Menu

Mode Gelap
Santri: Bukan Hanya Cadangan Pesantren, Tetapi Juga Cadangan Pemerintah Cyberbullying: Ancaman Tersembunyi Di Era Digital Mengenal Peran Duta Damai Santri Jawa Timur Blokagung Bersholawat Berhasil Kobarkan Semangat Para Santri

Suara Santri · 31 Mei 2024 18:06 WIB ·

Kecemasan di Era Digital: dari Fear of Missing Out sampai Cuberbullying


 Kecemasan di Era Digital: dari Fear of Missing Out sampai Cuberbullying Perbesar

Oleh: Bahrul

Era digital telah mengubah banyak aspek kehidupan kita secara signifikan, termasuk bagaimana kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan berpikir. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam cara kita mengakses informasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun, perubahan ini juga membawa dampak psikologis yang signifikan. Artikel ini akan membahas beberapa aspek utama pengaruh psikologi di era digital.

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang. Platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memungkinkan kita untuk terhubung dengan teman dan keluarga, berbagi momen penting, dan mendapatkan informasi terkini. Namun, media sosial juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental. Beberapa pengaruh yang sering diamati meliputi:

Pertama, FOMO (Fear of Missing Out) sebuah perasaan takut ketinggalan informasi atau acara penting seringkali diperparah oleh media sosial, yang dapat menyebabkan kecemasan dan stres. Kedua, depresi dan kecemasan, di mana paparan terus-menerus terhadap konten yang menunjukkan kehidupan sempurna orang lain dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Ketiga, cyberbullying, media sosial menjadi rumah sakit jiwa, juga menjadi tempat di mana perundungan siber bisa terjadi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental korban.

Kemudian lahirlah perubahan cara berpikir orang-orang dan model memproses informasi. Uniknya, teknologi digital tidak hanya memberikan informasi-informasi baik, tetapi juga buruk. Di antara dampak era gitil adalah: atensi terpecah akibat kemudahan akses ke berbagai informasi dan hiburan juga mengakibatkan perhatian yang terpecah dan kesulitan untuk fokus dalam jangka waktu yang lama. Juga kebiasaan membaca sekilas di layar perangkat digital dapat mengurangi kemampuan kita untuk membaca dan memahami teks yang lebih panjang dan kompleks.

Pada saat bersamaan, kemajuan teknologi juga telah menciptakan fenomena ketergantungan pada perangkat digital. Beberapa aspek dari ketergantungan ini termasuk: pertama, adiksi internet dan gaming, yang mana penggunaan internet dan permainan daring secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan hidup dan menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Kedua, nomophobia, Rasa takut berlebihan ketika tidak dapat mengakses ponsel atau perangkat digital lainnya.

Pengaruh psikologi di era digital adalah kompleks dan beragam. Sementara kemajuan teknologi menawarkan banyak manfaat, termasuk akses informasi dan dukungan kesehatan mental, mereka juga membawa tantangan signifikan bagi kesejahteraan psikologis. Penting bagi kita untuk memahami dampak-dampak ini dan mencari keseimbangan dalam penggunaan teknologi untuk memaksimalkan manfaatnya sambil meminimalkan dampak negatifnya. Melalui pendekatan yang bijak dan sadar, kita dapat memanfaatkan era digital untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.

Teknologi digital memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan cepat dan mudah melalui pesan teks, email, dan panggilan video. Ini memfasilitasi komunikasi yang lebih efisien, terutama bagi mereka yang berada di lokasi yang berbeda. Ketergantungan pada komunikasi digital dapat mengurangi frekuensi dan kualitas interaksi tatap muka, yang penting untuk membangun hubungan yang mendalam dan berarti. Interaksi langsung memungkinkan kita untuk membaca isyarat nonverbal dan membangun empati dengan lebih baik.

Tak menutup kemungkinan bahwa era digital membuka dunia baru, di antaranya adanya paparan terhadap kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna di media sosial dapat memicu perasaan cemburu dan rendah diri, yang dapat merusak hubungan interpersonal. Perbandingan sosial ini seringkali tidak realistis karena orang cenderung hanya membagikan momen-momen terbaik mereka.

Sementara teknologi digital menawarkan banyak keuntungan dalam hal kemudahan komunikasi dan akses ke dukungan, ia juga membawa tantangan yang signifikan bagi hubungan interpersonal. Penting bagi kita untuk menyadari dampak-dampak ini dan berupaya menemukan keseimbangan dalam penggunaan teknologi, sehingga kita dapat memanfaatkan manfaatnya tanpa mengorbankan kualitas hubungan interpersonal kita. Melalui pendekatan yang bijak dan penuh kesadaran, kita dapat membangun dan mempertahankan hubungan yang kuat dan bermakna di era digital ini.

Kecemasan di era digital adalah fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari informasi yang berlebihan hingga cyberbullying. Meskipun teknologi digital membawa banyak manfaat, penting bagi kita untuk mengelola penggunaannya secara bijaksana untuk menjaga kesehatan mental. Dengan memahami penyebab kecemasan dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasinya, kita dapat menciptakan keseimbangan yang sehat antara kehidupan digital dan kesejahteraan psikologis.

Artikel ini telah dibaca 38 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mewujudkan Demokrasi Sehat Melalui Pilkada Serentak

23 November 2024 - 08:59 WIB

Santri Sebagai Pilar Perdamaian di Dunia Perpolitikan

21 November 2024 - 09:10 WIB

Bahaya Politik dan Pertumpahan Darah, Bagaimana Solusinya?

19 November 2024 - 11:42 WIB

macam-macam darah wanita

Peran Santri dalam Membangun Generasi Emas Indonesia

17 November 2024 - 12:42 WIB

Dari Keraguan ke Keyakinan: Menemukan 7 Rahasia Kekuatan Pribadi dalam Diri

16 November 2024 - 10:11 WIB

Menakar Efektivitas Pemberdayaan Sistem Koperasi dalam Program “Solusi Nelayan”

11 November 2024 - 14:43 WIB

Trending di Suara Santri