggota dan kader-kader kita, sehingga penting untuk terus meningkatkan intelektual agar lebih mapan,” jelasnya.
Sementara itu, terang Baijuri, keturunan juga mempengaruhi, seperti keturunan para kiai. Oleh sebab itulah, Baijuri menyampaikan, perlunya bagi kita memperhatikan kader-kader keturunan seorang kiai agar mau bergabung dengan PMII.
“Bagian dari memperlebar jangkauan, putra-putri kiai baik di pesantren atau di kampung, setidaknya dapat dikader oleh kita. Sebagai investasi sosial ke depannya,” katanya.
Sedangkan yang terakhir, menurut mantan Ketua Cabang PMII Jember ini menyimpulkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kekayaan yang mapan.
“Setidaknya dengan modal tersebut, nantinya dapat membantu berjalannya kegiatan-kegiatan dan proses kaderisasi di organisasi. Biasanya, ia akan juga dihormati,” pungkasnya.